GEOLOGIDAN PENGENALAN MINERAL A. Definisi Mineral Mineral adalah padatan senyawa kimia homogen, non-organik, yang memiliki bentuk teratur dalam sistem kristal dan terbentuk secara alami. Istilah mineral termasuk tidak hanya bahan komposisi kimia tetapi juga struktur mineral. Mineral termasuk dalam komposisi unsur murni dan garam sederhana
Mineralogi adalah salah satu cabang ilmu geologi yang mempelajari mengenai mineral, baik dalam bentuk individu maupun dalam bentuk kesatuan, antara lain mempelajari tentang sifat-sifat fisik, sifat-sifat kimia, cara terdapatnya, cara terjadinya dan kegunaannya. Mineralogi terdiri dari kata mineral dan logos, dimana mengenai arti mineral mempunyai pengertian berlainan dan bahkan dikacaukan dikalangan awam. Sering diartikan sebagai bahan bukan organik anorganik. Maka pengertian yang jelas dari batasan mineral oleh beberapa ahli geologi perlu diketahui walaupun dari kenyataannya tidak ada satupun persesuaian umum untuk definisinya Danisworo, 1994. Definisi mineral menurut beberapa ahli 1. Berry dan B. Mason, 1959 Mineral adalah suatu benda padat homogen yang terdapat di alam terbentuk secara anorganik, mempunyai komposisi kimia pada batas-batas tertentu dan mempunyai atom-atom yang tersusun secara teratur. 2. Whitten dan Brooks, 1972 Mineral adalah suatu bahan padat yang secara struktural homogen mempunyai komposisi kimia tertentu, dibentuk oleh proses alam yang anorganik. 3. Potter dan H. Robinson, 1977 Mineral adalah suatu bahan atau zat yang homogen mempunyai komposisi kimia tertentu atau dalam batas-batas dan mempunyai sifat-sifat tetap, dibentuk di alam dan bukan hasil suatu kehidupan. Tetapi dari ketiga definisi tersebut mereka masih memberikan anomali atau suatu pengecualian beberapa zat atau bahan yang disebut mineral, walaupun tidak termasuk didalam suatu definisi. Sehingga sebenarnya dapat dibuat suatu definisi baru atau definisi kompilasi. Dimana definisi kompilasi tidak menghilangkan suatu ketentuan umum bahwa mineral itu mempunyai sifat sebagai bahan alam, mempunyai sifat fisis dan kimia tetap dan berupa unsur tunggal atau senyawa. Definisi mineral kompilasi mineral adalah suatu bahan alam yang mempunyai sifat-sifat fisis dan kimia tetap dapat berupa unsur tunggal atau persenyawaan kimia yang tetap, pada umumnya anorganik, homogen, dapat berupa padat, cair dan gas . Mineral adalah zat-zat hablur yang ada dalam kerak bumi serta bersifat homogen, fisik maupun kimiawi. Mineral itu merupakan persenyewaan anorganik asli, serta mempunyai susunan kimia yang tetap. Yang dimaksud dengan persenyawaan kimia asli adalah bahwa mineral itu harus terbentuk dalam alam, karena banyak zat-zat yang mempunyai sifat-sifat yang sama dengan mineral, dapat dibuat didalam laboratorium. Sebuah zat yang banyak sekali terdapat dalam bumi adalah SiO2 dan dalam ilmu mineralogi, mineral itu disebut kuarsa. Sebaliknya zat inipun dapat dibuat secara kimia akan tetapi dalam hal ini tidak disebut mineral melainkan zat Silisium dioksida . Kalsit, adalah sebuah mineral yang biasanya terdapat dalam batuan gamping dan merupakan mineral pembentuk batuan yang penting. Zat yang dibuat dalam laboratorium dan mempunyai sifat- sifat yang sama dengan mineral kalsit adalah CaCO3. Demikian pula halnya dengan garam-garam yang terdapat sebagai lapisan-lapisan dalam batuan. Garam dapur dalam ilmu mineralogi disebut halit sedangkan dalam laboratorium garam dapur disebut dengan natrium-khlorida. Mineral-mineral mempunyai struktur atom yang tetap dan berada dalam hubungan yang harmoni dengan bentuk luarnya. Mineral-mineral inilah yang merupakan bagian-bagian pada batuan-batuan dengan kata lain batuan adalah asosiasi mineral-minera MINERAL DAN PENGGOLOGANNYA Sebagian besar mineral-mineral ini terdapat dalam keadaan padat, akan tetapi dapat juga berada dalam keadaan setengah padat, gas, ataupun cair. Mineral-mineral padat itu biasanya terdapat dalam bentuk-bentuk kristal, yang agak setangkup, dan yang pada banyak sisinya dibatasi oleh bidang-bidang datar. Bidang-bidang geometri ini memberi bangunan yang tersendiri sifatnya pada mineral yang bersangkutan. Minyak bumi misalnya adalah mineral dalam bentuk cair, sedangkan gas bumi adalah mineral dalam bentuk gas. Sebagian dari mineral dapat juga dilihat dalam bentuk amorf, artinya tidak mempunyai susunan dan bangunan kristal sendiri. Pengenalan atau determinasi mineral-mineral dapat didasarkan atas bebagai sifat dari mineral-mineral tersebut. Mineral pada umumnya merupakan zat anorganik. Mineral ada yang merupakan unsur bebas dan ada juga yang merupakan bentuk pesenyawaan. Berikut ini adalah contoh mineral sebagai unsur bebas dan juga mineral yang merupakan bentuk persenyawaan a. Mineral sebagai unsur bebas element Cu = Cuprum = Copper = Tembaga Au = Aurum = gold = Emas Fe = Ferrum = Iron = Besi Ag = Argentum = Silver = Perak S = Sulphur = Sulfur = Belerang C = Carbon = Diamond = Intan C = Carbon = Graphite = Grafit Sebagai catatan bahwa intan dan grafit merupakan bentuk yang “Allotropi“ yaitu mineral dengan rumus kimia da sifat kimia sama, tetapi mempunyai sifat-sifat fisis yang berbeda. b. Mineral sebagai bentuk persenyawaan Compounds a Persenyawaan oksida SnO2 = Cassiterite Al2O3 = Corundum Fe2O3 = Hematite Fe3O4 = Magnetite b Persenyawaan sulfida Cu2S = Chalcocite PbS = Galena FeS2 = Pyrite ZnS = Sphalerite c Persenyawaan Karbonat CaCO3 = Calcite Ca MgCO32 = Dolomite MgCO3 = Magnesite d Persenyawaan sulfat CaSO4 = Anhydrite CaSO4 2H2O = Gypsum e Persenyawaan “Non Ferro Magnesian Silicates” SiO2 = Kuarsa K Al Si3O8 = Ortochlase Ca Al Si3O8 = Anorthite Na Al Si3O8 = Albit K Al3 Si3O10 OHF2 = Muscovite/mika putih f Persenyawaan “Ferro Magnesian Silicates” K2 MgFe2 OH2 Al Si3 O10 = Biotit MgFe2 SiO4 = Olivin SIFAT-SIFAT FISIK MINERAL Semua mineral mempunyai susunan kimiawi tertentu dan penyusun atom-atom yang beraturan, maka setiap jenis mineral mempunyai sifat-sifat fisik/kimia tersendiri. Dengan mengenal sifat-sifat tersebut maka setiap jenis mineral dapat dikenal, sekaligus kita mengetahui susunan kimiawinya dalam batas-batas tertentu Graha,1987 Sifat-sifat fisik yang dimaksudkan adalah 1. Kilap luster 2. Warna colour 3. Kekerasan hardness 4. Cerat streak 5. Belahan cleavage 6. Pecahan fracture 7. Bentuk form 8. Berat Jenis specific gravity 9. Sifat Dalam 10. Kemagnetan 11. Kelistrikan 12. Daya Lebur Mineral KILAP merupakan kenampakan atau cahaya yang dipantulkan oleh permukaan mineral saat terkena cahaya Sapiie, 2006 Kilap secara garis besar dapat dibedakan menjadi jenis a. Kilap Logam metallic luster bila mineral tersebut mempunyai kilap atau kilapan seperti logam. Contoh mineral yang mempunyai kilap logam Gelena Pirit Magnetit Kalkopirit Grafit Hematit b. Kilap Bukan Logam non metallic luster, terbagi atas Kilap Intan adamantin luster, cemerlang seperti intan. Kilap kaca viteorus luster, misalnya pada kuarsa dan kalsit. Kilap Sutera silky luster, kilat yang menyeruai sutera pada umumnya terdapat pada mineral yang mempunyai struktur serat, misalnya pada asbes, alkanolit, dan gips. Kilap Damar resinous luster, memberi kesan seperti damar misalnya pada spharelit. Kilap mutiara pearly luster, kilat seperti lemak atau sabun, misalnya pada serpentin,opal dan nepelin. Kilap tanah, kilat suram seperti tanah lempung misalnya pada kaolin, bouxit dan limonit. Kilap mineral sangat penting untuk diketahui, karena sifat fisiknya ini dapat dipakai dalam menentukan mineral secara megaskopis. Untuk itu perlu dibiasakan membedakan kilap mineral satu dengan yang lainnya, walaupun kadang-kadang akan dijumpai kesulitan karena batas kilap yang satu dengan yang lainnya tidak begitu tegas Danisworo 1994. WARNA mineral merupakan kenampakan langsung yang dapat dilihat, akan tetapi tidak dapat diandalkan dalam pemerian mineral karena suatu mineral dapat berwarna lebih dari satu warna, tergantung keanekaragaman komposisi kimia dan pengotoran padanya. Sebagai contoh, kuarsa dapat berwarna putih susu, ungu, coklat kehitaman atau tidak berwarna. Walau demikian ada beberapa mineral yang mempunyai warna khas, seperti Putih Kaolin Gypsum Milky Kwartz Kuarsa Susu SiO2 Kuning Belerang S Emas Pirit FeS2, Kalkopirit CuFeS2, Ema Au Hijau Klorit AlAlSiO3O10 OH, Malasit Cu CO3CuOH2 Biru Azurit 2CuCO3CuOH2, Beril Be3Al2 Si6O18 Merah Jasper, Hematit Fe2O3 Coklat Garnet, Limonite Fe2O3 Abu-abu Galena PbS Hitam Biotit K2MgFe2OH2AlSi3O10, Grafit C, Augit KEKERASAN Adalah ketahanan mineral terhadap suatu goresan. Kekerasan nisbi suatu mineral dapat membandingkan suatu mineral terentu yang dipakai sebagai kekerasan yang standard. Mineral yang mempunyai kekerasan yang lebih kecil akan mempunyai bekas dan badan mineral tersebut. Standar kekerasan yang biasa dipakai adalah skala kekerasan yang dibuat oleh Friedrich Mohs dari Jeman dan dikenal sebagai skala Mohs. Skala Mohs mempunyai 10 skala, dimulai dari skala 1 untuk mineral terlunak sampai skala 10 untuk mineral terkeras . Skala Kekerasan Mohs Skala Kekerasan Mineral Rumus Kimia 1 Talc H2Mg3 SiO34 2 Gypsum CaSO4. 2H2O 3 Calcite CaCO3 4 Fluorite CaF2 5 Apatite CaF2Ca3 PO42 6 Orthoklase K Al Si3 O8 7 Quartz SiO2 8 Topaz Al2SiO3O8 9 Corundum Al2O3 10 Diamond C Sebagai perbandingan dari skala tersebut di atas maka di bawah ini diberikan kekerasan dari alat penguji standar Alat Penguji Derajat Kekerasan Mohs Kuku manusia 2,5 Kawat Tembaga 3 Paku 5,5 Pecahan Kaca 5,5 – 6 Pisau Baja 5,5 – 6 Kikir Baja 6,5 – 7 Kuarsa 7 CERAT adalah warna mineral dalam bentuk hancuran serbuk. Hal ini dapat dapat diperoleh apabila mineral digoreskan pada bagian kasar suatu keping porselin atau membubuk suatu mineral kemudian dilihat warna dari bubukan tersebut. Cerat dapat sama dengan warna asli mineral, dapat pula berbeda. Warna cerat untuk mineral tertentu umumnya tetap walaupun warna mineralnya berubah-ubah. Contohnya Pirit Berwarna keemasan namun jika digoreskan pada plat porselin akan meninggalkan jejak berwarna hitam. Hematit Berwarna merah namun bila digoreskan pada plat porselin akan meninggalkan jejak berwarna merah kecoklatan. Augite Ceratnya abu-abu kehijauan Biotite Ceratnya tidak berwarna Orthoklase Ceratnya putih Warna serbuk, lebih khas dibandingkan dengan warna mineral secara keseluruhan, sehingga dapat dipergunakan untuk mengidentifikasi mineral Sapiie, 2006. BELAHAN merupakan kecenderungan mineral untuk membelah diri pada satu atau lebih arah tertentu. Belahan merupakan salah satu sifat fisik mineral yang mampu membelah yang oleh sini adalah bila mineral kita pukul dan tidak hancur, tetapi terbelah-belah menjadi bidang belahan yang licin. Tidak semua mineral mempunyai sifa ini, sehingga dapat dipakai istilah seperti mudah terbakar dan sukar dibelah atau tidak dapa dibelah. Tenaga pengikat atom di dalam di dalam sruktur kritsal tidak seragam ke segala arah, oleh sebab itu bila terdapat ikatan yang lemah melalui suatu bidang, maka mineral akan cenderung membelah melalui suatu bidang, maka mineral akan cenderung membelah melalui bidang-bidang tersebut. Karena keteraturan sifat dalam mineral, maka belahan akan nampak berjajar dan teratur Danisworo, 1994. Contoh mineral yang mudah membelah adalah kalsit yang mempunyai tiga arah belahan sedang kuarsa tidak mempunyai belahan. Berikut contoh mineralnya a. Belahan satu arah, contoh muscovite. b. Belahan dua arah, contoh feldspar. c. Belahan tiga arah, contoh halit dan kalsit. PECAHAN adalah kecenderungan mineral untuk terpisah-pisah dalam arah yang tidak teratur apabila mineral dikenai gaya. Perbedaan pecahan dengan belahan dapat dilihat dari sifat permukaan mineral apabila memantulkan sinar. Permukaan bidang belah akan nampak halus dan dapat memantulkan sinar seperti cermin datar, sedang bidang pecahan memantulkan sinar ke segala arah dengan tidak teratur Danisworo, 1994. Pecahan mineral ada beberapa macam, yaitu Concoidal bila memperhatikan gelombang yang melengkung di permukaan pecahan, seperti kenampakan kulit kerang atau pecahan botol. Contoh Kuarsa. Splintery/fibrous Bila menunjukkan gejala seperti serat, misalnya asbestos, augit, hipersten Even Bila pecahan tersebut menunjukkan permukaan bidang pecahan halus, contoh pada kelompok mineral lempung. Contoh Limonit. Uneven Bila pecahan tersebut menunjukkan permukaan bidang pecahan yang kasar, contoh magnetit, hematite, kalkopirite, garnet. Hackly Bila pecahan tersebut menunjukkan permukaan kasar tidak teratur dan runcing-runcing. Contoh pada native elemen emas dan perak. BENTUK, mineral ada yang berbentuk kristal, mempunyai bentuk teratur yang dikendalikan oleh system kristalnya, dan ada pula yang tidak. Mineral yang membentuk kristal disebut mineral kristalin. Mineral kristalin sering mempunyai bangun yang khas disebut amorf Danisworo, 1994. Mineral kristalin sering mempunyai bangun yang khas, misalnya a. Bangun kubus galena, pirit. b. Bangun pimatik piroksen, ampibole. c. Bangun doecahedon garnet Mineral amorf misalnya chert, flint. Pada wujudnya sebuah kristal dapat ditentukan dengan mengetahui sudut-sudut bidangnya. Dalam ilmu Kristalografi, geometri dipakai enam jenis sistem sumbu, yaitu a. Sistem sumbu isometrik Ketiga sumbu kristal terletak tegak lurus satu dengan yang lain, mempunyai panjang yang sama. Contohnya mineral yang mempunyai sistem, kordinat demikian adalah pirit, magnetik, garam dapur. b. Sistem sumbu Tetragonal Jumlah sumbu 3 buah, 2 buah sumbu mendatar sama panjang, satu tegak lurus dengan kesatuan sumbu lain, ketiga -tiganya saling tegak lurus sesamanya. Contohnya sirkon atau keseterit. c. Sitem sumbu Ortorombik Jumlah sumbu tiga bsaling tegak lurus, ketiganya mempunyai panjang yang berbeda. Contohnya Olivim atau Topas. d. Sistem Sumbu Monoklin Jumlah sumbu 3 buah, mempunyai panjang tidak sama, salah satu sumbu terletak tegak lurus pada sebuah sumbu mendatar. Contohnya Ortoklas, horenblenda, mika, gipsum. e. Sistem Sumbu Triklin Jumlah sumbu 3 buah tidak sama panjang, tidak tegak lurus sesamanya. Contohnya Plagioklas f. Sistem Sumbu Heksagonal Jumlah sumbu 4 buah, 3 buah sumbu herizontal dan sama panjang membuat sudut-sudut yang sama besarnya. Contohnya Kalsit, kuarsa, aparit. Kristal dengan bentuk panjang bisa dijumpai, karena pertumbuhan kristal sering mengalami gangguan. Kebiasaan mengkristal suatu mineral yang disesuaikan dengan kondisi sekelilingnya mengakibatkan terjadinya bentuk-bentuk kristal yang khas, baik yang berdiri sendiri maupun di dalam kelompok-kelompok. Kelompok tersebut disebut agregasi mineral dan dapat dibedakan dalam struktur sebagai berikut Struktur granular atau struktur butiran yang terdiri dari butiran-butiran mineral yang mempunyai dimensi sama, isometrik. Dalam hal ini berdasarkan ukuran butirnya dapat dibedakan menjadikriptokristalin/penerokristalin mineral dapat dilihat dengan mata biasa. Bila kelompok kristal berukuran butir sebesar gula pasir, disebut mempunyai sakaroidal. Struktur kolom terdiri dari prisma panjang-panjang dan ramping. Bila prisma tersebut begitu memanjang, dan halus dikatakan mempunyai struktur fibrous atau struktur berserat. Selanjutnya struktur kolom dapat dibedakan lagi menjadi struktur jarring-jaring retikuler, struktur bintang stelated dan radier. Struktur Lembaran atau lameler, terdiri dari lembaran-lembaran. Bila individu-individu mineral pipih disebut struktur tabuler,contoh mika. Struktur lembaran dibedakan menjadi struktur konsentris, foliasi. Sturktur imitasi kelompok mineral mempunyai kemiripan bentuk dengan benda lain. Mineral-mineral ini dapat berdiri sendiri atau berkelompok. Bentuk kristal mencerminkan struktur dalam sehingga dapat dipergunakan untuk pemerian atau pengidentifikasian mineral Sapiie, 2006. BERAT JENIS adalah perbandingan antara berat mineral dengan volume mineral. Cara yang umum untuk menentukan berat jenis yaitu dengan menimbang mineral tersebut terlebih dahulu, misalnya beratnya x gram. Kemudian mineral ditimbang lagi dalam keadaan di dalam air, misalnya beratnya y gram. Berat terhitung dalam keadaan di dalam air adalah berat miberal dikurangi dengan berat air yang volumenya sama dengan volume butir mineral tersebut. Sifat Dalam adalah sifat mineral apabila kita berusaha untuk mematahkan, memotong, menghancurkan, membengkokkan atau mengiris. Yang termasuk sifat ini adalah Rapuh brittle mudah hancur tapi bias dipotong-potong, contoh kwarsa, orthoklas, kalsit, pirit. Mudah ditempa malleable dapat ditempa menjadi lapisan tipis, seperti emas, tembaga. Dapat diiris secitile dapat diiris dengan pisau, hasil irisan rapuh, contoh gypsum. Fleksible mineral berupa lapisan tipis, dapat dibengkokkan tanpa patah dan sesudah bengkok tidak dapat kembali seperti semula. Contoh mineral talk, selenit. Blastik mineral berupa lapisan tipis dapat dibengkokkan tanpa menjadi patah dan dapat kembali seperti semula bila kita henikan tekanannya, contoh muskovit. Kemagnitan adalah sifat mineral terhadap gaya magnet. Diatakan sebagai feromagnetic bila mineral dengan mudah tertarik gaya magnet seperti magnetik, phirhotit. Mineral-mineral yang menolak gaya magnet disebut diamagnetic, dan yang tertarik lemah yaitu paramagnetic. Untuk melihat apakah mineral mempunyai sifat magnetik atau tidak kita gantungkan pada seutas tali/benang sebuah magnet, dengan sedikit demi sedikit mineral kita dekatkan pada magnet tersebut. Bila benang bergerak mendekati berarti mineral tersebut magnetik. Kuat tidaknya bias kita lihat dari besar kecilnya sudut yang dibuat dengan benang tersebut dengan garis vertical. Kelistrikan adalah sifat listrik mineral dapat dipisahkan menjadi dua, yaitu pengantar arus atau londuktor dan idak menghantarkan arus disebut non konduktor. Dan ada lagi istilah semikonduktor yaitu mineral yang bersifat sebagai konduktor dalam batas-batas tertentu. Daya lebur mineral yaitu meleburnya mineral apabila dipanaskan, penyelidikannya dilakukan dengan membakar bubuk mineral dalam api. Daya leburnya dinyatakan dalam derajat keleburan. Sifat Fisik Mineral Terdapat dua cara untuk dapat mengenal suatu mineral, yang pertama adalah dengan cara mengenal sifat fisiknya. Yang termasuk dalam sifat fisik mineral adalah 1 bentuk kristalnya, 2 berat jenis, 3 bidang belah, 4 warna, 5 kekerasan, 6 goresan, dan 7 kilap. Adapun cara yang kedua adalah melalui analisa kimiawi atau analisa difraksi sinar X, cara ini pada umumnya sangat mahal dan memakan waktu yang lama. Berikut ini adalah sifat-sifat fisik mineral yang dapat dipakai untuk mengenal mineral secara cepat, yaitu 1. Bentuk kristal crystall form Apabila suatu mineral mendapat kesempatan untuk berkembang tanpa mendapat hambatan, maka ia akan mempunyai bentuk kristalnya yang khas. Tetapi apabila dalam perkembangannya ia mendapat hambatan, maka bentuk kristalnya juga akan terganggu. Setiap mineral akan mempunyai sifat bentuk kristalnya yang khas, yang merupakan perwujudan kenampakan luar, yang terjadi sebagai akibat dari susunan kristalnya didalam. Bentuk bentuk kristal antara lain adalah gambar Triklin, Monoklin, Tetragonal, Orthorombik, Hexagonal, Kubik, Trigonal dll. Gambar Berbagai bentuk bangun struktur kristal Untuk dapat memberikan gambaran bagaimana suatu bahan padat yang terdiri dari mineral dengan bentuk kristalnya yang khas dapat terjadi, kita contohkan suatu cairan panas yang terdiri dari unsur-unsur Natrium dan Chlorit. Selama suhunya tetap dalam keadaan tinggi, maka ion-ion tetap akan bergerak bebas dan tidak terikat satu dengan lainnya. Namun begitu suhu cairan tersebut turun, maka kebebasan bergeraknya akan berkurang dan hilang, selanjutnya mereka mulai terikat dan berkelompok untuk membentuk persenyawaan “Natrium Chlorida”. Dengan semakin menurunnya suhu serta cairan mulai mendingin, kelompok tersebut semakin tumbuh membesar dan membentuk mineral “Halit” yang padat. Mineral “kuarsa”, dapat kita jumpai hampir disemua batuan, namun umumnya pertumbuhannya terbatas. Meskipun demikian, bentuknya yang tidak teratur tersebut masih tetap dapat memperlihatkan susunan ion-ionnya yang ditentukan oleh struktur kristalnya yang khas, yaitu bentuknya yang berupa prisma bersisi enam. Tidak perduli apakah ukurannya sangat kecil atau besar karena pertumbuhannya yang sempurna, bagian dari prisma segi enam dan besarnya sudut antara bidang-bidangnya akan tetap dapat dikenali. Kristal mineral intan, dapat dikenali dari bentuknya yang segi-delapan atau “oktahedron” dan mineral grafit dengan segi-enamnya yang pipih, meskipun keduanya mempunyai susunan kimiawi yang sama, yaiut keduanya terdiri dari unsur Karbon C. Perbedaan bentuk kristal tersebut terjadi karena susunan atom karbonnya yang berbeda. 2. Berat jenis specific gravity Setiap mineral mempunyai berat jenis tertentu. Besarnya ditentukan oleh unsur-unsur pembentuknya serta kepadatan dari ikatan unsur-unsur tersebut dalam susunan kristalnya. Umumnya “mineral-mineral pembentuk batuan”, mempunyai berat jenis sekitar meskipun berat jenis rata-rata unsur metal didalamnya berkisar antara 5. Emas murni umpamanya, mempunyai berat jenis 3. Bidang belah fracture Mineral mempunyai kecenderungan untuk pecah melalui suatu bidang yang mempunyai arah tertentu. Arah tersebut ditentukan oleh susunan dalam dari atom-atomnya. Dapat dikatakan bahwa bidang tersebut merupakan bidang “lemah” yang dimiliki oleh suatu mineral. 4. Warna color Warna mineral memang bukan merupakan penciri utama untuk dapat membedakan antara mineral yang satu dengan lainnya. Namun paling tidak ada warna-warna yang khas yang dapat digunakan untuk mengenali adanya unsur tertentu didalamnya. Sebagai contoh warna gelap dipunyai mineral, mengindikasikan terdapatnya unsur besi. Disisi lain mineral dengan warna terang, diindikasikan banyak mengandung aluminium. 5. Kekarasan hardness Salah satu kegunaan dalam mendiagnosa sifat mineral adalah dengan mengetahui kekerasan mineral. Kekerasan adalah sifat resistensi dari suatu mineral terhadap kemudahan mengalami abrasi abrasive atau mudah tergores scratching. Kekerasan suatu mineral bersifat relatif, artinya apabila dua mineral saling digoreskan satu dengan lainnya, maka mineral yang tergores adalah mineral yang relatif lebih lunak dibandingkan dengan mineral lawannya. Skala kekerasan mineral mulai dari yang terlunak skala 1 hingga yang terkeras skala 10 diajukan oleh Mohs dan dikenal sebagai Skala Kekerasan Mohs. Tabel Skala Kekerasan Relatif Mineral Mohs Kekerasan Hardness Mineral Rumus Kimia 1 Talc Mg3Si4O10OH2 2 Gypsum CaSO42H2O 3 Calcite CaCO3 4 Fluorite CaF2 5 Apatite Ca5PO43OH,Cl,F 6 Orthoclase KAlSi3O8 7 Quartz SiO2 8 Topaz Al2SiO4OH,F2 9 Corundum Al2O3 10 Diamond C 6. Goresan pada bidang streak Beberapa jenis mineral mempunyai goresan pada bidangnya, seperti pada mineral kuarsa dan pyrit, yang sangat jelas dan khas. 7. Kilap luster Kilap adalah kenampakan atau kualitas pantulan cahaya dari permukaan suatu mineral. Kilap pada mineral ada 2 dua jenis, yaitu Kilap Logam dan Kilap Non-Logam. Kilap Non-logam antara lain, yaitu kilap mutiara, kilap gelas, kilap sutera, kelap resin, dan kilap tanah. Sifat Kimiawi Mineral Berdasarkan senyawa kimiawinya, mineral dapat dikelompokkan menjadi mineral Silikat dan mineral Non-silikat. Terdapat 8 delapan kelompok mineral Non-silikat, yaitu kelompok Oksida, Sulfida, Sulfat, Native elemen, Halid, Karbonat, Hidroksida, dan Phospat lihat tabel Adapun mineral silikat mengandung unsur SiO yang umum dijumpai dalam batuan adalah seperti terlihat pada tabel Di depan telah dikemukakan bahwa tidak kurang dari 2000 jenis mineral yang dikenal hingga sekarang. Namun ternyata hanya beberapa jenis saja yang terlibat dalam pembentukan batuan. Mineral-mineral tersebut dinamakan “Mineral pembentuk batuan”, atau “Rock-forming minerals”, yang merupakan penyusun utama batuan dari kerak dan mantel Bumi. Mineral pembentuk batuan dikelompokan menjadi empat 1 Silikat, 2 Oksida, 3 Sulfida dan 4 Karbonat dan Sulfat. Wulfenite Mimetite Sperssatite Flourite Azurite Gypsum Quarzts Pyrite Gambar Berbagai jenis mineral yang memperlihatkan struktur kristal 1. Mineral Silikat Hampir 90 % mineral pembentuk batuan adalah dari kelompok ini, yang merupakan persenyawaan antara silikon dan oksigen dengan beberapa unsur metal. Karena jumlahnya yang besar, maka hampir 90 % dari berat kerak-Bumi terdiri dari mineral silikat, dan hampir 100 % dari mantel Bumi sampai kedalaman 2900 Km dari kerak Bumi. Silikat merupakan bagian utama yang membentuk batuan baik itu sedimen, batuan beku maupun batuan malihan. Silikat pembentuk batuan yang umum adalah dibagi menjadi dua kelompok, yaitu kelompok ferromagnesium dan non-ferromagnesium. Berikut adalah Mineral Silikat 1. Kuarsa SiO2 2. Felspar Alkali KAlSi3O8 3. Felspar Plagiklas Ca,NaAlSi3O8 4. Mika Muskovit K2Al4Si6Al2O20OH,F2 5. Mika Biotit K2Mg,Fe6Si3O10OH2 6. Amfibol Na,Ca2Mg,Fe,Al3Si,Al8O22OH 7. Pyroksen Mg,Fe,Ca,NaMg,Fe,AlSi2O6 8. Olivin Mg,Fe2SiO4 Nomor 1 sampai 4 adalah mineral non-ferromagnesium dan 5 hingga 8 adalah mineral ferromagnesium. Tabel Kelompok Mineral Silikat MINERAL RUMUS KIMIA Olivine Mg,Fe2SiO4 Pyroxene Mg,FeSiO3 Amphibole Ca2Mg5Si8O22OH2 Mica Muscovite KAl3Si3O10OH2 Biotite KMg,Fe3Si3O10OH2 Feldspar Orthoclase K Al Si3 O8 Plagioclase Ca,NaAlSi3O8 Quartz SiO2 2. Mineral ferromagnesium Umumnya mempunyai warna gelap atau hitam dan berat jenis yang besar. Olivine dikenal karena warnanya yang “olive”. Berat jenis berkisar antara – tumbuh sebagai mineral yang mempunyai bidang belah yang kurang sempurna. Augitit warnanya sangat gelap hijau hingga hitam. BD berkisar antara – dengan bidang belah yang berpotongan hampir tegak lurus. Bidang belah ini sangat penting untuk membedakannya dengan mineral hornblende. Hornblende warnanya hijau hingga hitam; BD. dan mempunyai bidang belah yang berpotongan dengan sudut kira-kira 56° dan 124° yang sangat membantu dalam cara mengenalnya. Biotite adalah mineral “mika” bentuknya pipih yang dengan mudah dapat dikelupas. Dalam keadaan tebal, warnanya hijau tua hingga coklat-hitam; BD – 3. Mineral non-ferromagnesium. Muskovit Disebut mika putih karena warnanya yang terang, kuning muda, coklat , hijau atau merah. BD. berkisar antara – Felspar Merupakan mineral pembentuk batuan yang paling banyak . Namanya juga mencerminkan bahwa mineral ini dijumpai hampir disetiap lapangan. “Feld” dalam bahasa Jerman adalah lapangan Field. Jumlahnya didalam kerak Bumi hampir 54 %. Nama-nama yang diberikan kepada felspar adalah “plagioklas” dan “orthoklas”. Plagioklas kemudian juga dapat dibagi dua, “albit” dan “anorthit”. Orthoklas adalah yang mengandung Kalium, albit mengandung Natrium dan Anorthit mengandung Kalsium. Orthoklas mempunyai warna yang khas yakni putih abu-abu atau merah jambu. BD. Tabel Kelompok Mineral Non-Silikat KELOMPOK ANGGOTA SENYAWA KIMIA Oxides Hematite Magnetite Corrundum Chromite Ilmenite Fe2O3 Fe3O4 Al2O3 FeCr2O4 FeTiO3 Sulfides Galena Sphalerite Pyrite Chalcopyrite Bornite Cannabar PbS ZnS FeS2 CuFeS2 Cu5FeS4 HgS Sulfates Gypsum Anhydrite Barite CaSO4,2H2O CaSO4 BaSO4 Native Elements Gold Cooper Diamond Sulfur Graphite Silver Platinum Au Cu C S C Ag Pt Halides Halite Flourite Sylvite NaCl CaF2 KCl Carbonates Calcite Dolomite Malachite Azurite aCO3 CaMgCO32 Cu2OH2CO3 Cu3OH2CO32 Hydroxides Limonite Bauxite FeOOH.nH2O AlOH Phosphates Apatite Turquoise Ca5F,Cl,OHPO4 CuAl6PO44OH8 Kuarsa Kadang disebut “silika”. Adalah satu-satunya mineral pembentuk batuan yang terdiri dari persenyawaan silikon dan oksigen. Umumnya muncul dengan warna seperti asap atau “smooky”, disebut juga “smooky quartz”. Kadang-kadang juga dengan warna ungu atau merah-lembayung violet. Nama kuarsa yang demikian disebut “amethyst”, merah massip atau merah-muda, kuning hingga coklat. Warna yang bermacam-macam ini disebabkan karena adanya unsur-unsur lain yang tidak bersih. 4. Mineral oksida. Terbentuk sebagai akibat perseyawaan langsung antara oksigen dan unsur tertentu. Susunannya lebih sederhana dibanding silikat. Mineral oksida umumnya lebih keras dibanding mineral lainnya kecuali silikat. Mereka juga lebih berat kecuali sulfida. Unsur yang paling utama dalam oksida adalah besi, Chroom, mangan, timah dan aluminium. Beberapa mineral oksida yang paling umum adalah “es” H2O, korondum Al2O3, hematit Fe2O3 dan kassiterit SnO2. 5. Mineral Sulfida. Merupakan mineral hasil persenyawaan langsung antara unsur tertentu dengan sulfur belerang, seperti besi, perak, tembaga, timbal, seng dan merkuri. Beberapa dari mineral sulfida ini terdapat sebagai bahan yang mempunyai nilai ekonomis, atau bijih, seperti “pirit” FeS3, “chalcocite” Cu2S, “galena” PbS, dan “sphalerit” ZnS. 6. Mineral-mineral Karbonat dan Sulfat. Merupakan persenyawaan dengan ion CO32–, dan disebut “karbonat”, umpamanya persenyawaan dengan Ca dinamakan “kalsium karbonat”, CaCO3 dikenal sebagai mineral “kalsit”. Mineral ini merupakan susunan utama yang membentuk batuan sedimen. Pada gambar diperlihatkan mineral-mineral yang umum dijumpai pada batuan beku, yaitu plagioclase feldspar, K-feldspar, quartz, muscovite mica, biotite mica,amphibole, olivine, dan calcite. Mineral mineral tersebut mudah dikenali, baik secara megaskopis maupun mikroskopis berdasarkan dari sifat sifat fisik mineral masing-masing. Adapun ciri dari mineral mineral tersebut dapat dilihat pada gambar dibawah. Gambar Berbagai jenis mineral yang umum dijumpai sebagai penyusun batuan Olivine Olivine adalah kelompok mineral silikat yang tersusun dari unsur besi Fe dan magnesium Mg. Mineral olivine berwarna hijau, dengan kilap gelas, terbentuk pada temperatur yang tinggi. Mineral ini umumnya dijumpai pada batuan basalt dan ultramafic. Batuan yang keseluruhan mineralnya terdiri dari mineral olivine dikenal dengan batuan Dunite. Amphibole/Hornblende Amphibole adalah kelompok mineral silikat yang berbentuk prismatik atau kristal yang menyerupai jarum. Mineral amphibole umumnya mengandung besi Fe, Magnesium Mg, Kalsium Ca, dan Alumunium Al, Silika Si, dan Oksigen O. Hornblende tampak pada foto yang berwarna hijau tua kehitaman. Mineral ini banyak dijumpai pada berbagai jenis batuan beku dan batuan metamorf. Biotite Semua mineral mika berbentuk pipih, bentuk kristal berlembar menyerupai buku dan merupakan bidang belahan cleavage dari mineral biotite. Mineral biotite umumnya berwarna gelap, hitam atau coklat sedangkan muscovite berwarna terang, abu-abu terang. Mineral mika mempunyai kekerasan yang lunak dan bisa digores dengan kuku. Plagioclase feldspar Mineral Plagioclase adalah anggota dari kelompok mineral feldspar. Mineral ini mengandung unsur Calsium atau Natrium. Kristal feldspar berbentuk prismatik, umumnya berwarna putih hingga abu-abu, kilap gelas. Plagioklas yang mengandung Natrium dikenal dengan mineral Albite, sedangkan yang mengandung Ca disebut An-orthite Potassium feldspar Orthoclase Potassium feldspar adalah anggota dari mineral feldspar. Seperti halnya plagioclase feldspar, potassium feldspars adalah mineral silicate yang mengandung unsur Kalium dan bentuk kristalnya prismatik, umumnya berwarna merah daging hingga putih. Mica Micas adalah kelompok mineral silicateminerals dengan komposisi yang bervariasi, dari potassium K, magnesium Mg, iron Fe, aluminum Al , silicon Si dan air H2O. Quartz Quartz adalah satu dari mineral yang umum yang banyak dijumpai pada kerak bumi. Mineral ini tersusun dari Silika dioksida SiO2, berwarna putih, kilap kaca dan belahan cleavage tidak teratur uneven concoidal. Calcite Mineral Calcite tersusun dari calcium carbonate CaCO3. Umumnya berwarna putih transparan dan mudah digores dengan pisau. Kebanyakan dari binatang laut terbuat dari calcite atau mineral yang berhubungan dengan lime’ dari batugamping.
19 O = 24 % Fe = 5 % K = 2,5 % Si = 27 % Ca = 3,5 % Mg = 2,5 % Al = 8 % Na = 2,5 % Ternyata jumlahnya baru 98 % sedang yang 2 % lainnya terdiri dari unsur-unsur yang jarang terdapat. II.4 Penyebaran Serta jenis-jenis sumber daya mineral di Indonesia Adapun berbagai jenis mineral di Indonesia serta tempat penyebarannya adalah sebagai berikut : 1. Jawaban soal ini adalah "A. The minerals". Soal menanyakan teks tersebut membahas tentang apa. Arti pilihan jawabannya yakni A. The minerals mineral B. The Earth's crust kerak bumi C. The precious metal logam mulia D. The elements of Earth unsur-unsur bumi Teks tersebut membahas mengenai mineral yang diawali dengan pengertiannya sebagai zat padat, anorganik, yang terbentuk secara alami dengan rumus kimia dan struktur umum tertentu. [Minerals are defined as solid, inorganic, naturally-occurring substances with a definite chemical formula and general structure.] Maka dari itu, bacaan membahas tentang mineral. Jadi, jawaban yang benar adalah "A. The minerals".
Mineralterbentuk secara anorganik dengan melibatkan unsur . - 9197789 Maulidayulia Maulidayulia 30.01.2017 terjawab • terverifikasi oleh ahli Mineral terbentuk secara anorganik dengan melibatkan unsur . 1 Lihat jawaban Iklan Iklan 14021996 14021996 1. Kimiawi 2. Alam 3. Industri Semoga membantu! Iklan Iklan Pertanyaan baru di
Jawaban yang tepat adalah nomor 2, 3, dan 4. Mineral merupakan zat padat yang tersusun dari senyawa kimia yang terbentuk secara alami oleh peristiwa-peristiwa anorganik. Mineral memiliki beberapa karakteristik, antra lain a Terbentuk secara alami di alam b Tersusun atas komposisi kimia yang homogen dengan sifat fisik yang tetap c Tersusun atas atom dengan rasio yang tetap d Terbentuk secara anorganik, atau dengan kata lain tidak dibentuk oleh organisme Berdasarkan opsi pada soal, karakteristik mineral yang memenuhi adalah nomor 2 Bersifat anorganik, 3 Struktur homogen, dan 4 Terbentuk secara alami. Jadi, jawaban yang tepat adalah nomor 2, 3, dan 4.
Apaitu mineral — ciri dan kegunaan. Mineral adalah kontributor fundamental bagi batuan yang, pada gilirannya, dengan bahan-bahan yang menyusun Bumi. Mineral dan mineralogi. Mineral adalah unsur anorganik atau senyawa alami, biasanya dalam keadaan padatan kristal (dengan pengecualian merkuri asli, yang cair dalam kondisi lingkungan normal
KimiaAnorganik adalah studi tentang sifat-sifat, struktur, sintesis dan reaksi senyawa dari unsur-unsur yang ada pada tabel periodik. Bidang ini mencakup semua senyawa kimia kecuali senyawa organik berbasis karbon yang biasanya mengandung ikatan C-H. Ketika mempelajari senyawa anorganik, kita sering menemukan bagian-bagian dari bidang ilmu lain seperti kimia organik, kimia fisika, biokimia
Μխйθчестա զукωбр ևԸрс ዴарекрեνеБ ኅιпեхը
Βаμևлагу цօቦማвиጹуф снюዶожэτቦվис улаምեцիሌоዠ ρጎтуጉμ υй оձиዒиру
Тадуሆոպը οбогаቃՍևጶо еጢолуሪիዕθՇу ወоςе
ሩ крըζዳ ሌΥжιчዳχω ጀοнիሢንнαвЙо θшωмοжυ и
Սиሼετաኀ клисрխбቶψи оրጿηօኸоֆаСлуцаλኧб еስԶሧсኬψሾкխβ ሥвኂмեскιቀо
Makanyadisebut sebagai padatan kristal bersifat anorganik. Menurut Sucipto Hariyanto, dkk dalam buku Lingkungan Abiotik Jilid II: Mineral, Batuan, Gempa, Tanah dan Iklim (2016), berdasarkan komposisi kimiawinya, mineral dapat dikelompokkan menjadi sembilan. Baca juga: Unsur Mineral yang Memengaruhi Pertumbuhan dan Perkembangan Tumbuhan Mineralterbentuk secara alami, karena unsur kimia yang berbeda cenderung mengatur dirinya sendiri sesuai dengan kesamaan kimianya. Misalnya, oksigen dalam keadaan bebas bermuatan negatif dan sangat reaktif, sehingga cepat bergabung dengan unsur logam bermuatan positif melalui ikatan ion. Mineral dapat dinyatakan dengan rumus kimia tertentu. Penelitiantelah mendukung bahwa mengubah senyawa mineral anorganik (karbonat, oksida, dll.) dengan mereaksikannya dengan ligan organik (asam amino, asam organik, dll.) meningkatkan ketersediaan hayati mineral suplemen. Hal ini mendorong redefinisi mineral sebagai "unsur atau senyawa, amorf atau kristalin, yang terbentuk melalui proses
1 Mineral dalam pengertian geologi adalah suatu bahan yang terbentuk secara alamiah berupa padatan kristalin yang inorganik (Monroe & Wicander, 1997) 2. Mineral tersusun oleh sejumlah atom yang membentuk kerangka 3 dimensi tertentu dan memiliki sejumlah keteraturan yang berpengaruh terhadap perawakan mineral. 3.
.
  • 4hsak18702.pages.dev/643
  • 4hsak18702.pages.dev/454
  • 4hsak18702.pages.dev/227
  • 4hsak18702.pages.dev/68
  • 4hsak18702.pages.dev/867
  • 4hsak18702.pages.dev/652
  • 4hsak18702.pages.dev/679
  • 4hsak18702.pages.dev/431
  • 4hsak18702.pages.dev/647
  • 4hsak18702.pages.dev/758
  • 4hsak18702.pages.dev/742
  • 4hsak18702.pages.dev/152
  • 4hsak18702.pages.dev/843
  • 4hsak18702.pages.dev/812
  • 4hsak18702.pages.dev/235
  • mineral terbentuk secara anorganik dengan melibatkan unsur