Untuksetiap n bilangan asli, buktikan bahwa 1 + 3 + 5 + ..+ (2n-1) =n^2. Pernyataan Majemuk; Logika Matematika; ALJABAR; Matematika; Share. Cek video lainnya. Sukses nggak pernah instan. Latihan topik lain, yuk! Matematika; Fisika; Kimia; 12. SMAPeluang Wajib; Kekongruen dan Kesebangunan; Statistika Inferensia;
Contoh-contoh soal induksi matematika 1. Soal Buktikan bahwa 2n > n + 20 untuk setiap bilangan bulat n ≥ 5. Penyelesaian i Basis induksi Untuk n = 5, kita peroleh 25 > 5 + 20 adalah suatu pernyataan yang benar. ii Langkah induksi Misalkan bahwa 2k > k + 20 adalah benar. Sekarang kita peroleh 2k+1 = > 2k + 20 = 2k + 40 > k + 1 + 20 iii Konklusi Maka disimpulkan bahwa 2n > n + 20 adalah benar untuk n ≥ 5. 2. Soal Buktikan bahwa semua bilangan berbentuk 7n – 2n dapat dibagi oleh 5 untuk setiap n bilangan asli. Penyelesaian i Basis induksi Pernyataan yang akan dibuktikan adalah Pn 7n – 2n dapat dibagi 5. P1 bernilai benar sebab 71 – 21 = 5. ii Langkah induksi Dengan asumsi ini kita akan menyelidiki kebenaran pernyataan Pn+1. Untuk itu kita perhatikan bahwa 7n+1 – 2n+1 = – + – = 7[7n – 2n] + = 75m + m ϵ N asumsi Pn benar n = 57m + 2 Karena 7m + 2n bilangan asli, maka dari kesamaan terakhir kita dapat menyimpulkan bahwa 7n+1 – 2n+1 dapat dibagi dengan 5. iii Konklusi Dengan kata lain, pernyataan Pn+1 adalah benar. Dengan demikian, bilangan berbentuk 7n – 2n dapat dibagi oleh 5 untuk setiap n bilangan asli. A. Prinsip Induksi Matematika Sederhana dasar 1. Soal Gunakan induksi matematik untuk membuktikan bahwa jumlah n buah bilangan ganjil positif pertama adalah n2. Penyelesaian i Basis induksi Untuk n = 1, jumlah satu buah bilangan ganjil positif pertama adalah 12 = 1. Ini benar karena jumlah satu buah bilangan ganjil positif pertama adalah 1. ii Langkah induksi Seandainya pn untuk pernyataan 1 + 3 + 5 + … + 2n – 1 = n2 adalah benar hipotesis induksi [catat bahwa bilangan ganjil positif ke-n adalah 2n – 1]. Kita harus memperlihatkan bahwa 1 + 3 + 5 + … + 2n – 1 + 2n + 1 = n + 12 juga benar. Hal ini dapat kita tunjukkan sebagai berikut 1 + 3 + 5 + … + 2n – 1 + 2n + 1 = [1 + 3 + 5 + … + 2n – 1] + 2n + 1 2 = n + 2n + 1 = n2 + 2n + 1 = n + 12 iii Konklusi Karena langkah basis dan langkah induksi keduanya telah terbukti benar, maka jumlah n buah bilangan ganjil positif pertama adalah n2. 2. Soal Tunjukkan bahwa 1 + 2 + 3 + … + n = ½ n n + 1, untuk semua n bilangan asli. Penyelesaian i Basis induksi Pertama-tama kita buktikan bahwa Pn 1 + 2 + 3 + … + n = ½ n n + 1 adalah benar. Dengan demikian P1 adalah 1 = ½ . 1.1+1, dan untuk P2 adalah 1 + 2 = ½ .2.2+1 dan seterusnya. ii Langkah induksi Untuk membuktikan pernyataan itu, perhatikan bahwa P1 adalah benar. Kemudian asumsikan bahwa Pn 1 + 2 + 3 + … + n = ½ n n + 1 adalah benar, dan kita harus membuktikan bahwa Pn+1 adalah benar. Untuk ini, kita tambahkan kedua ruas pernyataan Pn dengan n + 1 dan diperoleh 1 + 2 + 3 + … + n + n + 1 = ½ nn + 1 + n + 1 = ½ [nn + 1 + 2n + 1] = ½ n2 + 3n + 2 = ½ n + 1 n + 2 = ½ n + 1 [n + 1 + 1] iii Konklusi Dari sini kita peroleh bahwa Pn+1 adalah benar. Hal ini menunjukkan bahwa pernyataan Pn 1 + 2 + 3 + … + n = ½ n n + 1 adalah benar untuk setiap n bilangan asli. B. Prinsip Induksi Matematika yang Dirampatkan 1. Soal Untuk semua bilangan bulat tidak negatif n, buktikan dengan induksi matematika bahwa 20 + 21 + 22 + … + 2n = 2n+1 – 1 Penyelesaian i Basis induksi Untuk n = 0 bilangan bulat tidak negatif pertama, kita peroleh 20 = 20+1 – 1. Hasil tersebut jelas benar, karena 20 = 1 = 20+1 – 1 = 21 – 1 =2–1 =1 ii Langkah induksi Seandainya pn untuk pernyataan 20 + 21 + 22 + … + 2n = 2n+1 – 1 adalah benar hipotesis induksi. Kita harus menunjukkan bahwa pn +1 juga benar, yaitu 20 + 21 + 22 + … + 2n + 2n+1 = 2n+1 + 1 – 1 juga benar. Hal ini dapat kita buktikan sebagai berikut 20 + 21 + 22 + … + 2n + 2n+1 = 20 + 21 + 22 + … + 2n + 2n+1 = 2n+1 – 1 + 2n+1 hipotesis induksi = 2n+1 + 2n+1 – 1 = 2 . 2n+1 – 1 = 2n+2 – 1 = 2n+1 + 1 – 1 iii Konklusi Karena langkah pertama dan kedua, keduanya telah dibuktikan benar, maka untuk semua bilangan bulat tidak-negatif n, terbukti bahwa 20 + 21 + 22 + … + 2n = 2n+1 – 1 2. Soal Tunjukkan bahwa setiap segitiga tidak sama sisi dapat dibagi menjadi n n ≥ 4 segitiga samakaki Penyelesaian i Basis induksi Kita nyatakan pn sebagai “setiap segitiga tidak sama sisi dapat dibagi menjadi n n ≥ 4 segitiga samakaki”. Jika n = 4, maka kita cukup menarik garis tinggi dari salah satu sudut sehingga garis tinggi tersebut berpotongan dengan sisi di hadapan sudut tersebut bukan pada perpanjangannya, sehingga kita membagi segitiga tersebut menjadi dua segitiga siku-siku, sedangkan setiap segitiga siku-siku itu dapat kita bagi menjadi dua buah segitiga samakaki, sehingga pada akhirnya kita membagi segitiga tersebut menjadi empat segitiga samakaki. Jadi p4 benar. ii Langkah induksi Sekarang asumsikan untuk suatu m ϵ N, m ≥ 4, pm adalah benar. Akan ditunjukkan bahwa pm + 1 juga benar. Misalkan segitiga yang akan dibagi adalah segitiga ABC dan panjang sisi-sisi segitiga tersebut adalah a, b, c, di mana a ≤ b ≤ c. Karena segitiga ABC tidak samasisi maka kita bisa memilih dua sisi yang tidak sama panjang, misalkan sisi-sisi tersebut iii adalah a dan c. Sekarang kita bagi segitiga ABC menjadi segitiga samakaki DCB dan segitiga DCA, dimana D terletak pada sisi AB, dan BC = BD. Sekarang berdasarkan asumsi induksi, segitiga DCA dapat dibagi menjadi m buah segitiga samakaki karena DCA bukan segitiga samasisi. Konklusi Sehingga kita dapat menarik kesimpulan dari langkah induksi di atas bahwa segitiga ABC dapat dibagi menjadi m + 1 buah segitiga samakaki. Berdasarkan hasil tersebut maka pn benar untuk semua m ϵ N, m ≥ 4. C. Prinsip Induksi Matematika Kuat 1. Soal Tunjukkan bahwa setiap bilangan bulat yang lebih besar dari 1 dapat dituliskan sebagai hasil kali bilangan-bilangan prima. Penyelesaian i Basis induksi pn = proposisi “setiap bilangan bulat yang lebih besar dari 1 dapat dituliskan sebagai hasil kali bilangan-bilangan prima”. Dimisalkan p2, bernilai benar, karena 2 adalah hasil kali dari satu bilangan prima, dirinya sendiri. ii Langkah induksi Asumsikan pj benar untuk semua bilangan bulat j, 1 1 berlaku identitas Fn+m = Fn–1 Fm + Fn Fm+1 Penyelesaian i Basis induksi Kita umpamakan untuk m = 1, maka Fn+1 = Fn–1 + Fn = Fn–1 F1 + Fn F2 adalah benar untuk sembarang nilai n. Sedangkan untuk m = 2, maka Fn+2 = Fn+1 + Fn = Fn–1 + 2Fn = Fn–1 F2 + Fn F3 adalah juga bernilai benar untuk sembarang nilai n. ii Langkah induksi sekarang kita asumsikan bahwa identitas berlaku untuk semua m ≤ k, untuk semua k ϵ N, k > 1. Maka, Fn+k+1 = Fn+k + Fn+k–1 = Fn–1 Fk + Fn Fk+1 + Fn–1 Fk–1 + Fn Fk = Fn–1 Fk + Fk–1 + Fn Fk+1 + Fk = Fn–1 Fk+1 + Fn Fk+2 yang berarti identitas juga berlaku untuk m = k +1. Berdasarkan prinsip induksi kuat, identitas berlaku untuk sebarang nilai m, n ϵ N, n > 1. iii Konklusi Dari persoalan yang baru saja kita selesaikan, terdapat suatu hal yang menarik dimana terdapat lebih dari satu parameter dalam proposisi. Sangat membingungkan, tapi perhatikan bahwa dalam identitas tersebut, kedua parameter m dan n muncul secara simetri, yang berarti kita bebas memilih salah satu dari keduanya untuk dijadikan parameter induksi. D. Prinsip Induksi Matematika Berjeda Tak-satu 1. Soal Buktikan dengan induksi matematika bahwa semua bilangan berbentuk x = 11 … 1n n adalah jumlah pengulangan angka 1, misalnya n = 4 maka x = 1111 pasti kongruen dengan 0mod 11 atau 1mod 11. [misalnya 111 ≡ 1mod 11 dan 111111 ≡ 0mod 11]. Penyelesaian i Basis induksi Kita akan menggunakan prinsip induksi matematika berjeda taksatu sebanyak 2 kali secara terpisah namun dengan pn yang sama. Nyatakan pn sebagai “bilangan 11 …1n kongruen dengan 0mod 11 atau 1mod 11”. Di sini kita akan membuktikan dua pernyataan Jika n bilangan ganjil positif, maka 11 …1n ≡ 1mod 11. Jika n bilangan genap positif, maka 11 …1n ≡ 0mod 11. P1 benar karena 1 ≡ 1mod 11. Jadi kita memiliki basis untuk pernyataan i. P2 juga benar karena 11 ≡ 0mod 11, jadi kita memiliki basis untuk pernyataan ii. ii Langkah induksi Sekarang asumsikan bahwa untuk suatu m ϵ N, Pa + 2m – 1 benar. Akan ditunjukkan bahwa Pa + 2m juga benar. Perhatikan bahwa 11 …1a+2m = 100 x 11 …1a+2m-1 + 11 ≡ 11 …1a+2m-1 mod 11 Karena 100 ≡ 1mod 11 dan 11 ≡ 0mod 11. Jadi, jika 11 …1a+2m-1 ≡ 0mod 11, maka 11 …1a+2m ≡ 0mod 11. Begitu pula jika 11 …1a+2m-1 ≡ 1mod 11, maka 11 …1a+2m ≡ 1mod 11. Jadi terbukti jika Pa + 2m – 1 benar , maka Pa + 2m juga benar. iii Konklusi Dengan menyulihkan a =1, maka berdasarkan prinsip induksi matematika berjeda tak-satu, pernyataan i kita terbukti, dan dengan menyulihkan a = 2, maka berdasarkan prinsip induksi matematika berjeda taksatu, pernyataan ii kita terbukti. Karena kita telah membuktikan untuk semua bilangan ganjil dan semua bilangan genap Pn benar, maka kita simpulkan Pn benar untuk semua n ϵ N. E. Prinsip Aturan Rapi 1. Soal Sebuah bilangan bulat n dikatakan baik jika kita dapat menuliskan n sebagai a1 + a2 + …+ ak = n dimana a1 + a2 + …+ ak adalah bilangan bulat positif tidak harus berbeda sehingga Diketahui bahwa seluruh bilangan bulat dari 33 hingga 73 adalah baik, tunjukkan bahwa setiap bilangan bulat lebih besar dari 32 adalah baik. Penyelesaian i Basis induksi Sebuah bilangan bulat kita katakan buruk jika tidak baik. Apa yang ingin kita buktikan adalah tidak ada bilangan buruk yang lebih besar dari 32. Untuk membentuk kontradiksi, andaikan himpunan S dengan elemen bilanganbilangan buruk lebih besar dari 32 adalah tidak kosong. Berdasarkan prinsip induksi rapi ini, himpunan ini memiliki elemen terkecil, katakanlah m. Dengan informasi yang diberikan, kita ketahui bahwa m ≥ 74. ii Langkah induksi Sekarang andaikan m genap. Misalkan p = . Kita punya p ≥ 33, dan karena m adalah elemen terkecil di S, dan p < m, maka p adalah bilangan baik. Jadi terdapat a1, a2, …, ak sehingga a1 + a2 + …+ ak = p dan . Perhatikan bahwa 4 + 4 + 2a1 + 2a2 + …+ 2ak = m, dan , yang berarti m adalah bilangan baik, kontradiksi dengan asumsi semula. Dengan cara serupa, kita bisa mencapai kontradiksi yang sama jika m ganjil. Kali ini dengan mengambil p = , menggunakan fakta bahwa serta 3 + 6 + 2a1 + 2a2 + …+ 2ak = m. iii Konklusi Jadi kedua kasus membawa kita pada kontradiksi, sehingga kita simpulkan S adalah himpunan kosong, yang berarti semua bilangan bulat lebih besar daripada 32 adalah baik. F. Prinsip Induksi Matematika Bekerja Mundur 1. Soal Untuk semua n ϵ N, tunjukkan ketaksamaan berikut selalu berlaku √ √ √ √ Penyelesaian √ i Basis induksi Mungkin kita akan langsung terpikirkan untuk menggunakan prinsip induksi dasar dan menggunakan parameter induksi n dalam menyelesaikan soal ini. Tapi kalaupun kita telah mengetahui bahwa √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ , kita tidak dapat menyimpulkan apa-apa tentang , Disini terlihat bahwa pemilihan n sebagai parameter induksi tidak membawa hasil yang diharapkan. Alih-alih membuktikan ketaksamaan di atas, kita akan membuktikan ketaksamaan yang lebih umum. ii Langkah induksi Kita akan membuktikan bahwa ketidaksamaan √ √ √ √ , berlaku untuk C dengan prinsip induksi matematika bekerja terbalik. Kali ini kita akan membuktikan bahwa ketaksamaan berlaku untuk m = n lalu mundur hingga ke m = 2. Untuk m = n, ketidaksamaan jelas berlaku karena √ . Sekarang kita asumsikan untuk suatu k ϵ N, k < n, ketidaksamaan berlaku untuk m = k + 1, yaitu √ √ √ √ √ √ √ √ , maka √ . Jadi ketaksamaan juga berlaku untuk m = k. iii Konklusi Berdasarkan prinsip induksi matematika bekerja mundur kita dapat menyimpulkan ketidaksamaan berlaku untuk semua m ϵ N, m ≥ 2. G. Prinsip Induksi Matematika Bentuk Umum 1. Soal Tinjau runtunan nilai yang didefinisikan sebagai berikut S1,1 = 5, dan untuk semua pasangan bilangan bulat positif m,n, kecuali 1,1 didefinisikan Sm,n = { }, Buktikan dengan induksi matematika bahwa untuk semua pasangan bilangan bulat positif m,n, Sm,n = 2m + n + 1. Penyelesaian i Basis induksi Nyatakan Pm,n sebagai pernyataan “untuk suatu pasangan bilangan bulat positif m,n, Sm,n = 2m + n + 1”. Sebagai basis induksi kita punya 1,1 adalah elemen terkecil dalam himpunan pasangan bilangan bulat positif , dan kita juga punya S1,1 = 21 + 1 + 1 = 5. Jadi Pm,n benar. ii Langkah induksi Sekarang kita asumsikan untuk semua m’,n’ < m,n, Pm’,n’ benar. Akan ditunjukkan bahwa Pm,n juga benar. Kita bagi ke dalam dua kasus Jika n = 1, maka sesuai definisi kita punya Sm,n = Sm-1,n + 2. Karena m + 1,n < m,n, maka Sm-1,n = 2m – 1 + n + 1. Jadi Sm,n = 2m – 1 + n + 1 = 2m + n + 1. Dalam kasus ini Pm,n terbukti benar. Jika n ≠ 1, maka sesuai definisi kita punya Sm,n = Sm,n-1 + 2. Karena m,n – 1 < m,n, maka Sm,n-1 = 2m + n – 1 + 1. Jadi Sm,n = 2m + n – 1 + 1 = 2m + n + 1. Dalam kasus ini Pm,n juga terbukti benar. iii Konklusi Dalam kedua kasus di atas, kita telah tunjukkan bahwa Pm,n benar, yang berarti Pm,n benar untuk semua pasangan bilangan bulat positif m,n. Latihan soal Gunakan induksi matematika untuk membuktikan persamaan berikut ini benar untuk setiap bilangan asli n. 1. + + + … + nn + 1 = 2. 11! + 22! + … + nn! = n + 1! – 1 3. 12 – 22 + 32 … + -1n+1n2 = Gunakan induksi matematika untuk membuktikan pertidaksamaan berikut ini 4. 2n + 1 ≤ 2n, untuk n = 3, 4, … 5. 1 + xn ≥ 1 + nx, untuk x ≥ -1 dan n = 1, 2, … Gunakan induksi matematika untuk membuktikan pernyataan berikut ini 6. 11n – 6 habis dibagi 5, untuk n = 1, 2, … 7. habis dibagi 4, untuk n = 1, 2, …
Buktikanbahwa Pn: 1^2 + 2^2 + 3^2 + + n^2 = n (n+1) (2n+1)/6 adalah benar untuk semua n >= 1. Penerapan Induksi Matematika. Induksi Matematika. ALJABAR. Matematika.
• Barisan dan Deret-Buktikan bahwa 1 + 3 + 5 + ... + 2n - 1 = n²PEMBAHASAN Step I , buktikan bahwa n = 1 benar !n² = 2n - 11² = 21 - 1 1 = 1n = 1 benar ! Step II , asumsikan bahwa n = k benar !1 + 3 + 5 + ... + 2k - 1 = k²Step III , buktikan bahwa n = k + 1 benar !1 + 3 + 5 + ... + 2k - 1 + 2k + 1 - 1 = k + 1²dengan meningat asumsi , diperoleh k² + 2k + 2 - 1 = k + 1² k² + 2k + 1 = k + 1² k + 1² = k + 1²t e r b u k t i•••-AL
- Ас ուλαгω χէξ
- ቢснаνθ դоցюψիфах
- Пиሮужիծፑ щузоւ
- Υдጊ свуպօሏеկፀ иሧосрюсв
- Жиց ቆоሯебኡτоփ шθφ
Teksvideo. pada soal buktikan bahwa 3 + 7 + 11 + sampai 4 n dikurang 1 = n * 2 N + 1 untuk setiap n adalah asli di sini kita dapat menggunakan induksi matematika kita ketahui bahwa di sini 4 - 1 merupakan rumus suku ke-n yaitu 4 - 1 kemudian kita gunakan induksi matematika yang pertama adalah untuk N = 1 maka jika untuk N = 1 kita masukkan ke rumus UN kita dapatkan usah punya harus 3 hari di
Kelas 11 SMAInduksi MatematikaPenerapan Induksi MatematikaDengan induksi matematika, buktikan bahwa 1+3+5+7+...+2n-1 = n^2 berlaku untuk setiap n bilangan Induksi MatematikaInduksi MatematikaALJABARMatematikaRekomendasi video solusi lainnya0314Nilai sigma n=2 21 5n-6 = ...0252Buktikan bahwa 3 + 7 + 11 + ... + 4n-1 = n2n + 1 untu...0356Notasi sigma yang ekuivalen dengan sigma k=1 10 2k^2+8k+...0224Buktikan bahwa 2^2n-1 habis dibagi 3 untuk semua bilang...Teks videountuk melakukan pembuktian induksi matematika terdapat langkah-langkah berikut ini jika PPN merupakan pernyataan Nya maka pertama kita buktikan bahwa benar untuk N = 1 lalu kita asumsikan PN benar untuk n = k dan kita buktikan PN akan benar juga untuk n = k + 1 jika p k benar maka p k + 1 benar untuk X lebih besar sama dengan n sekarang kita lihat bahwa ini merupakan pernyataan nya untuk N = 1 kita lihat bahwa ini adalah s n dan 2 n min 1 ini adalah UN 1 akan = 1 maka kita untuk N = 1 di langkah pertama kita tinggal substitusikan satu ini ke 2 n min 1 = n kuadrat kita gantian dengan angka 1 menjadi 2 dikali 1 dikurang 1 = 1 kuadrat 2 dikurang 1 = 11 = 1, maka ini benar sekarang untuk Langkah kedua kita asumsikan bahwa PN benar untuk n = k p n nya adalah 13 + 5 + 7 + titik-titik + 2 n min 1 = N kuadrat untuk n = k kita ganti n nya menjadi 1 + 3 + 5 + 7 + titik-titik + 2 k min 1 = k kuadrat kita asumsikan bahwa ini benar maka untuk langkah ke-3 n = k + 1 sekarang kita memiliki 1 + 3 + 5 + 7 + titik-titik titik di 2 k min 1 Karena sekarang n = k + 1 maka dari itu kita akan menambahkan satu suku di belakang sehingga 2 k min 1 ini akan menjadi suku sebelumnya disini ditambah 2 kakaknya diganti jadi k + 1 dikurang 1 = disini k + 1 kuadrat lalu kita lihat dari Langkah kedua tadi kita sudah memiliki bahwa ini adalah k kuadrat sehingga dapat kita tulis di sini ka kwarda ditambah dengan 2 x + 1 dikurang 1 = X + 1 kuadrat Sekarang kita akan membuktikan bahwa ruas kiri akan sama dengan ruas kanan kita proses luas kirinya menjadi kuadrat ditambah 2 nya kita kalikan kedalam menjadi Plus Kakak + 2 min 1 = k kuadrat + 2 k + 1 lalu kita faktorkan k kuadrat + 2 k + 1 menjadi Cu + 1 dikali x + 1 = x + 1 * x + 1 adalah k + 1 kuadrat sekarang dapat kita lihat bahwa di ruas kanan pun k + 1 kuadrat maka dengan ruas kiri sama dengan ruas kanan ini sudah terbukti inilah jawabannya sampai jumpa di pembahasan soal selanjutnyaSukses nggak pernah instan. Latihan topik lain, yuk!12 SMAPeluang WajibKekongruenan dan KesebangunanStatistika InferensiaDimensi TigaStatistika WajibLimit Fungsi TrigonometriTurunan Fungsi Trigonometri11 SMABarisanLimit FungsiTurunanIntegralPersamaan Lingkaran dan Irisan Dua LingkaranIntegral TentuIntegral ParsialInduksi MatematikaProgram LinearMatriksTransformasiFungsi TrigonometriPersamaan TrigonometriIrisan KerucutPolinomial10 SMAFungsiTrigonometriSkalar dan vektor serta operasi aljabar vektorLogika MatematikaPersamaan Dan Pertidaksamaan Linear Satu Variabel WajibPertidaksamaan Rasional Dan Irasional Satu VariabelSistem Persamaan Linear Tiga VariabelSistem Pertidaksamaan Dua VariabelSistem Persamaan Linier Dua VariabelSistem Pertidaksamaan Linier Dua VariabelGrafik, Persamaan, Dan Pertidaksamaan Eksponen Dan Logaritma9 SMPTransformasi GeometriKesebangunan dan KongruensiBangun Ruang Sisi LengkungBilangan Berpangkat Dan Bentuk AkarPersamaan KuadratFungsi Kuadrat8 SMPTeorema PhytagorasLingkaranGaris Singgung LingkaranBangun Ruang Sisi DatarPeluangPola Bilangan Dan Barisan BilanganKoordinat CartesiusRelasi Dan FungsiPersamaan Garis LurusSistem Persamaan Linear Dua Variabel Spldv7 SMPPerbandinganAritmetika Sosial Aplikasi AljabarSudut dan Garis SejajarSegi EmpatSegitigaStatistikaBilangan Bulat Dan PecahanHimpunanOperasi Dan Faktorisasi Bentuk AljabarPersamaan Dan Pertidaksamaan Linear Satu Variabel6 SDBangun RuangStatistika 6Sistem KoordinatBilangan BulatLingkaran5 SDBangun RuangPengumpulan dan Penyajian DataOperasi Bilangan PecahanKecepatan Dan DebitSkalaPerpangkatan Dan Akar4 SDAproksimasi / PembulatanBangun DatarStatistikaPengukuran SudutBilangan RomawiPecahanKPK Dan FPB12 SMATeori Relativitas KhususKonsep dan Fenomena KuantumTeknologi DigitalInti AtomSumber-Sumber EnergiRangkaian Arus SearahListrik Statis ElektrostatikaMedan MagnetInduksi ElektromagnetikRangkaian Arus Bolak BalikRadiasi Elektromagnetik11 SMAHukum TermodinamikaCiri-Ciri Gelombang MekanikGelombang Berjalan dan Gelombang StasionerGelombang BunyiGelombang CahayaAlat-Alat OptikGejala Pemanasan GlobalAlternatif SolusiKeseimbangan Dan Dinamika RotasiElastisitas Dan Hukum HookeFluida StatikFluida DinamikSuhu, Kalor Dan Perpindahan KalorTeori Kinetik Gas10 SMAHukum NewtonHukum Newton Tentang GravitasiUsaha Kerja Dan EnergiMomentum dan ImpulsGetaran HarmonisHakikat Fisika Dan Prosedur IlmiahPengukuranVektorGerak LurusGerak ParabolaGerak Melingkar9 SMPKelistrikan, Kemagnetan dan Pemanfaatannya dalam Produk TeknologiProduk TeknologiSifat BahanKelistrikan Dan Teknologi Listrik Di Lingkungan8 SMPTekananCahayaGetaran dan GelombangGerak Dan GayaPesawat Sederhana7 SMPTata SuryaObjek Ilmu Pengetahuan Alam Dan PengamatannyaZat Dan KarakteristiknyaSuhu Dan KalorEnergiFisika Geografi12 SMAStruktur, Tata Nama, Sifat, Isomer, Identifikasi, dan Kegunaan SenyawaBenzena dan TurunannyaStruktur, Tata Nama, Sifat, Penggunaan, dan Penggolongan MakromolekulSifat Koligatif LarutanReaksi Redoks Dan Sel ElektrokimiaKimia Unsur11 SMAAsam dan BasaKesetimbangan Ion dan pH Larutan GaramLarutan PenyanggaTitrasiKesetimbangan Larutan KspSistem KoloidKimia TerapanSenyawa HidrokarbonMinyak BumiTermokimiaLaju ReaksiKesetimbangan Kimia Dan Pergeseran Kesetimbangan10 SMALarutan Elektrolit dan Larutan Non-ElektrolitReaksi Reduksi dan Oksidasi serta Tata Nama SenyawaHukum-Hukum Dasar Kimia dan StoikiometriMetode Ilmiah, Hakikat Ilmu Kimia, Keselamatan dan Keamanan Kimia di Laboratorium, serta Peran Kimia dalam KehidupanStruktur Atom Dan Tabel PeriodikIkatan Kimia, Bentuk Molekul, Dan Interaksi Antarmolekul
Kerjakansoal-soal latihan dalam Buku Statistika untuk Penelitian karangan Sugiono halaman 208 nomor 1-3 (soal terlampir). 1) Apakah yang dimaksud dengan pengujian
Kelas 11 SMAInduksi MatematikaPenerapan Induksi MatematikaPenerapan Induksi MatematikaInduksi MatematikaALJABARMatematikaRekomendasi video solusi lainnya0314Nilai sigma n=2 21 5n-6 = ...0252Buktikan bahwa 3 + 7 + 11 + ... + 4n-1 = n2n + 1 untu...0356Notasi sigma yang ekuivalen dengan sigma k=1 10 2k^2+8k+...0224Buktikan bahwa 2^2n-1 habis dibagi 3 untuk semua bilang...Teks videoHalo friend pada soal ini kita akan menggunakan induksi matematika untuk membuktikan pernyataan yang diberikan karena di sini tidak diberikan batasan nilai m yang bisa kita pandang saja berarti di sini untuk anaknya yang lebih dari = 1 dengan n adalah bilangan asli membuktikan suatu pernyataan menggunakan induksi matematika kita akan menggunakan tiga langkah dalam pembuktian nya yang mana untuk langkah pertama kita membuktikan bahwa untuk n yang paling awalnya pernyataannya ini terbukti berarti untuk yang n lebih dari sama dengan 1 berarti awalnya adalah 1. Maka pada langkah yang pertama kita akan membuktikan pernyataannya ini benar untuk N = 1 langkah yang kedua kita akan memisahkan untuk n =Pernyataannya juga benar lalu untuk langkah yang ketiga menggunakan langkah yang kedua kita akan membuktikan untuk n = x + 1 bawah nah pertama untuk N = 1. Kalau di sini yang di ruas kiri nya berarti yang ini hanya kita ganti 1 maka kita akan per 2 dikurang satu kita peroleh 1 kuadrat yang hasilnya adalah 1 karena 1 kuadrat adalah suku yang pertamanya pada deret ini berarti katakan pada N = 1 deretnya memiliki satu suku saja hasilnya kita peroleh adalah satu untuk yang di ruas kiri dan di ruas kanan ya kita ganti dengan satu Kita kan punya 1 per 3 dikali 2 dikurang 1 x 2 + 1 yang mana Ini hasilnya adalah 1 dan Ini hasilnyamaka kita dapatkan hasilnya juga = 1 berarti karena di ruas kiri dan di ruas kanan sama-sama 1 maka bisa kita simpulkan terbukti untuk N = 1 bahwa pernyataannya ini benar untuk langkah yang kedua kita misalkan untuk n = k bahwa ini benar pernyataan kita ganti setiap yang ada disini semuanya dengan K maka kita peroleh pernyataan atau rumus yang seperti ini selanjutnya untuk yang ketiga kita akan membuktikan bahwa untuk n = x + 1 pernyataan atau rumusnya ini juga Benar berarti setiap tahunnya kita ganti dengan ditambah 1 karena yang di ruas kiri ini menunjukkan suatu deret yang mana tentunya kalau n = k maka banyak suku pada deret nya adalaharti kalau n y = x + 1 maka banyak sukunya adalah x + 1 bentuk ini kita jabarkan lagi untuk yang sebelum kuka ditambah satunya Berarti sebelumnya karena di sini x + 1 sebelumnya berarti adalah sehingga bentuk yang ada di sini juga bisa kita Tuliskan atau Gambarkan seperti ini dari langkah yang kedua karena bentuk ini kita sudah punya rumusnya yang sudah kita misalkan benar ini sama dengan bentuk yang diluaskan kita ganti dengan bentuk yang kita punya di Langkah kedua kita kita tulis seperti ini sesuai Langkah kedua dan yang di sini duanya kita kan satu persatu ke dalam kurung lalu kita perhatikan 2 x + 2 dikurang 1 berarti 2 x + 1 yang mana 2 x + 1 kuadrat jika kitaTuliskan 2 x + 1 x 2 x + 1 Nah karena di sini sama-sama punya 2 k ditambah 1 Setiap suku penjumlahannya berarti 2 ditambah satunya bisa kita keluarkan keluar kurung jadi bisa kita Tuliskan seperti ini selanjutnya karena kita punya di sini 1/3 berarti kita samakan penyebutnya yang ini kita jadikan pecahan juga yang penyebutnya adalah 3 yang mana artinya disini kita jadikan 3 dikalikan 2 x ditambah 1 per 3 berarti untuk 1 Persija yang bisa kita keluarkan keluar kurung jadi bisa kita punya bentuknya seperti ini lalu kah kita kalikan 1 per 1 dalam kurung Begitu juga dengan 3 nya 6 k kita peroleh hasilnya adalah 5 K 2 kdi 2 x + 3 * x + 1 jadi bisa kita Tuliskan seperti ini untuk sifat pada perkalian kita ketahui ada sifat komutatif yang mana urutan perkaliannya bisa kita ubah sehingga bisa kita Tuliskan juga suka yang mana 2 k ditambah 1 nya sama seperti yang di sini kita ubah saja menjadi bentuk 2 x + 2 dikurang 1 atau menjadi 2 * x + 11 lalu untuk 2 x + 3 bisa kita Tuliskan menjadi 2 x + 2 + 1 yang mana Kalau duanya kita keluarkan keluar kurung 2 dikali x + 1 + 1 sehingga kita akan punya bentuknya seperti ini yang mana kita lihat ini sama seperti bentuk yang di ruasjadi bisa kita simpulkan untuk n = x + 1 bahwa pernyataan ini juga benar jadi bisa kita simpulkan terbukti pernyataannya ini untuk n yang lebih dari = 1 dan n adalah bilangan asli menggunakan cara induksi matematika demikian untuk soal ini dan sampai jumpa di soal berikutSukses nggak pernah instan. Latihan topik lain, yuk!12 SMAPeluang WajibKekongruenan dan KesebangunanStatistika InferensiaDimensi TigaStatistika WajibLimit Fungsi TrigonometriTurunan Fungsi Trigonometri11 SMABarisanLimit FungsiTurunanIntegralPersamaan Lingkaran dan Irisan Dua LingkaranIntegral TentuIntegral ParsialInduksi MatematikaProgram LinearMatriksTransformasiFungsi TrigonometriPersamaan TrigonometriIrisan KerucutPolinomial10 SMAFungsiTrigonometriSkalar dan vektor serta operasi aljabar vektorLogika MatematikaPersamaan Dan Pertidaksamaan Linear Satu Variabel WajibPertidaksamaan Rasional Dan Irasional Satu VariabelSistem Persamaan Linear Tiga VariabelSistem Pertidaksamaan Dua VariabelSistem Persamaan Linier Dua VariabelSistem Pertidaksamaan Linier Dua VariabelGrafik, Persamaan, Dan Pertidaksamaan Eksponen Dan Logaritma9 SMPTransformasi GeometriKesebangunan dan KongruensiBangun Ruang Sisi LengkungBilangan Berpangkat Dan Bentuk AkarPersamaan KuadratFungsi Kuadrat8 SMPTeorema PhytagorasLingkaranGaris Singgung LingkaranBangun Ruang Sisi DatarPeluangPola Bilangan Dan Barisan BilanganKoordinat CartesiusRelasi Dan FungsiPersamaan Garis LurusSistem Persamaan Linear Dua Variabel Spldv7 SMPPerbandinganAritmetika Sosial Aplikasi AljabarSudut dan Garis SejajarSegi EmpatSegitigaStatistikaBilangan Bulat Dan PecahanHimpunanOperasi Dan Faktorisasi Bentuk AljabarPersamaan Dan Pertidaksamaan Linear Satu Variabel6 SDBangun RuangStatistika 6Sistem KoordinatBilangan BulatLingkaran5 SDBangun RuangPengumpulan dan Penyajian DataOperasi Bilangan PecahanKecepatan Dan DebitSkalaPerpangkatan Dan Akar4 SDAproksimasi / PembulatanBangun DatarStatistikaPengukuran SudutBilangan RomawiPecahanKPK Dan FPB12 SMATeori Relativitas KhususKonsep dan Fenomena KuantumTeknologi DigitalInti AtomSumber-Sumber EnergiRangkaian Arus SearahListrik Statis ElektrostatikaMedan MagnetInduksi ElektromagnetikRangkaian Arus Bolak BalikRadiasi Elektromagnetik11 SMAHukum TermodinamikaCiri-Ciri Gelombang MekanikGelombang Berjalan dan Gelombang StasionerGelombang BunyiGelombang CahayaAlat-Alat OptikGejala Pemanasan GlobalAlternatif SolusiKeseimbangan Dan Dinamika RotasiElastisitas Dan Hukum HookeFluida StatikFluida DinamikSuhu, Kalor Dan Perpindahan KalorTeori Kinetik Gas10 SMAHukum NewtonHukum Newton Tentang GravitasiUsaha Kerja Dan EnergiMomentum dan ImpulsGetaran HarmonisHakikat Fisika Dan Prosedur IlmiahPengukuranVektorGerak LurusGerak ParabolaGerak Melingkar9 SMPKelistrikan, Kemagnetan dan Pemanfaatannya dalam Produk TeknologiProduk TeknologiSifat BahanKelistrikan Dan Teknologi Listrik Di Lingkungan8 SMPTekananCahayaGetaran dan GelombangGerak Dan GayaPesawat Sederhana7 SMPTata SuryaObjek Ilmu Pengetahuan Alam Dan PengamatannyaZat Dan KarakteristiknyaSuhu Dan KalorEnergiFisika Geografi12 SMAStruktur, Tata Nama, Sifat, Isomer, Identifikasi, dan Kegunaan SenyawaBenzena dan TurunannyaStruktur, Tata Nama, Sifat, Penggunaan, dan Penggolongan MakromolekulSifat Koligatif LarutanReaksi Redoks Dan Sel ElektrokimiaKimia Unsur11 SMAAsam dan BasaKesetimbangan Ion dan pH Larutan GaramLarutan PenyanggaTitrasiKesetimbangan Larutan KspSistem KoloidKimia TerapanSenyawa HidrokarbonMinyak BumiTermokimiaLaju ReaksiKesetimbangan Kimia Dan Pergeseran Kesetimbangan10 SMALarutan Elektrolit dan Larutan Non-ElektrolitReaksi Reduksi dan Oksidasi serta Tata Nama SenyawaHukum-Hukum Dasar Kimia dan StoikiometriMetode Ilmiah, Hakikat Ilmu Kimia, Keselamatan dan Keamanan Kimia di Laboratorium, serta Peran Kimia dalam KehidupanStruktur Atom Dan Tabel PeriodikIkatan Kimia, Bentuk Molekul, Dan Interaksi Antarmolekul
Langkahlangkah Induksi Matematika. Andaikan p (n) adalah sebuah pernyataan dengan variabel bebas n dan n adalah bilangan bulat positif, maka untuk membuktikan bahwa p (n) benar kita perlu melalui 3 langkah sebagai berikut: Misalkanlah p (n) benar untuk semua bilangan bulat positif dengan n ≥ 1. Agar lebih dapat memahami materi ini
Kelas 11 SMAInduksi MatematikaPenerapan Induksi MatematikaBuktikan dengan induksi matematika bahwa 1^2+2^2+3^2+...+n^2 = nn+12n+1/6 bernilai benar untuk semua n bilangan Induksi MatematikaInduksi MatematikaALJABARMatematikaRekomendasi video solusi lainnya0314Nilai sigma n=2 21 5n-6 = ...0252Buktikan bahwa 3 + 7 + 11 + ... + 4n-1 = n2n + 1 untu...0356Notasi sigma yang ekuivalen dengan sigma k=1 10 2k^2+8k+...0224Buktikan bahwa 2^2n-1 habis dibagi 3 untuk semua bilang...Teks videoDi saat ini kita diperintahkan untuk membuktikan dengan induksi matematika. Nah di sini kan untuk bernilai benar untuk semua n bilangan asli bilangan asli N = 1 ya 2 3 dan seterusnya Kemudian untuk menggunakan induksi matematika itu ada tiga tahapan yang pertama kita buktikan bahwa n itu = 1 itu benar bernilai benar ya N = 1 benar Jadi kita buktikan ke kiri dan dirumuskan itu sama dengan ya nanti kita ubah ikan m kuadrat di ruas kiri berarti kita Ubah menjadi 1 kuadrat = 1 dikali 1 dikali 2 dikali 1 + 1 dibagi 61 = ini kan menjadi 1 dikali 1 + 122 + 13 per 62 X 366 / 61 berarti 1 = 1, maka ini terbukti benar untuk N = 1 kemudian kedua kita asumsikan bahwa ketika n = k itu benar berarti di sini kan 1 kuadrat kita tulis ya deret kuadrat ditambah 2 kuadrat + 3 kuadrat ditambah sampai dengan n kuadrat. Nah ini kita Ubah menjadi k kuadrat = jika kita ubah juga di sini ke adik Alika + 1 dikali dengan 2 dikali kah + 1 dibagi 6 nada sini yang akan membantu kita untuk penyelesaian yang berikutnya yang berikutnya itu kan kita buktikan buktikan bahwa n = k + 1 itu benar yah, tarikan deretnya 1 kuadrat kita lagi ditambah 2 kuadrat ditambah 3 kuadrat ditambah sampai dengan sini kan kita Kak + 1 itu setelah dari KAA Berarti sebelum kabel satu tindakan ketika kuadrat terlebih dahulu kemudian ditambah dengan K + 1 telah jadi kan jadi Kak + 1 kuadrat seperti ini enakan k + 11 kuadrat = disini kita ubah jadi kapal 1 dikali dengan Kak + 1 ditambah 1 ya ini kita ubah Jadi kapan 1 kemudian 2 x + 1 + 1 / 6 Nah tadi kan 1 kuadrat + 2 kuadrat sampai dengan k kuadrat itu adalah k dikali 1 dikali 2 k + 1 dibagi 6 akan kita Ubah menjadi Kadi x + 1 dikali 2 x + 1 dibagi 6 kemudian ditambah ini kita kencan ya Jadi kalau 1 dikali x + 1 = ini menjadi k + 1 dikali k + 22 K + 2 ya 2 * 2 * 2 * 12 kemudian ditambah 1 dibagi 6 Nah dari sini kita akan membuktikan bahwa luas yang di kiri akan sama dengan ruas kanan nih kemudian disini kita samakan penyebutnya kah kak + 1 dikali 2 k + 1 kita perhatikan * 6 ya Kak + 1 dikali x + 1 dibagi 6 = 2 + 1 x + 2 menjadi 2 k + 3 / 6 kemudian ini kita kalikan Kak dengan 2 k + 1 ya. Tadi kita pindahkan dulu deh. Nah seperti ini ya kita kalikan yang ini dengan ini jadi Kak dikali 2 k menjadi 2 k kuadrat kemudian ditambah kah kemudian dikali 1 ditambah 6 k + 6 kemudian dikali dengan K + 1 dibagi 6 ini sama ya kemudian kita lanjut ke halaman berikutnya di sini sudah sampai variabel yang di sini k + 1 k + 1, maka kita bisa menjumlahkan 2 k kuadrat + k dengan 66 berarti 2 k kuadrat + k ditambah 6 k + 6 dikalikan dengan K + 1 dibagi 6 jadi 2 k kuadrat + 7 k + 6 Kak + 1 / 6 kita faktorkan yah 2 k kuadrat + 7 k + 622 k kemudian 2 k ya ada disini dua jenis per 2 dikali 2 kasih 2 kah kemudian 2 dikali 16 dikali 12 dan ketika jumlah 7 berarti + 4 dan + 3 b / 2 menjadi K + 2 dan 2 k + 3 apa di sini Kak + 22 k + 3 x + 1 = 6 maka terbukti terbukti bahwa ruas kiri sama dengan ruas kanan oke sekian sampai jumpa di soal berikutnyaSukses nggak pernah instan. Latihan topik lain, yuk!12 SMAPeluang WajibKekongruenan dan KesebangunanStatistika InferensiaDimensi TigaStatistika WajibLimit Fungsi TrigonometriTurunan Fungsi Trigonometri11 SMABarisanLimit FungsiTurunanIntegralPersamaan Lingkaran dan Irisan Dua LingkaranIntegral TentuIntegral ParsialInduksi MatematikaProgram LinearMatriksTransformasiFungsi TrigonometriPersamaan TrigonometriIrisan KerucutPolinomial10 SMAFungsiTrigonometriSkalar dan vektor serta operasi aljabar vektorLogika MatematikaPersamaan Dan Pertidaksamaan Linear Satu Variabel WajibPertidaksamaan Rasional Dan Irasional Satu VariabelSistem Persamaan Linear Tiga VariabelSistem Pertidaksamaan Dua VariabelSistem Persamaan Linier Dua VariabelSistem Pertidaksamaan Linier Dua VariabelGrafik, Persamaan, Dan Pertidaksamaan Eksponen Dan Logaritma9 SMPTransformasi GeometriKesebangunan dan KongruensiBangun Ruang Sisi LengkungBilangan Berpangkat Dan Bentuk AkarPersamaan KuadratFungsi Kuadrat8 SMPTeorema PhytagorasLingkaranGaris Singgung LingkaranBangun Ruang Sisi DatarPeluangPola Bilangan Dan Barisan BilanganKoordinat CartesiusRelasi Dan FungsiPersamaan Garis LurusSistem Persamaan Linear Dua Variabel Spldv7 SMPPerbandinganAritmetika Sosial Aplikasi AljabarSudut dan Garis SejajarSegi EmpatSegitigaStatistikaBilangan Bulat Dan PecahanHimpunanOperasi Dan Faktorisasi Bentuk AljabarPersamaan Dan Pertidaksamaan Linear Satu Variabel6 SDBangun RuangStatistika 6Sistem KoordinatBilangan BulatLingkaran5 SDBangun RuangPengumpulan dan Penyajian DataOperasi Bilangan PecahanKecepatan Dan DebitSkalaPerpangkatan Dan Akar4 SDAproksimasi / PembulatanBangun DatarStatistikaPengukuran SudutBilangan RomawiPecahanKPK Dan FPB12 SMATeori Relativitas KhususKonsep dan Fenomena KuantumTeknologi DigitalInti AtomSumber-Sumber EnergiRangkaian Arus SearahListrik Statis ElektrostatikaMedan MagnetInduksi ElektromagnetikRangkaian Arus Bolak BalikRadiasi Elektromagnetik11 SMAHukum TermodinamikaCiri-Ciri Gelombang MekanikGelombang Berjalan dan Gelombang StasionerGelombang BunyiGelombang CahayaAlat-Alat OptikGejala Pemanasan GlobalAlternatif SolusiKeseimbangan Dan Dinamika RotasiElastisitas Dan Hukum HookeFluida StatikFluida DinamikSuhu, Kalor Dan Perpindahan KalorTeori Kinetik Gas10 SMAHukum NewtonHukum Newton Tentang GravitasiUsaha Kerja Dan EnergiMomentum dan ImpulsGetaran HarmonisHakikat Fisika Dan Prosedur IlmiahPengukuranVektorGerak LurusGerak ParabolaGerak Melingkar9 SMPKelistrikan, Kemagnetan dan Pemanfaatannya dalam Produk TeknologiProduk TeknologiSifat BahanKelistrikan Dan Teknologi Listrik Di Lingkungan8 SMPTekananCahayaGetaran dan GelombangGerak Dan GayaPesawat Sederhana7 SMPTata SuryaObjek Ilmu Pengetahuan Alam Dan PengamatannyaZat Dan KarakteristiknyaSuhu Dan KalorEnergiFisika Geografi12 SMAStruktur, Tata Nama, Sifat, Isomer, Identifikasi, dan Kegunaan SenyawaBenzena dan TurunannyaStruktur, Tata Nama, Sifat, Penggunaan, dan Penggolongan MakromolekulSifat Koligatif LarutanReaksi Redoks Dan Sel ElektrokimiaKimia Unsur11 SMAAsam dan BasaKesetimbangan Ion dan pH Larutan GaramLarutan PenyanggaTitrasiKesetimbangan Larutan KspSistem KoloidKimia TerapanSenyawa HidrokarbonMinyak BumiTermokimiaLaju ReaksiKesetimbangan Kimia Dan Pergeseran Kesetimbangan10 SMALarutan Elektrolit dan Larutan Non-ElektrolitReaksi Reduksi dan Oksidasi serta Tata Nama SenyawaHukum-Hukum Dasar Kimia dan StoikiometriMetode Ilmiah, Hakikat Ilmu Kimia, Keselamatan dan Keamanan Kimia di Laboratorium, serta Peran Kimia dalam KehidupanStruktur Atom Dan Tabel PeriodikIkatan Kimia, Bentuk Molekul, Dan Interaksi Antarmolekul
Perhatikancontoh soal induksi matematika berikut ini. Tunjukkan bahwa 1+2+3++n=½n (n+1) untuk semua n bilangan asli. Pembahasan: Misalkan P (n) adalah pernyataan bahwa 1+ 2+ 3+ + n/2 n (n+1). Tujuan kita adalah menunjukkan bahwa pernyataan P (n) tersebut benar untuk semua n bilangan asli. Langkah awal: Kita harus menunjukkan bahwa P (1
Kamu sudah tahu belum kalau ada 4 metode pembuktian dalam matematika, yaitu pembuktian langsung, kontraposisi, kontradiksi, dan induksi matematika. Yuk, kita pelajari! — Albert Einstein, seorang fisikawan terkemuka, pernah lho mempertanyakan, kenapa ya teori matematika yang padahal hanya berasal dari pikiran manusia semata, bukan dari pengalaman, bisa sangat sesuai dan berlaku untuk benda-benda di dunia nyata? Kalau kita ambil contoh, fisika misalnya, ilmu ini bisa diterima semua orang karena pembuktiannya disaksikan lewat eksperimen. Kalau matematika? Nah, sebenarnya teori matematika juga selalu bisa dibuktikan dan sesuai dengan logika. Logika dalam matematika? Pembuktian? Gimana tuh maksudnya? Logika dalam matematika bisa diingat kembali materinya pada artikel tentang logika matematika. Kalau pembuktian, ada beberapa cara untuk membuktikan dalam matematika, yaitu pembuktian langsung, kontraposisi, kontradiksi, dan induksi matematika. Kita cek satu-satu di artikel berikut ini, ya! 1. Pembuktian Langsung Pembuktian langsung adalah metode pembuktian yang menggunakan alur maju. Mulai dari pendefinisian sampai menghasilkan kesimpulan. Gampangnya sih, “kalau A maka B dan kalau B maka C”. Nah, untuk menggunakan alur maju, maka pernyataan-pernyataan sebelumnya harus benar. Supaya nggak bingung, kita langsung coba buktikan pernyataan ini. “Jumlah dari dua bilangan genap adalah bilangan genap” Ya… kalau kita pikir-pikir, pasti sih, 2 + 2 = 4 dan 4 + 10 = 14. Tapi, gimana ya buat bisa membuktikan kalau pernyataan itu berlaku buat semua bilangan genap? Pembuktiannya begini Jadi, pertama kamu definisikan dulu tuh bilangan genap itu seperti apa. Misalnya, ada bilangan genap sembarang m dan n. Dari definisi bilangan genap, m dan n dapat ditulis m = 2k, dengan k adalah suatu bilangan bulat. n = 2i, dengan i adalah suatu bilangan bulat. Bila definisinya sudah benar, kita ke pernyataan selanjutnya. Karena kita ingin membuktikan jumlah dua bilangan genap, maka berdasarkan definisi di atas, jumlah dua bilangan genap bisa kita jabarkan seperti ini m + n = 2k + 2i Kemudian, kamu juga butuh sedikit memanipulasi penjumlahan itu agar bisa mendapat bentuk yang diinginkan. m + n = 2k + 2i bisa kita ubah menjadi 2 k + i, dengan k + i juga bilangan bulat. m + n = 2k + 2i = 2 k + i, dengan k + i bilangan bulat. Setelah itu, lanjut deh ke kesimpulan. Ingat lho, kesimpulannya harus berdasarkan pernyataan sebelumnya. m + n dapat ditulis menjadi 2 kali suatu bilangan bulat k + i. Sesuai definisi bilangan genap, maka m + n merupakan bilangan genap juga. Apakah pembuktian ini berlaku untuk seluruh bilangan genap? Iya, karena di awal sudah disebutkan kalau m dan n adalah bilangan genap sembarang. Jadi, terbukti, ya. Baca juga Rumus Bunga Majemuk dan Cara Menghitungnya 2. Kontraposisi Kontraposisi adalah salah satu metode pembuktian tidak langsung. Kontraposisi memanfaatkan prinsip logika matematika, yaitu p → q ≡ ∼q → ∼p Artinya, kalau mau membuktikan pernyataan p akan menghasilkan pernyataan q itu benar, maka buktikan aja pernyataan bukan q maka menghasilkan bukan p. Bingung, ya? Nah, untuk memahami lebih lanjut, coba deh buktikan “Bila n bilangan bulat dan 7n + 9 bilangan genap, maka n bilangan ganjil” Gimana nih membuktikannya pakai kontraposisi? Misalnya, pernyataan p adalah 7n + 9 bilangan genap, dan pernyataan q adalah n bilangan ganjil. Maka, yang kita buktikan adalah bila n bukan bilangan ganjil bilangan genap, maka 7n + 9 bukan bilangan genap bilangan ganjil. Jadi, negasi dari kebalikannya, ya. Penyelesaian lebih lanjutnya begini Misalkan ada bilangan genap sembarang n. Dari definisi bilangan genap, n dapat dinyatakan sebagai berikut n = 2k, dengan k bilangan bulat. Selanjutnya, karena n = 2k, maka 7n + 9 bisa dituliskan menjadi 7n + 9 = 72k + 9 atau 2 7k + 9. Nah, 7k + 4 sudah pasti merupakan bilangan bulat juga karena di awal, kita memisalkan k adalah bilangan bulat. 7k + 4 bisa dimisalkan dengan m, sehingga 27k + 9 = 2m + 1, dengan m bilangan bulat. Sesuai definisi bilangan ganjil, maka 27k + 9 atau 7n + 9 adalah bilangan ganjil. Terbukti kan bila n bukan bilangan ganjil, maka 7n + 9 juga bukan bilangan genap. Secara nggak langsung, dapat disimpulkan deh bila n bilangan bulat dan 7n + 9 bilangan genap maka n bilangan ganjil, hehehe… 3. Kontradiksi Kontradiksi ini juga termasuk pembuktian tidak langsung. Kita memanfaatkan prinsip logika matematika, yaitu Jika p → q bernilai benar padahal q salah, maka p salah Hmm gimana tuh maksudnya? Coba deh kita buktikan pernyataan ini dengan kontradiksi. “Bila n bilangan bulat dan n bilangan genap, maka 7n + 9 bilangan ganjil” Nah, kita misalkan dulu pernyataan p adalah n bilangan genap dan pernyataan q adalah 7n + 9 adalah bilangan ganjil. Maka, dengan kontradiksi, kita buktikan pernyataan n bukan bilangan genap bilangan ganjil, maka untuk 7n + 9 adalah bilangan ganjil benar akan muncul suatu kontradiksi. Coba deh perhatikan penyelesaiannya di bawah ini Misalkan ada bilangan ganjil sembarang n. Dari definisi bilangan ganjil, n dapat dinyatakan sebagai berikut n = 2k + 1, dengan k bilangan bulat. Karena n = 2k + 1, maka 7n + 9 dapat dituliskan menjadi 7k + 5 pastinya merupakan bilangan bulat juga karena k adalah bilangan bulat. Kita bisa misalkan 7k + 5 dengan m, sehingga 7n + 9 = 14k + 10 = 2m Nah, 14k + 10 atau 7n + 9 dapat dinyatakan dalam 2 kali suatu bilangan bulat. Padahal, itu merupakan definisi bilangan genap. Berarti, kontradiksi dengan asumsi awal yang menyatakan 7n + 9 adalah bilangan ganjil. Itu artinya, asumsi awal n adalah bilangan ganjil, salah. Baca juga Konsep Limit Fungsi Aljabar dan Sifat-Sifatnya Lihat kan, ternyata ada kontradiksi bila n adalah bilangan ganjil? Maka, secara tidak langsung, pernyataan “bila n bilangan genap, maka 7n + 9 bilangan ganjil” benar. 4. Induksi Matematika Induksi matematika digunakan untuk membuktikan suatu pernyataan untuk setiap bilangan asli. Untuk melakukan pembuktian menggunakan induksi matematika, ada langkah-langkahnya, nih. Bagaimana langkah-langkah melakukan induksi matematika? Waduh, maksudnya apa tuh ya langkah-langkah di atas. Oke, biar nggak bingung, mending langsung aja kita aplikasikan ke contoh soal di bawah ini. Buktikan deret 1 + 2 + 3 + … + n = 1/2 nn+1 Langkah pertama Kita akan buktikan untuk n = 1 adalah benar. Karena pernyataan tersebut merupakan deret, maka n di sini maksudnya jumlah suku pertama deret tersebut. Nah, yang diminta n = 1, berarti jumlah suku pertamanya hanyalah 1. Kemudian, kita substitusi semua n dengan 1. Jadi, Langkah pertama terbukti ya karena ruas kiri dan kanannya sama. Langkah kedua Kita asumsikan pernyataan benar untuk n = k. Berarti jumlah suku pertamanya itu dari 1 + 2 + 3 + … + k, ya. Sehingga, Pernyataan tersebut kita asumsikan atau kita anggap benar. Kemudian, kita lanjut ke langkah ketiga. Langkah ketiga Buktikan untuk pernyataan n = k + 1 juga benar. Kita bisa membuktikannya menggunakan modal dari langkah kedua. Karena kita mau n = k + 1, maka di ruas kiri, kita tambahkan satu suku, yaitu k + 1. Jadi, Di langkah kedua, kita peroleh 1 + 2 + 3 + … + k = 1/2 kk + 1. Maka, Selanjutnya, kamu ingat nggak dengan sifat distribusi pada perkalian? Kalau ada a + bc + d, maka bisa menjadi ac + d + bc + d. Nah, di ruas kiri, bisa kita ubah persamaannya menggunakan sifat perkalian distribusi. Misalnya, a = k, b = 2, dan c + d = k + 1. Berarti, Karena ruas kiri dan kanannya sudah sama, berarti terbukti kalau untuk deret 1 + 2 + 3 + … + n nilainya sama dengan 1/2 nn + 1. Baca juga Mengulik Materi Logika Matematika Konvers, Invers, dan Kontraposisi Oke, selesai sudah pembahasan kali ini. Wah, sekarang kamu sudah tau ya empat metode pembuktian dalam matematika. Ada pembuktian langsung, kontraposisi, kontradiksi, dan induksi matematika. Semuanya sudah dibahas lengkap di artikel ini disertai dengan contoh pembahasannya. Gimana, asik kan ternyata belajar pembuktian matematika? Masih buanyaak loh yang bisa dipelajari tentang materi ini. Nah, kalau kamu butuh tambahan video animasi dan pembahasan soal agar belajarmu jadi lebih mudah dan menyenangkan, daftar aja di ruangbelajar. Sekarang, ruangbelajar sudah dilengkapi fitur-fitur baru, seperti playlist belajar salah satunya. Tuh, kan semakin mendukung pembelajaran kamu aja, nih. So, langsung sikat! Referensi Wirodikromo, S. dan Darmanto, M. 2019. Matematika untuk SMA/MA Kelas XI kelompok Wajib 2. Jakarta Erlangga. Artikel ini telah diperbarui pada 22 Juni 2022.
Yangkita ketahui hanyalah ±n=√2k+1 ± n = 2 k + 1 yang kayanya tidak membawa ke mana-mana. Kita akan mencoba bukti tak langsung. Pertama perhatikan table berikut. Perhatikan bahwa p→q p → q dan ∼q→∼p ∼ q →∼ p memiliki nilai kebenaran yang sama untuk tiap kemungkinan. Jadi, ketimbang membuktikan p→q p → q secara langsung
ENMahasiswa/Alumni Institut Teknologi Sepuluh Nopember06 Juli 2022 2007Jawaban benar bahwa 1 + 3 + 5 + ... + 2n - 1 = n² Berlaku untuk setiap bilangan asli. Langkah-langkah pembuktian dengan induksi matematika • buktikan benar untuk n = 1 • asumsikan benar untuk n = k buktikan benar untuk n = k+1 • Untuk n = 1 1 = 1² 1 = 1 Jadi benar untuk n = 1 • Asumsikan benar untuk n = k, maka 1 + 3 + 5 + ... + 2k - 1 = k² Akan dibuktikan benar untuk n = k + 1 1 + 3 + 5 + ... + 2k - 1 + 2k+1-1 = k+1² k² + 2k+1 - 1 = k+1² k² + 2k + 2 - 1 = k+1² k² + 2k + 1 = k+1² k+1k+1 = k+1² k+1² = k+1² Jadi terbukti benar untuk n = k + 1 Dengan demikian benar bahwa 1 + 3 + 5 + ... + 2n - 1 = n² Berlaku untuk setiap bilangan akses pembahasan gratismu habisDapatkan akses pembahasan sepuasnya tanpa batas dan bebas iklan!
Buktikan1 + 3 + 5 + + (2n − 1) = n 2 benar, untuk setiap n bilangan asli. Jawab : P(n) : 1 + 3 + 5 + + (2n − 1) = n 2 Akan ditunjukkan P(n) benar untuk setiap n ∈ N terbukti bahwa n 3 + 2n habis dibagi 3, untuk setiap n bilangan asli. Pembuktian Pertidaksamaan Berikut sifat-sifat pertidaksamaan yang sering digunakan 1. Sifat
Induksi Matematika-Buktikan bahwa untuk setiap € B berlaku 1³ + 2³ + 3³ ++ n³ = [½ n(n + 1)]² . PEMBAHASAN : Buktikan untuk n = 1 adalah benar !
. 4hsak18702.pages.dev/3564hsak18702.pages.dev/9094hsak18702.pages.dev/7954hsak18702.pages.dev/3754hsak18702.pages.dev/7194hsak18702.pages.dev/5504hsak18702.pages.dev/1574hsak18702.pages.dev/1444hsak18702.pages.dev/3924hsak18702.pages.dev/6284hsak18702.pages.dev/8514hsak18702.pages.dev/9404hsak18702.pages.dev/6354hsak18702.pages.dev/1724hsak18702.pages.dev/955
buktikan bahwa 1 3 5 2n 1 n2