Diantara tanda-tanda seorang Mukmin adalah mencari derajat yang lebih tinggi di antara dua derajat yang ada di segala urusan, sehingga mencapai derajat orang-orang yang berbakti kepada Allah." Mendengar nasihat itu, Syaqiq al-Balkhi menjadi terharu, dan sambil mencium tangan sang guru ia berkata, "Engkau benar-benar guru kami."
loading...Syeikh Abdul Qadir Al-Jilani 471-561 H ulama besar yang populer dengan karomah dan kemuliaannya. Foto/dok Syeikh Abdul Qadir Al-Jilani 471-561 H, ulama besar yang dijuluki pemimpin para wali Sulthanul Auliya kelahiran Persia Iran. Beliau dikaruniai kedalaman ilmu tauhid, fiqih, sunnah Nabi dan ilmu makrifat. Sehingga banyak para wali , syeikh, ulama, dan ahli zuhud menaruh hormat pada Manaqib biografi yang dipublikasikan oleh Pustaka Pejaten beliau bernama lengkap adalah Abu Shalih Sayyidi Muhyiddin Abu Muhammad Abdul Qadir bin Abi Shalih Musa bin Abu Abdullah Al-Jily bin Yahya az-Zahid bin Muhammad bin Dawud bin Musa al-Jun bin Abdullah al-Mahdhi bin al-Hasan al-Mutsanna bin al-Hasan bin Ali bin Abi Thalib. Syeikh Abu Muhammad Abdul Qadir Al-Jilani adalah keturunan Sayyidina Hasan, cucu Rasulullah صلى الله عليه وسلم . [ Baca Juga ]Adapun ibunda beliau adalah seorang ibu yang istimewa, yaitu Fatimah binti Abi Abdillah Al-Shuma'i, keturunan Sayyidina Husein. Syeikh Abdul Qadir A-Jilani cukup populer dengan karomah dan kemuliaannya. Sebelum Syeikh Abdul Qadir lahir, ayahandanya pernah bermimpi bertemu Rasulullah صلى الله عليه وسلم bersama sejumlah sahabat, para Mujahidin, dan para wali . Dalam mimpi itu, Rasulullah صلى الله عليه وسلم berkata "Wahai Abu Shalih, Allah akan memberi amanah seorang anak laki-laki, yang kelak akan mendapat pangkat tinggi dalam kewalian. Sebagaimana aku mendapat pangkat tertinggi dalam kenabian dan kerasulan."Abu Shalih wafat ketika putranya masih teramat muda, sehingga Syeikh Abdul Qadir diasuh dan dibesarkan oleh kakeknya. Syeikh Abdul Qadir lahir tahun 471 Hijriyah di daerah Aal-Jil disebut juga Jilan dan Kilan, kini termasuk wilayah Iran Persia. Ada yang menyebut tahun 470 Hijriyah 1077 Masehi. Tahun kelahirannya ini didasarkan atas ucapannya kepada putranya, bertepatan dengan wafatnya seorang ulama terkenal Imam at-Tamimi. Tahun itu juga bertepatan dengan keputusan Imam Abu Hamid al-Ghazali untuk meninggalkan tugasnya mengajar di Nidzamiah, Baghdad. Sang Imam Al-Ghazali ternyata lebih memilih uzlah mengasingkan diri dan lebih mendekatkan dirinya kepada Allah Ta'ala. Baca Juga Di daerah itu beliau melewati masa kecilnya sampai usia 18 tahun. Kemudian hijrah ke Baghdad pada tahun 488 H sampai masa akhir hayatnya. Syeikh Abdul Qadir berperawakan kurus, tingginya sedang, berdada bidang dengan janggut lebat dan panjang. Warna kulitnya sawo matang, kedua alisnya bersambung, suaranya keras dan lantang, mudah bergaul, punya derajat mulia dan ilmu pengetahuan luas. Binar mata Syeikh Abdul Qadir terpancar dalam lingkungan yang terkenal dengan kedalaman ilmu pengetahuan. Ayahandanya adalah salah seorang tokoh ulama Jilan, sedangkan ibundanya yang juga dikenal dengan karomahnya adalah putri dari Abdullah Al-Suma'i, seorang ahli Makrifat, ahli ibadah dan zuhud. Maka bersemilah nuansa keilmuan, fiqih, hakikat dan makrifat di dalam dirinya. Baca Juga Awal Mula Belajar TasawufDalam Manaqib itu, Syeikh Abdul Qadir Jilani menceritakan kisah pengembaraannya ke pinggiran Kota Baghdad. Beliau bercerita, di sekitar Mudzafariyah, seorang lelaki yang tak pernah kukenal sebelumnya, membuka pintu rumahnya dan memanggilku "Hai Abdul Qadir."Ketika berada tepat di depan pintu rumahnya, ia berkata "Katakan padaku apa yang kau minta kepada Allah. Apa yang kau doakan kemarin?"Aku diam terpaku, tak dapat kutemukan jawabannya. Orang itu menatapku, lalu tiba-tiba membanting pintu dengan sangat keras sehingga debu-debu berterbangan dan mengotori nyaris seluruh pergi, sambil bertanya-tanya apa yang kupinta kepada Allah sehari sebelumnya. Aku berhasil mengingatnya, lalu kembali ke rumah itu untuk memberikan jawaban. Namun, rumah tadi tak dapat kutemukan, begitu pun orang itu. Rasa takut menyelubungiku. Pikirku, ia tentu orang yang dekat dengan Allah. Kelak, aku mengetahui bahwa orang itu adalah Syeikh Hammad ad-Dabbas, yang kemudian menjadi suatu malam yang dingin, di tengah guyuran hujan deras, tangan ghaib menuntun Syaikh Abdul Qadir Al-Jilani ke padepokan tasawuf milik Syeikh Hammad bin Muslim ad-Dabbas. Pimpinan padepokan itu mengetahui kedatangan Syeikh Abdul Qadir al-Jilani melalui ilham. Syeikh Hammad memerintah agar pintu padepokan ditutup dan lampu di depan pintu padepokan, Syeikh Abdul Qadir al-Jailani dilanda kantuk yang hebat dan langsung tertidur lelap. Dalam tidurnya beliau berhadas besar sehingga pergi untuk mandi dan berwudhu di sungai. Usai bersuci kembali beliau tertidur dan berhadas lagi, hingga tujuh kali dalam semalam. Tujuh kali beliau mandi dan berwudhu dengan air yang nyaris membekukan paginya, pintu padepokan dibuka dan beliau pun masuk ke dalamnya. Syeikh Hammad bangkit untuk mengucapkan salam kepada beliau. Dengan penuh suka cita, Syeikh Hammad memeluk beliau dan berkata "Anakku, Abdul Qadir, hari ini keberuntungan milik kami. Esok, engkaulah pemiliknya. Jangan pernah tinggalkan jalan ini."Syeikh Hammad menjadi guru pertama beliau dalam bidang tasawuf. Melalui tangan Syeikh Hammad itulah beliau bersumpah dan memasuki jalan thariqah. Mengenai hal ini, Syeikh Abdul Qadir al-Jailani bercerita "Aku belajar kepada banyak guru di Baghdad. Namun, setiap kali aku tak dapat memahami sesuatu atau ingin mengetahui suatu rahasia, Syeikh Hammad memberiku penjelasan. Kadangkala aku dimintanya mencari ilmu dari ulama lain, mengenai akidah, hadis, fiqih dan lain-lain. Setiap kali aku pulang ke padepokan, ia selalu bertanya "Ke mana saja kau? Selama kepergianmu, kami mendapatkan begitu banyak makanan yang sangat lezat bagi tubuh, akal, serta jiwa dan tak sedikitpun yang kami sisakan untukmu."Di saat yang lain ia berkata "Demi Allah, dari mana saja kau? Adakah orang lain di sini yang lebih tahu alim daripada engkau?"Murid-muridnya mengusikku dengan mengatakan "Kau adalah ahli fiqih, mahir menulis dan ahli ilmu. Mengapa kau tidak keluar saja dari sini?"Syeikh Hammad menegur dan menenangkan mereka "Sungguh memalukan! Aku bersumpah, tak ada seorang pun di antara kalian yang lebih tinggi dari tumitnya. Jika kalian kira bahwa aku iri kepadanya Syeikh Abdul Qadir Jilani dan kalian mendukungku, ketahuilah bahwa aku justru akan mengujinya dan mengantarkannya kepada kesempurnaan. Ketahuilah, di alam ruhani, kedudukannya seperti batu sebesar gunung."

Takhanya perjalanan spiritual orang alim, dalam buku ini juga disuguhkan berbagai sifat teladan kehidupan, termasuk apa itu makna ketabahan. Bahwa seorang sufi kontemporer hidupnya penuh dengan kegemerlapan. Ia nyaris memiliki segala hal keduniawian melalui satu kuncinya, yaitu uang. Namun begitu, ia justru mendirikan rumah yang cukup sederhana.

Di sepanjang situs web, Yayasan Penelitian Sains Spiritual SSRF telah menekankan betapa pentingnya melakukan latihan spiritual secara teratur. Tujuan dari artikel ini adalah untuk memberikan pemahaman dasar dari apa yang dapat anda lakukan untuk memulai perjalanan spiritual kita sejak hari ini juga. Apapun jalur agama atau dari manapun kebudayaan Anda berasal, Yayasan Penelitian Sains Spiritual SSRF merekomendasikan tiga hal yang dapat segera Anda lakukan untuk memulai atau melengkapi perjalanan spiritual Anda. Chanting dzikir Nama Tuhan YME sesuai dengan agama kelahiran Anda Kita dilahirkan di dalam agama yang paling kondusif untuk memulai perjalanan spiritual kita. Dengan demikian, aspek Tuhan yang kita sembah sesuai dengan agama kita, adalah apa yang paling bermanfaat bagi perjalanan spiritual kita pada tahap itu. Berbagai Nama Tuhan menurut agama masing-masing mewakili berbagai aspek dari Tuhan Yang Maha Esa. Dengan mengucapkan dan merepetisikan secara berulang Nama Tuhan sesuai agama kelahiran kita, kita berseru kepada aspek Tuhan tersebut dan memanfaatkan Energi Suci-Nya. Hal ini dapat diibaratkan seperti mengkonsumsi tonik pertumbuhan spiritual yang paling kita perlukan. Mari kita lihat beberapa contoh dari Nama Tuhan YME yang seharusnya kita ucap dan repetisikan, sesuai dengan Agama kelahiran kita. Nama Tuhan yang seharusnya diucapkan dan direpetisikan seseorang Agama kelahiran Nama Tuhan YME untuk Chanting / Dzikir Buddha Om Mani Padme Hum, Namo Buddhaya Kristen Katholik Roma Salam Maria Anglikan dan denominasi Kristen lainnya Tuhan Yesus Hindu Nama Dewata keluarga atau jika seseorang tidak tahu Nama dari dewata keluarga maka orang tersebut dianjurkan untuk chanting “Shree Kuladevataayai Namahaa”. Metode dari repetisi Nama Dewata keluarga Shree harus menjadi awalan dari Nama Dewata keluarga, Nama berikutnya harus dalam tata bahasa “objek tidak langsung” chaturti pratyai dan kemudian diakhiri dengan Namahaa. Misalnya, jika Dewata keluarga adalah Ganesh, disebutkan menjadi Shree Ganeshaaya namahaa’ Bhavani, disebutkan menjadi Shree Bhavaanimatayai namahaa’ atau Sree Bhavaanidevyai namahaa’ Islam Ya Allah, Allah hu Akbar, Ar-Rahim, dsb. Jain Navakar Mantra Om Namo Arihantanam Yahudi Jehowah, Yahweh, Adonai atau salah satu dari Nama-Nama Tuhan dalam agama Yahudi Sikh Vahe Guru, Shri Vahe Guru, Sukhmani Saheb, Japaji Saheb Zoroastrian Ada 101 Nama. Para pencari Tuhan seekers diminta untuk mengucapkan Nama yang sesuai dengan angka yang diperoleh dalam meditasi. Beberapa saran dalam chanting dzikir Nama Tuhan YME 1. Mengucap dan merepetisi dengan cara yang Anda rasa nyaman Anda dapat mengucap dan merepetisi di dalam pikiran mental atau anda mengucap dan merepetisikan secara lisan atau dapat anda ucapkan dan repetisikan dengan menggunakan Tasbih, Rosario, Mala, dll. Anda dapat memilih metode manapun yang anda rasa nyaman. 2. Setiap saat dan di mana pun Anda dapat mengucap dan merepetisi di mana pun, kapan pun juga. Contohnya, Anda dapat mengucap dan merepetisi dalam perjalanan untuk bekerja, sambil memasak, atau sekedar membawa binatang peliharaan untuk berjalan-jalan. 3. Kuantitas dalam pengucapan dan pengulangan Nama Tuhan Semakin banyak ucapan dan repetisi yang Anda lakukan, akan semakin banyak pula manfaat spiritualnya. Anda dapat memulai dari lima menit per hari, kemudian berangsur-angsur menaikkan kuantitasnya ke beberapa jam per hari dalam kurun waktu beberapa bulan. Hal ini dapat dilakukan dalam banyak sesi, dan sembari melakukan kegiatan-kegiatan lainnya, seperti memasak, berjalan, dsb. seperti dijelaskan di atas. 4. Upaya rutin untuk chanting/dzikir Upaya tulus dan teratur dalam chanting akan memberikan manfaat-manfaat seperti membawa perasaan tenang di dalam hidup yang sudah kurang Anda rasakan dalam waktu yang lama atau kehidupan duniawi Anda menjadi lebih baik. Intinya Berikanlah yang terbaik untuk chanting sebagai latihan spiritual selama minimal 6 bulan dan Anda akan melihat manfaat-manfaatnya dalam hidup Anda. 2. Chanting yang kondusif secara spiritual di masa kini hingga tahun 2023 Melalui penelitian spiritual, kami menemukan Nama yang paling kondusif secara spiritual untuk diucapkan di masa kini hingga tahun 2023. Nama tersebut yaitu Om Namo Bhagawate Vasudevaya Klik disini untuk mendengarkan dan mengunduh rekaman audionya. Arti dari Nama tersebut adalah “Saya memberi hormat kepada Prinsip Pemeliharaan Ilahi, yang memelihara semua ciptaan”. Mengingat kekacauan dan ketidakstabilan yang terjadi di masa sekarang, dianjurkan bagi kita untuk chanting Om Namo Bhagawate Vasudevaya sebagai chanting utama kita. Nama ini dapat memberikan energi spiritual yang diperlukan dan perlindungan di masa yang akan datang. Jika Anda sudah mulai chanting Om Namo Bhagawate Vasudevaya, maka chanting sesuai agama kelahiran tidaklah diperlukan lagi. Apapun Nama yang kita pilih, hal yang lebih penting adalah keteraturan dalam chanting. Ini karena chanting merupakan praktek spiritual yang dianjurkan di masa kini dan membantu kita untuk semakin merasakan Tuhan YME. 3. Chanting dzikir nama pelindung untuk permasalahan leluhur Dalam dunia sekarang ini, hampir semua orang terpengaruh oleh masalah yang dikenal sebagai Permasalahan Leluhur’. Hal ini telah dijelaskan secara mendalam di bagian artikel kami lainnya tentang Permasalahan Leluhur. Dengan mengucap dan mengulangi Nama Tuhan Datta yaitu Aspek Tuhan YME yang melindungi kita dari permasalahan leluhur, kita akan terisolasi dari permasalahan ini. Ucapan dan repetisi Nama yang tepat adalah Shree Gurudev Datta’. Klik di sini untuk mendengar Nama Pelindung ini. Tips dalam pengucapan dan merepetisikan Nama Shree Gurudev Datta’ Kuantitas Kuantitas yang kami rekomendasikan untuk pengucapan dan pengulangan nama Shree Gurudev Datta’ seharusnya sepadan dengan besar-kecilnya kesulitan yang dialami seseorang akibat permasalahan leluhur. Mohon dibaca artikel kami Apakah permasalahan leluhur itu? untuk lebih mengerti kesusahan-kesusahan apa saja yang bisa dialami seseorang terkait permasalahan dari leluhur. Dalam hal di mana tidak ada kesusahan yang dialami atau ringan, seseorang dapat mengucapkan dan merepetisikan Nama selama 1 sampai 2 jam setiap harinya untuk menghindari masalah tersebut di masa depan. Dalam hal di mana kesusahan yang dialami adalah sedang, pengucapan dan repetisi Nama dilakukan 2 sampai 4 jam setiap harinya. Jikalau kesusahan yang dialami adalah parah atau fatal, maka seseorang harus mengucap dan merepetisi Nama Shree Gurudev Datta’ selama 4-6 jam setiap harinya. Catatan Kuantitas chanting Nama yang dianjurkan di atas telah meningkat baru-baru ini. Kenaikan jumlah yang dianjurkan ini mempertimbangkan peningkatan dalam kesulitan yang disebabkan oleh leluhur dan energi negatif di saat ini dan di masa mendatang. Sesuai dengan kenyamanan Anda Anda dapat melakukan hal ini dalam satu sesi sekaligus atau dalam banyak sesi yang terpisah. 4. Membangun pengetahuan spiritual Anda Belajar lebih banyak Studi secara teratur tentang berbagai aspek ilmu pengetahuan spiritual adalah penting untuk membantu Anda memahami pentingnya latihan spiritual yang teratur dan juga memperjelas pertanyaan yang mungkin Anda miliki. Kami menyarankan Anda juga membaca bagian-bagian atau artikel-artikel berikut Penelitian spiritual untuk kebahagiaan hakiki termasuk enam prinsip dasar latihan spiritual Bagian tentang latihan spiritual Bertanya Silahkan berbagi pengalaman dengan leluasa atau ajukanlah pertanyaan kepada kami tentang perjalanan latihan spiritual Anda.
BiografiLengkap Syaikh Abdul Qadir al-Jailani dan Thariqat Qadiriyah Diriwayatkan bahwa saat mengandung beliau usia ibunya 60 tahun. Ada yang menyatakan bahwa pada usia 60 tahun tidak ada wanita yang bisa hamil lagi. Ibu beliau bernama Fathimah binti Syekh Abdullah Ash-Shauma'i. Setelah lahir Syekh Abdul Qodir tidak mau menyusupada saat bulan Ramadhan, sehingga jika masyarakat
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas. Langit diam terhujam kakinya di ujung timur dan barat, menembus tanpa batas. Awan bergumpal-gumpal, pekat menghitam menutupi cahaya bulan. Suasana malam dingin tanpa kisaran angin. Hanya suara tonggeret terdengar dari kejauhan, dari arah rumah belakang tempat jalannya prosesi. Hening dalam nuansa, gelap dalam menanti, sepi sekali. Nafas terdengar satu-satu, berpadu dalam rahsa tak menentu, sebab sepertinya memang sedang dalamdiammenunggu. Menunggu sesuatu peristiwa yang bakalan terjadi namun tak ada yang mengerti, apakah yang bakalan terjadi nanti. Badan sudah mulai terasa kesemutan, aliran energi entah dari mana mulai merasuki. Dingin menjalar dari dalam dada sebelah kiri. Sebagaimana keadaan malambiasanya, romansanya, seperti menandakan hari akan segera turun hujan. Terlihat tetes rintiknya sudah jatuh satu-satu. Malam itu, adalahmalam yang menjadi satu rangkaian dengan peristiwa anehsiang hari tadi, peristiwa misteri yang kemudian nanti akan merubah jalan hidupMas Dikonthole, ya di Masjid Merah ini. Peristiwa luar biasa yang terjadisiang hari tadi, sehabis ashar. Peristiwa yang terus hingga malam ini menggetarkan sanubari, yang kemudian memaksa dirinya harus melaksanakan prosesi menuntaskannya di malam ini. Dan sekarang ini dia tengah bermalam sendirian, di masjid yang tanpa penghuni. Menginap secara sembunyi-sembunyi,bila diketahui penjaga masjid maka pasti Mas Dikonthole akan digelandang, sebab disangka masjid sangat keras, peziarah tidak diperbolehkan menginap di dalam ruangan masjid. Maka seluruh pintu gerbang, setelah sholat isya dikunci oleh juru kunci. Mestinya, tidak mungkin Mas Dikonthole dapat masuk ke dalam. Namun nyatanya Mas Dikonthole malam ini nekad bermalam, untuk sebuah prosesi. Mas Dikonthole memaksa, menerobos ke dalam masjiduntuk apa jadinya jika tertangkap para peziarah yang nekad, berakhir dipenjara. Namun bisikan sangat kuat agar dia bermalam di dalam ruangan masjid diantara dua tiang besar. Mengalahkan logikanya. Maka jalan bahayapun ditempuhnya, sehabis sholat isya, dia menghampiri salah satu warga, yang sholat, agar mau menolongnya. Itulah yang pertemuan setelah lewat sholat isya, sekitar jam delapan malam mereka akan bertemu di depan gerbang pintu masjid. Maka untuk mengisi waktu Mas Dkonthole keluar sebentar untukmembeli makanan. Setelah selesai makan, Mas Dikonthole menuju kembali ke masjid, rupanya penolongnya tak lama kemudian juga datang kesitu. Layaknya seorang pencuri, orang tersebut kemudian melompat ke dalam masjid melalui pagar depan, di samping kiri masjid. Dan tak lama kemudian, membukakan pintu belakang samping kanan masjid. Pintu yang hanya setinggi anak lima tahunan, hanya pas untuk masuk sambil menunduk saja. Pada saat itu Mas Dikonthole sempat was-was juga, harus mengendap-endap, bagaimana kalau ketahuan, kemudian disangka pencuri. Wah bisa babak belur jadinya. Namun diyakinkanlah dirinya, pasti Tuhan akan menolongnya. Apa boleh buat , dibulatkan saja tekadnya. Malam itu diapun berhasil masuk ke dalam ruangan masjid yang tak terjaga. Anehnya orang yang menolongnyapun seperti tergesa-gesa pergi, seperti ketakutan, dan dia pun melompat dari gerbang maka saat ini dia tengah diam dalam hening di dalam ruanganMasjid Merah, sendiri saja. Temannya yang satu perjalanan spiritual, yang diawal selalu berjalan bersamanya entah mengapa tidak mau menemani. Temannya memilihmelanjutkan perjalannya sendiri, katanya mengikuti takdirnya. Dan nanti dibagianlain, kisah perjalan temannya ini, akan dikisahkan. Saat mana perjalanannya seperti diarahkan ke tempat makam asli Syekh Siti Jenar. Dia seperti hilang kesadaran, menempuh perjalanan panjang ke tempat makam sang Syekh. ya, dia menemukan makam Syekh yang asli. Diantara perbukitan tinggi di Jawa Barat. Para wali yang menyembunyikan makamnya Dikontholediam di dalam masjid sendiri. Mengapa temannya mampu menemukan makamnya, ya karena sebab temannya ini masih ada titisan Sykeh Siti Jenar itu sendiri. Itulah jawaban yang diyakini Mas Dikonthole. Langit diam terhujam kakinya di ujung timur dan barat, menembus tanpa batas. Awan bergumpal-gumpal, pekat menghitam menutupi cahaya bulan. Suasana malam dingin tanpa kisaran angin. Hanya suara tonggeret terdengar dari kejauhan, dari arah rumah belakang tempat jalannya prosesi. Hening dalam nuansa, gelap dalam menanti, sepi sekali. Nafas terdengar satu-satu, berpadu dalam rahsa tak menentu, sebab sepertinya memang sedang Dikonthole masih rebahan di masjid menunggu prosesi puncak tepat jam 12 malam nanti. Masih kuat dalam kesadarannyakejadian siang haritadi, dimana peristiwa hebat telah terjadi, seperti layaknya sebuah peristiwa penyambutan luar biasa dari para wali kepada Mas Dikonthole. Teringatlah jelas dalam kesadaran, pada saat itu,dalam meditasinya,dirinya tersentak. Blegh..des..der.. !. Kesadarannya terhenyak, dalam kagetnya bertanya, “Duh ..Gusti benda apa ini ?.”Tiba-tiba serasa seperti laju angin berhenti bertiup, dan seiring dengan itu , sosok berjubah putih hadir dihadapan Mas Dikonthole. Seorang lelaki setengah baya, berpakaian jubah wali, mirip dengan pakaian kebesaran bangsawan dari baghdad lengkap dengan barisan para santri,yangmengiringi kemunculannya dari balik pintu ruang dalam Masjid Merah. Ruangan seperti hampa udara, sesak nafas dibuatnya. Energi putih seperti membentengi keberadaan sang wali yang terus menghampiri dimana Mas Dikonthole terjadi hanya sepersekian !. Sekelebatan saja, sosok wali itu, sudah didepan Mas Dikonthole seperti menghalangi pandangan. Dan seiring berhentinya desiran angin, seperti ada suara yang memerintahkan agar Mas Dikonthole membuka telapak tangannya, berbisik lembut saja, namun rahsanya begitu kuat merasuk kedalam relung hati. Tanpa sempat bertanya apa-apa, dan belum juga sempat kekagetannya. Sosok berjubah itu, begitu saja mengangsurkan tangannya kearah Mas Dikonthole. “Aku berikan kitab rahasia hikmah Al qur an …” Blam…der…!.Blegh..!.Dan tiba-tiba saja aliran listrik tegangan tinggi seperti mengalir ke telapak tangan Mas Dikonthole yang terbuka, Keadaan yang benar-benar tak tahu jika di dalam ruangan Masjid Merah tengah berlangsung pertemuan para wali. Sebelum dirinya mulai meditasi, dia melihat kedalam ruangan dalam Masjid Merah, yang terkunci rapat sepanjang tahun dan konon katanya hanya dibuka satu tahun sekali itupun harus menggunakan rangkain persyaratan ruangan yang tak begitu luas, disana dia melihat seperi kerumununan orang yang tengah bersidang dengan meja besar yang asyiknya mereka bersidang, membahas permasalahan dan problematika umat, sepertinya mereka tak memperdulikan kehadiran Mas Dikonthole yang mengamati mereka. Sambil menghela nafas Mas Dikonthole bersiap untuk sholat wali,yang sepertinya masih terus berlangsung hingga kinidiMasjid hanya ilusi ataukah benar terjadi ?. Kembali Mas Dikonthole hanya mengkhabarkan apa adanya, terserah sidang pembaca memaknai. Diirnya hanya mampu bersyukur,dapat menyaksikan pertemuan itu diahanya uluk salam saja, tanpa bermaksud mengganggu pertemuan para wali yang tengah berlangsung salamnya seakan diacuhkan saja oleh mereka yang tampak sedang serius semakin jelas, ada sembilan wali yang tengah berdialog di dalam ruangan. Dan disekitarnya ada beberapa santri yang duduk bersila sambil berdzikir. Jumlahpara santri kurang lebih dua puluhan. Ya, sepertinya nuansa berabad-abad yang lalu tengah terjadi disitu, dihadirkan dimata batin Mas Dikonthole. Apakah memang kebetulan ataukah sengaja diperlihatkan kepada Mas Dikonthole, dia tak tahu itu. Dengan rasa takjum dirinya hanya menyapa mereka dalam hatinya. Kemudiandia tak mau mengganggu mereka lagidilaksanakanlah sholat seperti biasa saja. Sholat sunnah masjid yang kemudian diteruskan dengan sholat ashar, sholat yang khusuk. Namun kejadiannya, sungguhtidak disangka, jika kemudian merekasecara bersama-sama menghampirinya. Bersamamenemui Mas Dikonthole dan kemudian memberikan sesuatu. Kitab berukuran kecil sekali dengan diameter cm x 1 kejadian luar biasa yang diceritakan dimuka, dimana Mas Dikonthole tersegah menerimanya. Kitab kecil ini begitu diletakan ditangan Mas Dikonthole seperti melebur , menghablur seperti cahaya kecil, yang perlahan-lahan, mengalirmasuk ke dalam badan melalui tangan sementara tangan kanan sang wali berada pada jarak 5 cm diatas telapak tangan Mas Dikonthole. Memberikan tekanan luar biasa agar benda kecil itu dapat masuk ke dalam aliran listrik ribuan kilovolt menerjangsyaraf. Sungguh urat syarafnya selesai rasa sakit yang menerjang, sang wali berbisik lagi, “Aku berikan rahasi a sunnah..” Dan ..blam..blam…badan Mas Dikonthole oleng, kesadarannya menghablur. Hal yang sama terulang kembali, kitab yang ukurannya sama. Dua kitab hikmah diberikan sekaligus dalam hitungan detik,yang satu melalui tangan kanan dan yang satunya lagi melalui tangan kirinyamaka bayangkanbagaimana rahsanyaenergi yang menerjang badan. Sekuat tenaga dirinya mempertahankan posisi duduk bersilanya, badanya bergoyang kesana kemari, tangannya seperti tak kuasa menahan sesuatu. Hampir saja dia berteriak saking tak kuatnya menahan berat dan rahsa yang menghujam, namun seperti ada bisikan halus yang menentramkannya. Energi halus danlembut tu sepertimeliputi danmenahannya,seperti kabut tipis diseputar badan,sejuk sekali. Ya, dia masih berada dalam ruangan masjid. Apa jadinya jika dia berteriak. pasti akan mengagetkan orang yang tengah sholat itu tidaklah lama, mungkin kisaran 30 menit sampai satu jam, Mas Dikonthole tak tahu pasti. dalam kesadarannya dirinya mengalami gemblengan para wali berbulan-bulan lamanya. Kemudian saat semua sudah selesai, angin sepertinya kembali kepada keadaannya semula. Langit sudah tidak mendung lagi. Selesai prosesi, kemudian sang wali memberikan wejangan, agar dirinya mengamalkan seluruh ajaran kitab Al qur an dan sunnah. Hakekat dan hikmah sudah diajarkan, maka menjadi kewajiban Mas Dikonthole untuk menguraikan dan memaknai, juga mengkhabarkan. “Ugh…apakah itu ilusi ?. Lha kapan diajarkannya. Bukankah kejadiannya hanya berlangsung sebentar tidak sampai 30 menit dan juga dirinya tidak merasa kalau diajarkan sesuatu. Apakah maknanya.” Mas Dikonthole terus membantin, dengan kejadian atas peristiwa ini kemudian menjadi pertanyaan yang tidak habis-habisnya, kejadian apakah dan mengapa dirinya yang diberikan kitab itu ?. Bagaimana memaknainya. apakah dirinya harus belajar Al qur an sebagaimana para santrinya ?. Kalau itu sungguh Mas Dikonthole menyerah saja. Dia bukanlah ahli agama, dia hanya bisa sekedar baca Al qur an saja, itupun hasil belajar pada ustad kampung saja. Kalau sekarang hanya lulus iqro saja mungkin. Bagaimana harus memahami hikmah rahasia Al qur an dan sunnah yang begitu besar ?. Mimpi tersebut benar-benar sangat membekas, dan menjadi beban yang tak berkesudahan. Sebab setelahnya, seperti ada sesuatu yang menuntut dirinya harus terus mengkaji makna demi makna atas peristiwa perjalanan spiritualnya. Hikmah kejadian demi kejadian yang terus mendamparinya. Sepanjang lakunya berspiritual, mengelilingi nusantara ini. Siapakah yang memberikan kitab hikmah tersebut ?. Benarkah kitab itu real adanya ?. Ataukah dirinya hanya berjalannya waktu, dirinya benar-benar diajarkan hikmah melalui pengajaran alam. Bagaimana kemudian dirinya mampu membaca simbol-simbol yang digunakan dalam al qur an, bagaimana juga kemudian dirinya meyakini tanda-tanda alam. Bagaimana dirinya diajarkan bahasa alam , diajarkan bahasa al qur an melalui bahasa alam itu sendiri. Kemudian pada gilirannya dirinya juga mengerti makna agama alam, mengerti hakekat agama Islam. Agama alam, agama Islam, dan sunatulloh sepertinya semua dalam rangkaian yang tali temali yang saling menjelaskan keadaannya. Semua dalam bahasa simbol. Bagaimana bisa terjadi ?. Apakah yang dimaksudkan kitab hikmah’ adalah seperti itu ?.Semua pertanyaan benar-benar menghabiskan sepanjang perjalanan spiritualnya, rasa gundah, rasa penasaran, rasa ingin tahu, dan rasa-rasa sang wali hanya ilusi saja ?.Dan sebagainya, dan sebagainya. Namun sepertinya tidak, bagaimana dirinya mengerti hikmah ?. Maka Mas Dikonthole seperti yakin sekali akan penglihatannya, kesadaran ghaibnya tidak mengingkari adanya sosok wali yang menemuinya dalam kesadaran Mas DikontholeMasjid Merahtersebut memang masih menjadi tempat pertemuanpara dahulu hingga kini. Namun bukankah mereka semua sudah meninggal. Sesungguhnya wali-wali Allah tidaklah mati mereka hdup disis-Nya.“ Itulah yang diyakini Mas Dikonthole dari berita al qur an. Maka benarkah keadaan diri mereka seperti yang dilihat Mas Dikonthole. Sepertinya keadaan masa lalu yang tidak berubah ?. Walohualam Mas Dikonthole meyakini, bahwa Yaitu sebagaimana memang pawa wali, jaman dahulu menggunakan Masjid Merah itu untuk pertemuan utama, menggelar pertemuan rahasia di Masjid Merah ini. Dan apakah hanya Mas Dikonthole saja yang menjadi saksi ?. Jika benar, sungguh nikmat luar biasa yang dianugrahkan Tuhan pada ini merupakan sebuah masjid berumur sangat tua yang didirikan pada tahun 1480 oleh Syarif Abdurrahman atau Pangeran Panjunan. Ia adalah seorang keturunan Arab yang memimpin sekelompok imigran dari Baghdad, dan kemudian menjadi murid Sunan Gunung Merah Panjunan ini berumur lebih tua dari Masjid Demak, Masjid Menara Kudus dan Masjid Sang Cipta Rasa. Sebelum dikenal dengan nama Masjid Merah Panjunan, dulunya Masjid ini bernama Al Athyang yang berarti dikasihi. Pengaruh penggunaan material bata merah yang dominan terutama pada bangunan pagarnya ini lebih menyerupai bangunan candi atau Pura yang umum digunakan pada masa permulaan Islam terus menerawang, Mas Dikonthole bersiap untuk prosesi. Jam sudah menunjukan pukul 11 malam. Namun apa yang terjadi. Tiba-tiba pintu gerbang dibuka dari arah depan, sepertinya sang juru kunci akan masuk. Berdebarlah dada Mas Dikonthole,"Waduh, bisa dipenjara dirinya nanti.."bisiknya dalam hati. sesaat kemudian dia berdoa kepada Allah. Benarlah apa yang ditakutkannya. Bersama dua orang satuan kemanan sang juru kunci menghampiri tempat duduk Mas Dikonthole dan kemudian Mas Dikonthole digelandang ke salah satu ruangan masjid. Entah berapa banyak pertanyaan dilontarkan, badan Mas Dikonthole sudah mulai panas dingin. Syukurlah kemudian setelah diperiksa identitasnya, dan kemudian menjelaskan maksud dirinya bermsalam, sang juru kunci mengerti dan hal yang belum pernah terjadi katanya, biasanya jika ada yang menerobos tanpa ijin ke masjid ini bisa dipidana. Masjid ini sudah dilindungi undang-undang purbakala. Bersyukurlah Mas Dikonthole sebab akhirnya sang juru kunci mau menemani Mas Dikonthole menginap di masjid. Malam sudah menunjukan pas jam 12 malam maka mulailah dilaksanakan prosesi. Mas Dikonthole sholat sunnah, hajat, tobat, kemudian diam dalam waktu yang lama. Entah pengajaran apa yang tengah dialaminya di masjid itu. Beberpa sosok berjubah bergantian menghampiri, mengajarkan pengajaran ghaib yang sulit diceritakan disini. Satu persatu para wali mengajarkan kepada kesadaran Mas Dikonthole. Hingga tak sadar waktu sudah menujukkan pagi, adzan subuh sudah bergema di masjid Dikonthole, tergugah dari meditasinya, rasanya pembelajaran para wali cukup membekas, namun dirinya sendiri tidaklah mengerti, atas apa yang diajarkan. Sungguh membingungkan sekali. seperti proses diinput program-program saja. Program yang terasa manfaatnya jika digunakan. Maka dengan hati yang masih penuh tanda-tanya, diaksanakannya shlat berjamaah di masjid ini. Nuansa yang benar-benar tak mampu dilupakan. Bagaimana rahsanya jika kita satu jamaah dengan para wali ?. Sunguhkah ini ?. Apakah bukan majinasi atau ilusi. He eh, entahlah. Semua hanya dalam kesadaran dan keyakinannya saja. Dirinya tak berharap agar orang lain percaya dengan apa yang dialaminya. Cukup dirinya saja yang menjadi saksi. Biarlah dia menyaksikan apa-apa yang disaksikan oleh para orang suci. Menjadi saksi kebenaran ayat-ayat Allah di muka bumi bisawab 1 2 3 Lihat Filsafat Selengkapnya
KISAHPARA WALI ALLAH. 25,714 likes · 3 talking about this. Shalawat adalah doa yang ditujukan pada Rasulullah Saw sebagai bukti rasa cinta dan hormat kita kepadanya, yaitu umatnya. Ia juga doa dari

Buku berjudul "Mereka yang Disandera Cinta kepada Allah Ta'ala" ini merangkum biografi para sufi yang begitu gigih menjalani kehidupan dengan selalu mengharap keridaan Tuhan. Sufi, berdasarkan catatan Wikipedia adalah penyebutan untuk orang-orang yang mendalami sufisme atau ilmu tasawuf. Total ada 81 sufi yang dikisahkan dalam buku yang bisa menjadi bahan introspeksi bagi para pembaca yang ingin meningkatkan kualitas ibadahnya kepada-Nya. Syaikh Ibrahim as-Samarqandi adalah salah satu sufi yang berasal dari Samarkand. Sebagai seorang sufi, ia memulai perjalanan spiritualnya melalui sikap dan perilaku yang sopan, baik terhadap sesama maupun terutama terhadap Allah Taala. Secara sufistik bersikap sopan di hadapan-Nya adalah mengakui dengan sepenuh hati segala kemahaan-Nya yang tak bertepi. Itu di satu sisi. Sementara di sisi lain adalah menyerahkan diri secara habis-habisan melalui pintu kepatuhan terhadap berbagai perintah dan ketentuan hadirat-Nya. Walaupun di antara sekian perintah itu tak kunjung terpahami. Sedangkan di hadapan sesama makhluk, sikap sopan itu akan muncul sebagai kerendahan hati yang begitu indah dan mengagumkan. Tak terlintas untuk bersikap jumawa sedikit pun. Karena sadar bahwa sejumlah kekurangan itu merupakan atribut-atribut yang permanen. Di situ yang akan senantiasa menjadi hiasan tak lain adalah penghormatan, cinta, dan kasih sayang hlm. 48-49. Sufi selanjutnya yang dikisahkan dalam buku ini bernama Syaikh Bisyr al-Hafi. Berasal dari salah satu desa di Merv atau Aleksandria. Pada awalnya, ia seorang pemabuk dalam artian betul-betul negatif. Hingga suatu hari ketika masih sempoyongan usai mabuk, ia menemukan secarik kertas bertuliskan kalimat basmalah di tengah jalan. “Ini nama Tuhanku. Ini sangat mulia. Tidak boleh ada di jalan seperti ini” ungkapnya. Singkat cerita, untuk memuliakan kertas bertuliskan basmalah tersebut, ia berusaha membersihkannya dari kotoran, bahkan membalurinya dengan minyak wangi dan diletakkan di lemari paling atas. Saat tidur, ia bermimpi mendengar suara bergema; “Karena sudah kau harumkan nama-Ku, maka akan Kuharumkan namamu di dunia ini dan di akhirat nanti”. Setelah peristiwa secarik kertas itu, ia masih belum kunjung insaf dari kebiasaan mabuknya. Hingga suatu hari, ia didatangi seorang wali yang sebelumnya bermimpi sebanyak tiga kali, intinya agar mencari keberadaan Bisyr al-Hafi. “Carilah Bisyr bin al-Harits dan katakan kepadanya bahwa dia sudah dipanggil oleh Allah”. Ketika sang wali menyampaikan hal tersebut pada Bisyr, atas izin-Nya kemudian Bisyr pun bertobat dan tak lagi mabuk-mabukan. Hidup dan matinya lantas semata terfokus kepada Allah belaka hlm. 58. Said bin Sallam Abu Utsman al-Maghribi juga termasuk sufi yang memiliki kisah menarik di balik keputusannya menempuh jalan spiritual atau keilahian. Ia berasal dari kota Kairouan, Tunisia. Tinggal di Mekkah selama beberapa tahun. Kemudian pindah ke Nisapur. Tentang peristiwa yang menyebabkan dirinya menempuh jalan keilahian, ia menuturkan sendiri kisahnya sebagaimana berikut ini “Yang menjadi pemicu taubat dan permulaanku memasuki lorong rohani adalah bahwa aku memiliki kuda dan anjing. Dengan kedua binatang itu setiap hari aku pergi untuk berburu. Di dalam berburu aku membawa sebuah kendi yang kuisi susu untuk diminum. Pada suatu hari aku ingin minum susu dalam kendi itu. Seketika itu juga anjingku menggonggong dengan sangat keras. Aku mau minum susu lagi, anjingku malah menggonggong lagi dengan lebih keras. Saat aku mau meminum lagi untuk ketiga kalinya dengan cepat anjingku lalu mendahului minum susu di kendiku. Setelah itu seluruh tubuh anjingku menjadi bengkak. Tak lama kemudian ia lalu mati. Ternyata anjingku berbuat demikian lantaran ia telah melihat seekor ular minum dari susu dalam kendiku. Ia telah rela menggantikan diriku dengan dirirnya sendiri. Setelah peristiwa itu aku langsung bertaubat dan memasuki jalan rohani ini”. Salah satu hikmah yang bisa dipetik dari kisah pertaubatan Said bin Sallam Abu Utsman al-Maghribi ialah bahwa makhluk apa saja, termasuk yang sering kali dipojokkan dan dihina oleh banyak orang seperti anjing, dengan penuh kasih sayang bisa digunakan oleh Allah Swt untuk menolong siapa pun yang dikehendaki-Nya. Dalam konteks ini, apa saja bisa menjelma sebagai pertolongan Tuhan semesta alam. Karena itu, pandanglah segala sesuatu sebagai kemungkinan yang bisa menjelma “tangan” kemahaan-Nya hlm. 179-180. Menarik sekali membaca kisah perjalanan para sufi dalam buku karya Kuswaidi Syafiie ini. Kisah mereka setidaknya dapat menjadi bahan renungan sekaligus mampu menggugah kesadaran dan nurani kita, agar selalu berusaha mendekatkan diri kepada Tuhan dan selalu berupaya bersikap baik terhadap makhluk-Nya, sehingga kelak kita dapat termasuk ke dalam golongan orang-orang yang beruntung. Sam Edy Yuswanto Penulis lepas mukim di Kebumen

Рсяሗащуշо ևУտошух за εζиςοпЕբянтιμа иջሏլифирсι
Րቬዙ էпсЫդሎ шօջ ωՃахαጹим τиψеρ ጹесрዮпан
Еβувቲст ጹиքаդиհутጼχокриջ евεቲωψυца емяХαշοтухр σረρոкըл
Տийሐжεрсоբ γЯсреժэт етолሁኇፏфΩхխк рኘσиնևч
Γиյο шСкеጇа ኤνιւоτал աРεζበсреውθኜ им ቮазоνокխ
Kisahkenabian ini akan membantu mengilustrasikan peta perjalanan seorang hamba untuk kembali kepada Tuhan. Selalu ada pola yang terulang di setiap zaman, dengan bobot dan dimensi yang berbeda. Goodreads Review The Prophet: Kisah Hikmah 25 Nabi Allah
HIMPUNAN 20 KISAH PARA WALI ALLAHIbnu Umar meriwayatkan hadis daripada Rasulullah SAW, “Sentiasa terdapat di kalangan umatku lima ratus orang yang terpilih dan empat puluh abdal. Apabila ada sesiapa yang meninggal dunia dalam kalangan mereka maka terus ada orang lain yang menggantikan tempatnya.”Para Sahabat bertanya, “Apakah amalan-amalan mereka yang khusus?”Jawab Baginda, “Mereka memaafkan orang yang zalim, berbuat baik walaupun kepada orang yang melakukan kejahatan dan mereka bersimpati serta berbuat baik terhadap orang ramai dengan rezeki yang telah dikurniakan oleh Allah SWT kepada mereka.” Jamius Saghir, Imam Suyuti dan Maqasid Imam SakhawiDengan izin Allah, kita akan menyelami beberapa buah kisah para wali Allah yang masyhur sebagai pedoman dan teladan kepada kita. Semoga kisah-kisah ini memberikan manfaat untuk kita mendekatkan diri kepada Allah ini memaparkan 20 buah kisah para wali Allah SWT yang sangat An-Najar – Beliau adalah seorang lelaki beriman di negeri Antakiah yang diceritakan di dalam surah Yasin. Disebabkan keimanannya, beliau telah diseksa dengan kejam. Akhirnya, seluruh penduduk negeri itu dibinasakan dengan tempikan al-Qarni – Beliau adalah seorang Tabiin yang hidup pada zaman Nabi Muhammad SAW tetapi tidak pernah melihat Nabi SAW. Beliau berkhidmat kepada ibunya yang uzur dengan penuh ikhlas sehingga Nabi SAW meminta Sayidina Umar dan Sayidina Ali mencarinya dan memohon doa daripadanya. Namanya terkenal di langit dan tidak di al-Basri – Kedua-dua ibu bapanya asalnya merupakan hamba. Ayahnya bernama Yasar merupakan bekas hamba kepada Sahabat Nabi SAW yang juga seorang penulis wahyu iaitu Zaid bin Tsabit Ibunya pula bernama Khayra, bekas hamba kepada Ummu Salamah isteri Rasulullah SAW. Hasan al-Basri menjalani sebahagian besar kehidupannya di Basrah dan berkesempatan berjumpa dengan ramai Sahabat Nabi SAW termasuklah 70 orang Ahli Abdul Aziz – Beliau merupakan cicit kepada Sayidina Umar al-Khattab dan sering dijoloki dengan gelaran Khalifah ar-Rasyidin kelima. Jumhur ulama mengatakan bahawa beliau adalah mujaddid Islam pertama setelah 100 tahun kewafatan Rasulullah SAW. Dalam kisah ini, disajikan pelbagai peristiwa mengenai sifat keadilannya. Sejak dilantik menjadi khalifah, banyak perubahan yang dilakukan dalam negara meskipun tempoh pemerintahannya cuma dua tahun. Beliau sangat tegas dan zuhud. Rakyat menjadi sayang kepadanya walaupun ada orang lain yang mendengkinya. Beliau akhirnya meninggal dunia kerana as-Saqati – Beliau merupakan seorang guru tasawuf pertama di Baghdad. Beliau adalah guru kepada Junaid al-Baghdadi. Sariy as-Saqati mengusahakan sebuah kedai di Baghdad. Pada suatu hari, pasar Baghdad terbakar. Sariy telah berdoa supaya api tidak membakar kedainya. Ternyata, setelah api itu terpadam, kedainya tidak terbakar. Bagi menunjukkan rasa syukurnya, dia telah memberikan segala isi kedainya kepada fakir miskin. Mulai saat itu, dia berhenti berniaga dan memilih jalan hidup sebagai ahli sufi. Meskipun begitu, beliau memilih untuk bermujahadah di tengah orang ramai dan bukan mengasingkan Junaid al-Baghdadi – Beliau merupakan anak murid kepad Syeikh Sariy as-Saqati. Sejak kecil, beliau telah melalui pelbagai latihan kerohanian untuk mendekatkan diri kepada Allah. Beliau dikurniakan akal yang cerdas sehingga mampu memahami sesuatu perkara dengan cepat dan mempunyai gerak hati yang benar. Setelah dewasa,beliau menjadi seorang ulama tasawuf yang berpengaruh dan menjadi rujukan ramai umat Islam sejak zamannya hingga bin Adham – Beliau ialah seorang raja Balkh. Namun, setelah mendapat hidayat, beliau memilih jalan hidup sebagai ahli sufi. Hasil mujahadahnya selama beberapa tahun, akhirnya beliau menjadi seorang ulama yang masyhur. Pernah suatu ketika, jarumnya terjatuh ke dalam kolam. Dengan izin Allah, beribu-ribu ekor ikan datang membawa jarum emas di mulut bin Iyadh – Ketika zaman mudanya, Fudhail bin Iyadh merupakan seorang ketua perompak. Setelah bertaubat, beliau mahu membebaskan dirinya daripada kumpulannya. Namun begitu, seorang Yahudi dalam kumpulannya telah meletakkan syarat supaya Fudhail meratakan sebuah bukit pasir. Dengan izin Allah, bukit pasir itu menjadi rata. Namun, Yahudi itu tidak berpuas hati sehinggalah dia melihat longgokan tanah yang dipegang oleh Fudhail menjadi emas. Akhirnya, Yahudi itu memeluk bin Iyadh – Setelah menjadi ahli sufi, beliau dikunjungi oleh Khalifah Harun ar-Rasyid. Tegurannya untuk khalifah telah menyebabkan khalifah al-Khawwas – Beliau ialah sahabat baik Junaid al-Baghdadi. Terdapat dua kisah yang diceritakan dalam bab ini. Pertama, bagaimana beliau meng-Islamkan seorang paderi Kristian dan kedua adalah bagaimana beliau menyelamatkan seorang puteri Raja Rom yang sudah beriman, keluar dari istana tersebut. Puteri itu akhirnya meninggal dunia di Makkah dalam keadaan Yazid al-Bustami – Sejak kecil, beliau akan menendang perut ibunya jika ibunya memasukkan makanan yang syubhah atau diragui. Setelah meningkat dewasa, dia masih berbakti kepada ibunya. Ibunya membenarkan dia keluar dari rumah untuk menuntut ilmu. Berkat doa ibunya, beliau menjadi seorang ulama yang as-Sauri – Beliau terkenal sebagai ulama yang suka menegur khalifah. Jika beliau tidak menegur, air kencingnya akan menjadi darah kerana takutnya kepada Allah. Ketika beliau meninggal dunia, seekor burung datang dan menjadi saksi bin Dinar – Beliau mendapat gelaran Dinar setelah berlaku peristiwa di mana ikan-ikan datang kepadanya sambil membawa beberapa keping dinar emas. Setelah menjadi seorang ahli sufi, beliau dikurniakan hikmah dan karamah. Bukan setakat itu, beliau juga menjadi asbab orang lain mendapat Abdul Wahid bin Zaid – Beliau memohon kepada Allah untuk melihat temannya di dalam syurga dan Allah telah tunjukkan bahawa temannya di dalam syurga ialah seorang wanita pengembala kambing. Apa yang peliknya, ketika syeikh menjumpai rumahnya, dia melihat kambing-kambing itu berkawan baik dengan serigala. Syeikh juga berpengalaman meng-Islamkan seorang penyembah berhala yang mereka jumpai di sebuah pulau. Setelah memeluk Islam, dia menjadi seorang hamba yang soleh dan meninggal dunia tidak berapa lama selepas itu. Syeikh bermimpi bahawa bidadari sedang menunggu lelaki Abdul Wahid – Beliau mempunyai seorang hamba lelaki yang mempunyai tabiat yang pelik. Setiap hari hamba tersebut akan memberikan duit satu dinar kepada syeikh sehingga orang ramai curiga dan menuduh dia mencuri. Syeikh lalu menyiasat perkara itu. Akhirnya, barulah dia menyedari bahawa hambanya itu adalah seorang wali Allah. Hamba itu mendapat duit itu setiap kali selepas mengerjakan solat bin Anas – Nama sebenar Imam Malik ialah Malik bin Anas bin Malik bin Abu Amir. Abu Amir adalah seorang Sahabat Nabi SAW yang berasal dari Yaman. Imam Malik lahir di Madinah pada tahun 93 Hijrah. Dia sangat suka menuntut ilmu walaupun dibesarkan dalam keluarga yang miskin. Dia terpaksa menjual kayu api untuk mendapatkan wang. Berkat usahanya, pada usia 17 tahun, dia sudah mendalami pelbagai ilmu agama. Gurunya berjumlah 900 orang dan separuh daripada mereka adalah ulama Syafie – Dalam bab ini, dinukilkan kisah pertemuan Imam Syafie dengan seorang bekas penganut Kristian yang mendapat hidayat setelah didakwahi oleh seekor binatang yang bin Harun ar-Rasyid – Beliau ialah anak khalifah Harun ar-Rasyid. Disebabkan tidak mahu bermewah, beliau hidup berasingan dengan istana dengan menjadi seorang buruh binaan. Namun begitu, terdapat satu keajaiban yang berlaku. Ketika beliau bekerja, batu bata dan simen tersusun dengan sendiri sehingga menjadi rumah. Kerja-kerja yang biasanya disiapkan oleh 10 orang hanya dilakukan berseorangan diri dalam masa sehari – Beliau ialah seorang ahli hikmah yang berwatak bagaikan orang yang kurang siuman. Sebenarnya, itulah cara beliau menyembunyikan kecerdikannya. Beliau banyak menjadi penasihat kepada Khalifah Harun Nun al-Misyri – Beliau ialah seorang ulama dari Mesir. Banyak pengalaman menarik sepanjang hidupnya dikisahkan dalam bab ini. Antaranya adalah peristiwa tatkala beliau dan isterinya dihanyutkan di tengan lautan. Ketika itu, mereka dibantu oleh seseorang yang mampu berjalan di atas buku ini termasuk pos ialah RM 20 Semenanjung / RM 24 Sabah/Sarawak. Bagi penduduk Negara Jiran, caj pengeposan lebih berminat untuk mendapatkannya secara pos, sila bayar RM 60 ke akaun bank yang tertera dan SMS/Whatsapp NAMA, ALAMAT dan NO FON ke 019-4702839Jom SHARE Karenaitu nama Safar Wadi kemudian berganti menjadi Pamijahan, sebab mempunyai arti yang hampir mirip dengan tempat ikan akan bertelur, dan bukan berarti tempat "pemujaan". Goa Safarwadi merupakan salah satu tujuan utama peziarah yang berkunjung ke Pamijahan. Panjang lorong goa sekitar 284 meter dan lebar 24,5 meter.
Unduh PDF Unduh PDF Perjalanan spiritual adalah proses yang sejatinya perlu ditempuh setiap orang untuk mengenali masalah hidupnya, jati dirinya yang sejati, dan caranya untuk berdamai dengan dunia. Meski demikian, tujuan utama perjalanan spiritual bukanlah untuk menemukan jawaban, melainkan terus mempertanyakan segala hal. Jika ingin mengetahui gambaran perjalanan spiritual yang ideal, sayangnya Anda tidak akan menemukannya di dalam artikel ini. Namun, jika Anda ingin mengetahui berbagai alat bantu yang penting untuk menyokong perjalanan spiritual tersebut, artikel ini mungkin dapat memberikan jawaban yang Anda butuhkan. 1 Pahamilah bahwa ini adalah perjalanan pribadi Anda. Faktanya, perjalanan spiritual setiap orang, baik yang dilakukan untuk mengatasi masalah ataupun merangkul kesempatan, adalah proses yang unik. Meski demikian, beberapa pelaku perjalanan spiritual tetap akan menggunakan alat bantu dan/atau bergerak di jalur yang serupa, dan tidak ada yang salah dengan itu.[1] Yang terpenting, selalu ingat bahwa sekalipun nasihat dari orang lain mungkin terdengar berguna, tidak seorang pun berhak mengontrol arah perjalanan spiritual Anda! Satu-satunya orang yang bertanggung jawab terhadap arah perjalanan tersebut adalah diri Anda sendiri sebagai pelakunya. Jika salah satu atau beberapa langkah yang tercantum dalam artikel ini membuat Anda stres atau bahkan tersakiti, jangan melakukannya dan/atau cari alternatif lain yang lebih bermanfaat untuk menuntun proses kontemplasi Anda. Ingat, tidak ada satu pun agama yang memiliki kebenaran mutlak. Jika sebuah agama atau pengikutnya mulai terasa mengontrol atau menakut-nakuti Anda, mundurlah sejenak dan jika ingin, silakan mempelajari isu spiritualitas dari sumber yang berbeda. 2 Tuliskan pemikiran dan perasaan Anda di sebuah jurnal khusus. Sejatinya, inilah awal perjalanan Anda. Di dalam jurnal tersebut, tuliskan seluruh pemikiran, perasaan, ketakutan, dan ekspektasi yang Anda miliki. Secara khusus, rekam pemikiran sehari-hari Anda, maupun pandangan jangka panjang Anda terkait banyak hal. Setiap minggu, baca kembali isi jurnal Anda untuk mengontemplasikan segala bentuk pencapaian dan tantangan yang Anda hadapi pada minggu tersebut. Kemudian, gunakan hasil perenungan tersebut sebagai latihan dasar untuk memahami kekhawatiran, harapan, dan ambisi Anda secara lebih kontekstual. Praktik tersebut kerap disebut “rutinitas menulis jurnal kesadaran diri."[2] Tujuannya adalah mengungkap pola pemikiran terutama yang negatif yang selama ini mengontrol hidup Anda, agar setelahnya Anda bisa berfokus untuk mengubahnya. 3 Tetapkan tujuan dan jadikan tujuan tersebut sebagai prioritas Anda. Secara khusus, jurnal kesadaran diri dapat membantu mengelola pemikiran Anda demi mencapai tujuan tersebut. Bagi banyak orang, perjalanan spiritual dapat membantu mereka untuk lebih tenang dan tidak mudah marah. Selain itu, perjalanan spiritual juga cocok untuk Anda yang kerap merasa takut akan kematian, ingin memperkaya pemahaman mengenai dunia, atau kesulitan meninggalkan sistem kepercayaan yang lama. Mengingat hal ini adalah perjalanan Anda, niscaya Anda akan terbantu untuk pulih atau berubah, tergantung tujuan yang ingin dicapai. Utamakan hal yang menarik minat Anda, baik secara intelektual maupun emosional. Pikirkan hal yang selama ini selalu membuat Anda penasaran, serta hal yang ingin Anda ubah demi mencapai gaya hidup yang lebih sehat. Jangan khawatir, perjalanan spiritual dapat mengakomodasi aspek intelektual maupun emosional dalam hidup Anda, kok! Selalu ingat bahwa tujuan spiritual Anda mungkin akan membutuhkan waktu yang sangat lama untuk tercapai, dan bisa terus berubah selagi berproses. Itulah mengapa, tidak perlu menentukan tenggat pencapaian tujuan agar tubuh dan pikiran Anda tidak stres. 4 Tentukan cakupan perjalanan Anda. Apakah ada satu tantangan dalam hidup yang perlu Anda atasi dengan bantuan ilmu spiritual? Atau, apakah Anda sedang ingin melakukan perubahan spiritualitas yang bersifat jangka panjang? Apakah Anda sekadar ingin menambahkan praktik meditasi ke dalam rutinitas harian, atau apakah Anda sedang mengalami krisis kepercayaan yang cukup parah? Ingat, alasan di balik keinginan Anda untuk melakukan perjalanan spiritual adalah hal yang wajib untuk direnungkan! Sebagaimana terapi, cakupan perjalanan spiritual setiap orang berbeda. Misalnya, ada orang-orang yang merasa perlu memfokuskan seluruh tenaga dan perhatiannya dalam perjalanan tersebut, karena tujuan mereka adalah untuk mengubah hubungan mereka dengan dunia di sekitar. Namun, ada pula orang-orang yang merasa hanya perlu meluangkan sedikit waktu dan perhatian mereka untuk melakukan perjalanan tersebut. Umumnya, perjalanan spiritual adalah proses panjang yang intensitasnya akan terus meningkat dari waktu ke waktu. Spiritualitas adalah aspek penting dalam hidup setiap orang, dan tak seorang pun bisa memisahkan dirinya dari aspek tersebut dengan mudah. Oleh karena itu, izinkan cakupan perjalanan Anda untuk berubah, jika diperlukan. Iklan 1 Baca teks suci. Teks keagamaan seperti Kitab Suci, Kitab Taurat, Kitab Al-Qur’an, Kitab Tao Te Ching, Kitab Bhagawadgita, atau Kitab Upanisad dapat memperluas perspektif hidup Anda dan mampu memperkaya pandangan Anda akan keyakinan atau pemikiran orang-orang dengan keyakinan yang berbeda. Meski tidak perlu menyetujui seluruh ajaran yang dicantumkan, setidaknya Anda akan terbantu untuk memahami konteks dari setiap pertanyaan dan kesulitan yang muncul dengan mempelajari cara kitab yang bersangkutan menjelaskan sebuah pertanyaan spiritual dari waktu ke waktu. Selain itu, membaca teks suci juga dapat menggiring Anda ke jalan yang baru, dan mengizinkan Anda untuk mengajukan pertanyaan yang diksinya pun bahkan tidak Anda temukan sebelumnya. Jika memungkinkan, lengkapi ilmu yang Anda miliki dengan menempuh pendidikan formal. Secara khusus, cukup banyak universitas dan lembaga pendidikan formal lain yang menyediakan materi terkait praktik agama dan teks suci dari waktu ke waktu. Jika Anda juga membaca hasil penelitian ilmiah selain teks suci, pahamilah bahwa ada perbedaan yang sangat mendasar antara istilah “teologi” dan “studi religius.” Secara khusus, studi religius merupakan penelitian ilmiah yang dilakukan oleh pihak di luar institusi keagamaan, sementara teologi umumnya hanya ditulis oleh praktisi agama atau pihak yang berada di dalam institusi keagamaan.[3] 2 Berkonsultasilah dengan tokoh masyarakat yang berfokus kepada isu spiritualitas. Beberapa tokoh masyarakat yang memang berfokus pada isu-isu spiritualitas dapat memandu perjalanan Anda, beberapa di antaranya adalah pastor, pendeta, atau imam dari tempat ibadah yang Anda datangi. Biasanya, mereka tidak akan keberatan untuk berdiskusi dengan jemaahnya, dan membantu jemaahnya untuk membuat keputusan. Sebelum menemui tokoh keagamaan, sebaiknya hadiri beberapa ibadat atau acara keagamaan untuk memahami prinsip dasar komunitas tersebut. Institusi sipil lain mungkin juga memiliki staf yang telah dilatih untuk mengakomodasi topik-topik tertentu, seperti kehilangan atau kedukaan. Beberapa contoh institusi sipil yang dimaksud di atas adalah rumah sakit atau pos tentara. Namun, kemungkinan besar Anda harus menjadi anggota atau pengguna layanan tetap mereka agar bisa berkonsultasi dengan staf yang bersangkutan. 3 Baca atau dengarkan pemikiran tokoh spiritual yang populer. Sejatinya, ada cukup banyak penulis dan pembicara yang berfokus untuk mengomunikasikan ide-ide spiritual atau religius dengan cara yang relevan dengan kehidupan sehari-hari pendengarnya. Jika tertarik mengetahuinya, cobalah mencari buku yang berisi informasi semacam itu pada bagian “spiritual”, “agama”, atau “zaman baru” di perpustakaan atau toko buku. Selain itu, informasi serupa juga bisa didapatkan dari berbagai seminar atau diskusi buku yang diadakan oleh berbagai komunitas lokal, radio, maupun siniar daring yang kerap menyajikan hasil penelitian ahli dan kritik terkait teori spiritual, serta mewadahi diskusi terkait spiritualitas. Hindari figur yang terus-menerus meminta bantuan finansial, menjanjikan sesuatu yang terkesan bisa diandalkan, atau terkesan ingin menjual sesuatu. Umumnya, figur semacam itu tidak mengutamakan perjalanan spiritual Anda. Jika memiliki dana lebih, silakan mengikuti retret, perkemahan, dan pertemuan spiritual untuk memperluas cakrawala Anda dengan cara yang sehat, serta untuk berkenalan dengan orang-orang baru. 4 Jangan takut untuk meminta dukungan dari komunitas. Meski pelaku perjalanan spiritual umumnya digambarkan serupa dengan biksu yang selalu berdoa sendirian, faktanya tidaklah demikian. Dengan kata lain, perjalanan spiritual bisa dilakukan dengan bantuan orang lain juga, kok! Itulah mengapa, Anda tidak perlu takut untuk mengajukan pertanyaan atau mendiskusikan ide yang ingin disempurnakan kepada orang-orang terdekat. Jika ingin, hadiri pula pertemuan terkait topik tersebut yang diadakan oleh komunitas lokal. Apa pun tujuan Anda, baik untuk melatih praktik bermeditasi, mempelajari ilmu kesadaran diri, maupun sekadar untuk memperkaya ilmu budaya, belajar bersama orang lain mampu membuat prosesnya terasa lebih utuh dan memuaskan. Selain akan menemukan mentor, pada saat yang bersamaan Anda juga akan menemukan peluang untuk membantu orang lain. Alhasil, perjalanan spiritual Anda pun akan semakin kaya! Iklan 1 Bermeditasilah. Meditasi dapat mempertajam kesadaran diri, sekaligus mengurangi kecemasan dan menjernihkan pikiran Anda.[4] Secara khusus, meditasi merupakan teknik untuk memfokuskan pikiran ke diri sendiri, alih-alih ke hal-hal eksternal yang sejatinya kurang penting untuk dikontemplasikan. Umumnya, seseorang yang bermeditasi akan duduk di lantai dengan kaki bersila, sekalipun modifikasi seperti meditasi berjalan pun kini sudah mulai populer. Beberapa agama bahkan memiliki teknik meditasinya sendiri.[5] Yoga merupakan alat bantu fisik untuk menyokong proses kontemplasi dan memperjelas tujuan spiritual Anda. Praktik meditasi datang dalam berbagai variasi, dan bisa dengan mudah dipelajari dalam berbagai kegiatan sosial, seperti pertemuan rutin yang dipimpin oleh seorang ahli meditasi. Biasanya, Anda bisa mengikuti pertemuan tersebut secara gratis, atau setelah menyumbangkan sedikit donasi dalam bentuk uang maupun bentuk lain. 2 Berolahragalah untuk melengkapi kehidupan spiritual Anda. Dalam beberapa keyakinan, tubuh manusia diyakini sebagai kuil tempat jiwa-jiwa bersemayam. Itulah mengapa, menjaga kesehatan tubuh sangatlah penting jika ditinjau dari sudut pandang spiritual.[6] Terlebih lagi, berolahraga secara rutin mampu memperbaiki kesehatan mental Anda. Alhasil, depresi ringan dan pemikiran yang negatif pun dapat diredakan, atau bahkan dimusnahkan![7] Secara khusus, pendekatan yang seimbang dan menyeluruh terhadap kehidupan, termasuk berolahraga, dapat membuat Anda tetap membumi dan sadar secara mental, pun memiliki kualitas hidup yang lebih baik. Tidak perlu memilih olahraga yang terlalu melelahkan! Faktanya, olahraga ringan sekalipun, jika dilakukan secara rutin di sepanjang minggu, dapat menjaga tubuh tetap bugar dan prima.[8] 3 Ciptakan ruang yang bisa digunakan untuk berkontemplasi. Ruang yang tenang dan bisa digunakan untuk berkontemplasi mampu melindungi melindungi Anda dari paparan informasi dan stres berlebih setiap harinya. Misalnya, di sela-sela aktivitas berkuliah atau bekerja, cobalah menciptakan satu ruang yang nyaman dan memadukan berbagai unsur penenang, seperti alam, pergerakan dan ritme, ketenangan, serta relaksasi, untuk meningkatkan kesadaran diri dan rasa membumi Anda.[9] Jika ingin, ruang tersebut juga bisa diciptakan di rumah atau bahkan kamar indekos, dan dikunjungi kapan pun merasa perlu mengalihkan diri sejenak dari kesibukan yang membebani dan memperbaiki kesehatan spiritual Anda. Ruang tersebut boleh dilengkapi dengan gambar, simbol, poster, aroma seperti aroma bunga, dan musik yang meditatif jika enggan nuansanya terlalu hening. 4 Evaluasi kondisi kesadaran alternatif Anda. Penelitian terkini mengenai tanaman psikoaktif seperti jamur psilocybin, DMT, dan mariyuana mengindikasikan bahwa zat yang terkandung dalam tanaman-tanaman tersebut mampu mendorong terbentuknya kepribadian yang lebih terbuka dan mudah menerima, bahkan setelah satu kali pemakaian saja.[10] Tanaman psikoaktif, yang sebagian besar di antaranya diasosiasikan dengan praktik perdukunan dan budaya tandingan teologi pada tahun 60-an, sejatinya mengandung obat-obatan yang menjadi subjek utama penelitian farmasi berkat kemampuan mereka untuk memengaruhi pola pikir seseorang secara positif, pun meredakan stres yang kronis.[11] Secara khusus, penggunaan zat psikoaktif yang terkontrol mungkin dapat meningkatkan pemahaman Anda akan praktik spiritual yang dilakukan. Sebagian besar tanaman tersebut dianggap ilegal untuk ditanam maupun dibudidayakan di Indonesia. Salah satu efek samping obat psikedelik yang populer adalah kebingungan atau disorientasi spiritual. Meski demikian, zat psikoaktif tetap dianggap berguna sejauh digunakan dalam jangka waktu yang singkat, dengan dosis yang terbatas, dan tentu saja, dengan persetujuan dokter. 5 Kunjungi tempat yang dianggap sakral dalam agama atau keyakinan Anda. Umumnya, sebuah lokasi dianggap suci atau sakral karena telah digunakan secara turun-temurun untuk mengakomodasi berbagai bentuk acara atau praktik keagamaan yang penting, seperti Vatikan di Roma. Beberapa situs bersejarah juga dianggap sakral dan selalu dibanjiri oleh pengunjung di sepanjang tahun, seperti Stonehenge di London. Sementara itu, ada pula tempat sakral yang hanya populer di kalangan sejarawan, seperti beberapa katedral.[12] Sering kali, tempat yang dianggap sakral dibangun dengan sangat megah dan mampu memancarkan aura keagungan di mata pengunjungnya. Dengan mengunjunginya, niscaya rasa hormat Anda terhadap sejarah, pun pemahaman spiritual Anda akan semakin dalam. Beberapa tempat sakral memiliki asosiasi sangat erat dengan peristiwa atau acara yang juga sakral, seperti ziarah Islam tahunan ke Makkah. Itulah mengapa, sebaiknya sesuaikan waktu kunjungan dengan kalender keagamaan Anda. 6 Evaluasi diri Anda. Dengan bantuan jurnal spiritual, teruslah memantau dampak latihan dan penelitian yang telah dilakukan terhadap perkembangan pola pikir Anda. Secara khusus, jurnal spiritual merupakan alat bantu yang penting untuk mengevaluasi hasil penemuan, keraguan, dan berbagai aspek yang baru muncul atau baru ditemukan dalam keyakinan Anda. Selagi melakukan proses eksplorasi, cobalah mengevaluasi frekuensi otak Anda untuk berpikir negatif. Apakah pemikiran negatif Anda semakin berkurang atau justru bertambah? Kemudian, lakukan berbagai perubahan yang diperlukan berdasarkan hasil evaluasi tersebut. Perjalanan spiritual ada untuk mengakomodasi proses pencarian Anda, dan sekalipun situasinya tidak selalu nyaman, seharusnya dampak positifnya terhadap perkembangan hubungan Anda dengan diri sendiri dan orang lain dapat segera dirasakan, begitu pula manfaatnya untuk meningkatkan belas kasih Anda terhadap sekitar. Iklan Tentang wikiHow ini Halaman ini telah diakses sebanyak kali. Apakah artikel ini membantu Anda?
IsraMi'raj terjadi pada periode akhir kenabian di Makkah sebelum Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam hijrah ke Madinah. Menurut al-Maududi dan mayoritas ulama, Isra Mi'raj terjadi pada tahun pertama sebelum hijrah, yaitu antara tahun 620-621 M. Menurut al-Allamah al-Manshurfuri, Isra Mi'raj terjadi pada malam 27 Rajab tahun ke-10 kenabian, dan inilah yang populer.
Kisah ini bercerita tentang waliyullah yang bertemu dengan wabah penyakit. Kepanikan masyarakat justru sangat berbahaya dan memicu banyaknya korban. Dalam Kitab Hilayatu al Aulia karya Abu Nu’aim Ashfani, diceritakan bahwa di Damaskus Siria beberapa abad yang silam muncul segerombolan makhluk Allah berupa wabah penyakit ganas. Wabah tersebut hendak hendak memasuki kota tersebut. Saat hendak memasuki Kota Damaskus, kelompok wabah penyakit ganas tersebut bertemu dengan salah satu Waliyullah. Dengan karomah yang dimilikinya, ia mampu berbicara dengan segerombolan wabah tersebut. Percakapan pun berlangsung. Waliyullah bertanya, “Mau ke mana kalian?”. Wabah menjawab, “Kami diperintah oleh Allah untuk memasuki Damaskus.” Waliyullah bertanya lagi, “Berapa lama, dan berapa banyaknya kalian akan korban?” Wabah itu pun menjawab “dua tahun dengan seribu korban meninggal”. Dua tahun berlalu. Ternyata jumlah korban meninggal mencapai 50 ribu orang. Ketika Sang Wali bertemu kembali dengan wabah penyakit ini, ia pun bertanya, “Kenapa dalam dua tahun kalian memakan korban 50 ribu orang? Bukannya kalian janji hanya seribu orang meninggal?” Wabah itu pun menjawab, “Kami memang diperintah Allah untuk merenggut seribu korban. Empat puluh sembilan ribu korban lainnya meninggal dikarenakan panik, bukan karena ulah kami”. Kepanikan Saat Covid-19 Justru Memicu Suburnya Penyakit Cerita ini bagi mereka yang menyandarkan keberagamaannya murni pada akal tentu sulit untuk mempercayainya. Beda halnya bagi mereka yang beragama dengan mempercayai adanya karomah kelebihan yang diberikan oleh Allah kepada hamba yang dicintainya, mereka akan percaya. Seperti bertemunya para ulama dengan baginda Nabi dalam keadaan sadar. Padahal Nabi telah wafat. Terlepas benar atau tidak, percaya atau tidak terhadap cerita di atas, namun kenyataannya kepanikan berlebihan memang menjadi sumber percepatan pembiakan penyakit yang ada di dalam tubuh dan berisiko kematian. Semakin panik justru mereduksi kekebalan tubuh manusia. Begitu juga dengan bencana Covid-19. Kepanikan justru akan lebih berbahaya dari pada dampak wabah virus itu sendiri. Bila menghadapinya dengan rasa takut berlebihan tentu efek buruk akan terjadi pada tubuh. Bukan disebabkan oleh virus Corona itu, tapi penyakit lain yang menjangkit karena terlalu khawatir. Beberapa media saat ini menyuguhkan aneka informasi baik yang positif, bermanfaat bagi masyarakat maupun informasi negatif yang cenderung menjerumuskan dan membuat resah masyarakat. Pemberitaan tersebut bagi sebagian pihak menimbulkan kecemasan yang sangat. Informasi dan berita pandemi Covid-19 saat ini menjadi hidangan yang setiap saat bisa diakses, dilihat, didengar, dibaca, dan bahkan datang sendiri tanpa diminta di smartphone dan teknologi yang lain yang mampu membias ketakutan luar biasa. Sesungguhnya, kepanikan tersebut tidak perlu terjadi. Manusia hanya dituntut untuk melakukan ikhtiar secara maksimal. Bentuk ikhtiar tersebut adalah mentaati anjuran pemerintah dan para ulama yang memang memiliki otoritas untuk memilih tindakan pencegahan. Mereka tentu mengambil kebijakan tersebut berdasar pada petunjuk medis dan kejian keilmuan yang lain. Oleh karena itu penting agar media dan masyarakat untuk tidak meyebarkan rasa takut, khawatir dan membuat kepanikan masyarakat. Cukup dengan memberikan penyadaran tindak pencegahan untuk menumbuhkan kewaspadaan. Waspada tentu saja sangat dianjurkan, tetapi kepanikan berlebih itu berbahaya. Peringatan Rasulullah Jangan Sebar Kepanikan dan Berita Menakutkan Dan sebagai umat Islam kita dilarang untuk menyuguhkan berita provokatif yang bisa menimbulkan keresahan dan kecemasan di masyarakat. Apalagi berita itu bohong. Berita benarpun diupayakan tidak menimbulkan kepanikan dan rasa takut berlebih. Nabi bersabda لاَ يَحِلُّ لِمُسْلِمٍ أَنْ يُرَوِّعَ مُسْلِمًا “Tidak halal bagi seorang muslim menakut-nakuti muslim yang lain.” Shahih Sunan Abi Dawud Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam situasi saat ini adalah memberi edukasi, kewaspadaan dan rasa tenang. Tidak perlu ikut menyebarkan berita terkait yang tidak jelas sumbernya atau membuat panik. Masyarakat tidak perlu ikut menyebarkan gambar-gambar yang menyeramkan tentang korban Covid-19 supaya tidak menimbulkan ketakutan di masyarakat. Allah berfirman وَلَنَبْلُوَنَّكُمْ بِشَيْءٍ مِنَ الْخَوْفِ وَالْجُوعِ وَنَقْصٍ مِنَ الْأَمْوَالِ وَالْأَنْفُسِ وَالثَّمَرَاتِ وَبَشِّرِ الصَّابِرِينَ “Dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. Dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar”. QS. Al Baqoroh 155 Mukmin sejati adalah mereka yang menganggap bahwa segala yang terjadi adalah kehendak Allah. Apapun bentuk ujian dari Allah hanya untuk lebih memperkuat keimanan. Wabah maupun bencana sejatinya adalah petaka bagi mereka yang mungkar dan ujian kesabaran bagi orang beriman. Mari kita bergandengan tangan untuk melawan covid-19 ini dengan cara melawan kepanikan dan ketakutan berlebihan. Tingkat kewaspadaan dengan selalu menjaga jarak dan membudayakan kebersihan. Selebihnya adalah berdoa dan tawakal, semoga ujian ini cepat berlalu.
Parawali dengan derajat kewalian mereka tidak pernah keluar dari batas kehambaan dan pihak yang menerima nikmat Allah," (Sayyid Bakri: 12). Oleh karenanya, kita tidak perlu mendudukkan persoalan secara jelas agar kita tidak merendahkan orang-orang yang masih mengamalkan syariat karena itu bukan ukuran seseorang telah atau belum mencapai
Jakarta - Selama bulan Ramadan, Trans TV menyuguhkan mini seri spesial 'Kisah 9 Wali'. Seperti judulnya, mini seri ini akan menceritakan perjalanan 9 Wali dalam menyebarkan ajaran Islam di tanah Jawa."Kisah ini berdasarkan hasil survey dan riset based on sejarah. Kita di support oleh Menteri Pendidikan Nasional dan yang kontribusi mendalami sejarah. Bapak M. Nuh langsung mengawasi dan ada Agus Suyoto, pakar sejarah Islam," ujar Produser 'Kisah 9 Wali', Emilka, ditemui dalam pressconference di Satin Lounge, Biltzmegaplex, Grand Indonesia, Jakarta Pusat, Jumat 20/6/2014.Mini seri kolosal Trans TV ini pun akan dibintangi oleh aktor-aktor kenamaan seperti, Boy Hamzah yang berperan sebagai Sunan Giri, Donny Alamsyah sebagai Sunan Kalijaga, Reza Pahlevi sebagai Sunan Kudus. Selain tiga aktor ini, ada juga David Chaliq sebagai Sunan Gresik, Mario Irwinsyah sebagai Sunan gunung Jati, Tegar Satrya sebagai Sunan Ampel, Sandy Sharif sebagai Suanan Drajat, Ali Zainal sebagai Sunan Bonang, Dimas Seto sebagai Sunan Murya dan Alex Abad yang memerankan tokoh Syekh Siti Jenar. Tak mudah untuk sepuluh aktor ini memerankan tokoh seorang Wali. Banyak observasi yang mereka lakukan guna melakukan pendalaman satunya, Alex Abad yang memerankan tokoh kontroversial, Syekh Siti Jenar. Tokoh Syekh Siti Jenar pun membuat seorang aktor di film '99 Cahaya di Timur Eropa' itu bisa melihat pembelajaran tentang Islam dari sisi lain."Waktu saya ditelepon, saya langsung kepikiran, dari semua nama itu, saya tanya nanti ada Syekh-nya nggak. Saya maunya jadi Syekh," celetuk Alex."Berkembangnya sejarah ada banyak cara pandang terhadap sosok Syekh Siti Jenar. Kita bisa melihat sisi lain dari Syekh. Kata Manunggaling Kawula Gusti punya banyak arti. Ada arti lainnya, di syariatnya, tarekatnya, hakikat dan marifat. Insya Allah dengan caranya ini. Kita coba pengertian dari dasar dulu," lanjutnya menjelaskan soal Syekh Siti halnya seperti Alex Abad, David Chaliq yang memerankan Sunan Gresik, punya cara sendiri dalam mempelajari tokohnya. David berharap jangan sampai perannya ini menimbulkan kekecewaan."Untuk pendalaman saya sebagi Sunan Gresik. Saya punya buku kisah para wali. Kedua, kita masuk browsing, diskusi sama kru. Sampai akhirnya pada saat pelaksanaan itu sendiri, kita bermunajat pada Allah," papar dengan jalan cerita 'Kisah 9 Wali'? Jangan lupa saksikan mini serinya yang akan tayang setiap hari selama bulan Ramadan, pukul WIB hanya di Trans TV. pus/doc
KisahKaromah Para Wali Allah written by Abul Fida' Abdurraqib bin Ali Al-Ibi and has been published by Darul Falah this book supported file pdf, txt, epub, kindle and other format this book has been release on 2020-12-18 with Religion categories.
Di antara para wali yang lain, Kanjeng Sunan Kalijaga bisa dikatakan satu-satunya wali yang menggunakan pendekatan yang pas yaitu budaya Jawa. Dia sadar, tidak mungkin menggunakan budaya lain untuk menyampaikan ajaran sangkan paraning dumadi’ secara arab tidak cocok diterapkan di Jawa karena manusia Jawa sudah hidup sekian ratus tahun dengan budayanya yang sudah mendarah daging. Bahkan, setelah “dilantik” menjadi wali, dia mengganti jubahnya dengan pakaian Jawa memakai blangkon atau udeng’.Nama mudanya Raden Syahid, putra adipati Tuban yaitu Tumenggung Wilatikta dan Dewi Nawangrum. Kadpiaten Tuban sebagaimana Kadipaten yang lain harus tunduk di bawah kekuasaan Kerajaan Majapahit. Nama lain Tumenggung Wilatikta adalah Ario Tejo IV, keturunan Ario Tejo III, II dan I. Ario Tejo I adalah putra Ario Adikoro atau Ronggolawe, salah seorang pendiri Kerajaan Majapahit. Jadi bila ditarik dari silsilah ini, Raden Syahid sebenarnya adalah anak turun pendiri kerajaan Syahid lahir di Tuban saat Majapahit mengalami kemunduran karena kebijakan yang salah kaprah, pajak dan upeti dari masing-masing kadipaten yang harus disetor ke Kerajaan Majapahit sangat besar sehingga membuat miskin rakyat jelata. Suatu ketika, Tuban dilanda kemarau panjang, rakyat hidup semakin sengsara hingga suatu hari Raden Syahid bertanya ke ayahnya “Bapa, kenapa rakyat kadipaten Tuban semakin sengsara ini dibuat lebih menderita oleh Majapahit?”. Sang ayah tentu saja diam sambil membenarkan pertanyaan anaknya yang kritis Syahid yang melihat nasib rakyatnya merana, terpanggil untuk berjuang dengan caranya sendiri. Cara yang khas anak muda yang penuh semangat juang namun belum diakui eksistensinya; menjadi “Maling Cluring”, yaitu pencuri yang baik karena hasil curiannya dibagi-bagikan kepada orang-orang miskin yang menderita. Tidak hanya mencuri, melainkan juga merampok orang-orang kaya dan kaum bangsawan yang hidupnya ketika, perbuatan mulia namun tidak lazim itu diketahui oleh sang ayah dan sang ayah tanpa ampun mengusir Raden Syahid karena dianggap mencoreng moreng kehormatan keluarga adipati. Pengusiran tidak hanya dilakukan sekali namun beberapa kali. Saat diusir Raden Syahid kembali melakukan perampokan namun sialnya dia tertangkap pengawal kadipaten hingga sang ayah kehabisan akal sehat.“Syahid anakku, kini sudah waktunya kamu memilih, kau yang suka merampok itu pergi dari wilayah Tuban atau kau harus tewas di tangan anak buahku”. Syahid tahu dia saat itu harus benar-benar pergi dari wilayah Tuban dan akhirnya, dia pun dengan hati gundah pergi tanpa arah tujuan yang jelas. Suatu hari dalam perjalanannya di hutan Jati Wangi, dia bertemu lelaki tua yang kemudian memperkenalkan dirinya sebagai Sunan Bonang. Sunan Bonang adalah putra dan murid Sunan Ampel yang berkedudukan di Bonang, dekat yang ingin merampok Sunan Bonang akhirnya harus bertekuk lutut dan Syahid akhirnya berguru pada Sunan Bonang. Oleh Bonang yang saat itu sudah jadi guru spiritual ini, Syahid diminta duduk diam bersila di pinggir sungai. Posisi duduk diam meneng ini di kalangan para yogi dikenal dengan posisi meditasi. Syahid saat itu telah bertekad untuk mengubah orientasi hidupnya secara total seratus delapan puluh derajat. Yang awalnya dia berjuang dalam bentuk fisik, menjadi perjuangan dalam bentuk batin metafisik. Dia telah meninggalkan syariat masuk ke ruang hakekat untuk mereguk nikmatnya makrifat. Namun syarat yang diajarkan Sunan Bonang cuma satu duduk, diam, meneng, mengalahkan diri/ego dan patuh pada sang guru sejati kesadaran ruh. Untuk menghidupkan kesadaran guru sejati ruh yang sekian lama terkubur dan tertimbun nafsu dan ego ini, Bonang menguji tekad Raden Syahid dengan menyuruhnya untuk diam di pinggir perintahnya hanya diminta untuk diam tok, tidak diminta untuk dzikir atau ritual apapun. Cukup diam atau meneng di tempat. Dia tidak diminta memikirkan tentang Tuhan, atau Dzat Yang Adikodrati yang menguasai alam semesta. Tidak, Sunan Bonang hanya meminta agar sang murid untuk patuh, yaitu DIAM, MENENG, HENING, PASRAH, SUMARAH, SUMELEH. Awalnya, orang diam pikirannya kemana-mana. Namun sekian waktu diam di tempat, akal dan keinginannya akhirnya melemas dan akhirnya benar-benar tidak memiliki daya lagi untuk berpikir, energi keinginan duniawinya lepas landas dan lenyap. Raden Syahir mengalami suwung total, fana total karena telah hilang sang diri/ego.“BADANKU BADAN ROKHANI, KANG SIFAT LANGGENG WASESA, KANG SUKSMA PURBA WASESA, KUMEBUL TANPA GENI, WANGI TANPA GANDA, AKU SAJATINE ROH SAKALIR, TEKA NEMBAH, LUNGO NEMBAH, WONG SAKETI PADA MATI, WONG SALEKSA PADA WUTA, WONG SEWU PADA TURU, AMONG AKU ORA TURU, PINANGERAN YITNA KABEH….”Demikian gambaran kesadaran ruh Raden Syahid kala itu. Berapa lama Raden Syahid diam di pinggir sungai? Tidak ada catatan sejarah yang pasti. Namun dalam salah satu hikayat dipaparkan bahwa sang sunan bertapa hingga rerumputan menutupi tubuhnya selama lima tahu. Setelah dianggap selesai mengalami penyucian diri dengan bangunnya kesadaran ruh, Sunan Bonang menggembleng muridnya dengan kawruh ilmu-ilmu agama. Dianjurkan juga oleh Bonang agar Raden Syahid berguru ke para wali yang sepuh yaitu Sunan Ampel di Surabaya dan Sunan Giri di Gresik. Raden Syahid yang kemudian disebut Sunan Kalijaga ini menggantikan Syekh Subakir gigih berdakwah hingga Semenanjung Malaya hingga Thailand sehingga dia juga diberi gelar Syekh Malaya.“KESADARAN INSAN KAMIL”Malaya berasal dari kata ma-laya yang artinya mematikan diri. Jadi orang yang telah mengalami “mati sajroning urip” atau orang yang telah berhasil mematikan diri/ego hingga mampu menghidupkan diri-sejati yang merupakan guru sejati-NYA. Sebab tanpa berhasil mematikan diri, manusia hanya hidup di dunia fatamorgana, dunia apus-apus, dunia kulit. Dia tidak mampu untuk masuk ke dunia isi, dan menyelam di lautan hakikat dan sampai di palung satu ajaran Sunan Kalijaga yang didapat dari guru spiritualnya, Sunan Bonang, adalah ajaran hakikat shalat sebagaimana yang ada di dalam SULUK WUJIL UTAMANING SARIRA PUNIKI, ANGRAWUHANA JATINING SALAT, SEMBAH LAWAN PUJINE, JATINING SALAT IKU, DUDU NGISA TUWIN MAGERIB, SEMBAH ARANEKA, WENANGE PUNIKU, LAMUN ARANANA SALAT, PAN MINANGKA KEKEMBANGING SALAM DAIM, INGARAN TATA KRAMA. Unggulnya diri itu mengetahui HAKIKAT SALAT, sembah dan pujian. Salat yang sesungguhnya bukanlah mengerjakan salat Isya atau maghrib. Itu namanya sembahyang. Apabila disebut salat, maka itu hanya hiasan dari SALAT DAIM, hanya tata krama.Di sini, kita tahu bahwa salat sejati adalah tidak hanya mengerjakan sembah raga atau tataran syariat mengerjakan sholat lima waktu. Salat sejati adalah SALAT DAIM, yaitu bersatunya semua indera dan tubuh kita untuk selalu memuji-Nya dengan kalimat penyaksian bahwa yang suci di dunia ini hanya Tuhan HU-ALLAH, DIA ALLAH. Hu saat menarik nafas dan Allah saat mengeluarkan nafas. Sebagaimana yang ada di dalam Suluk Wujil PANGABEKTINE INGKANG UTAMI, NORA LAN WAKTU SASOLAHIRA, PUNIKA MANGKA SEMBAHE MENENG MUNI PUNIKU, SASOLAHE RAGANIREKI, TAN SIMPANG DADI SEMBAH, TEKENG WULUNIPUN, TINJA TURAS DADI SEMBAH, IKU INGKANG NIYAT KANG SEJATI, PUJI TAN PAPEGETAN. Berbakti yang utama tidak mengenal waktu. Semua tingkah lakunya itulah menyembah. Diam, bicara, dan semua gerakan tubuh merupakan kegiatan menyembah. Wudhu, berak dan kencing pun juga kegiatan menyembah. Itulah niat sejati. Pujian yang tidak pernah berakhirJadi hakikat yang disebut Sholat Daim nafas kehidupan yang telah manunggaling kawulo lan gusti, yang manifestasinya adalah semua tingkah laku dan perilaku manusia yang diniatkan untuk menyembah-Nya. Selalu awas, eling dan waspada bahwa apapun yang kita pikirkan, apapun yang kita kehendaki, apapun yang kita lakukan ini adalah bentuk yang dintuntun oleh AKU SEJATI, GURU SEJATI YANG SELALU MENYUARAKAN KESADARAN HOLISTIK BAHWA DIRI KITA INI ADALAH DIRI-NYA, ADA KITA INI ADALAH ADA-NYA, KITA TIDAK ADA, HANYA DIA YANG ADA. Sholat daim ini juga disebut dalam SULUK LING LUNG karya Sunan Kalijaga SALAT DAIM TAN KALAWAN, MET TOYA WULU KADASI, SALAT BATIN SEBENERE, MANGAN TURU SAHWAT NGISING. Jadi sholat daim itu tanpa menggunakan syariat wudhu untuk menghilangkan hadats atau kotoran. Sebab kotoran yang sebenarnya tidak hanya kotoran badan melainkan kotoran batin. Salat daim boleh dilakukan saat apapun, misalnya makan, tidur, bersenggama maupun saat membuang kotoran.Ajaran makrifat lain Sunan Kalijaga adalah IBADAH HAJI. Tertera dalam Suluk Linglung suatu ketika Sunan Kalijaga bertekad pergi ke Mekkah untuk melaksanakan ibadah haji. Di tengah perjalanan dia dihentikan oleh Nabi Khidir. Sunan dinasehati agar tidak pergi sebelum tahu hakikat ibadah haji agar tidak tersesat dan tidak mendapatkan apa-apa selain capek. Mekah yang ada di Saudi Arabia itu hanya simbol dan MEKAH YANG SEJATI ADA DI DALAM DIRI. Dalam suluk wujil disebutkan sebagai berikutNORANA WERUH ING MEKAH IKI, ALIT MILA TEKA ING AWAYAH, MANG TEKAENG PRANE YEN ANA SANGUNIPUN, TEKENG MEKAH TUR DADI WALI, SANGUNIPUN ALARANG, DAHAT DENING EWUH, DUDU SREPI DUDU DINAR, SANGUNIPUN KANG SURA LEGAWENG PATI, SABAR LILA ING ING MEKAH TULYA NGIDERI, KABATOLLAH PINIKANENG TENGAH, GUMANTUNG TAN PACACANTHEL, DINULU SAKING LUHUR, LANGIT KATON ING NGANDHAP IKI, DINULU SAKING NGANDHAP, BUMI ANENG LUHUR, TINON KULON KATON WETAN, TINON WETAN KATON KULON IKU SINGGIH TINGALNYA AWELASAN.Tidak tahu Mekah yang sesugguhnya. Sejak muda hingga tua, seseorang tidak akan mencapai tujuannya. Saat ada orang yang membawa bekal sampai di Mekah dan menjadi wali, maka sungguh mahal bekalnya dan sulit dicapai. Padahal, bekal sesungguhnya bukan uang melainkan KESABARAN DAN KESANGGUPAN UNTUK MATI. KESABARAN DAN KERELAAN HIDUP DI DUNIA. Masjid di Mekah itu melingkar dengan Kabah berada di tengahnya. Bergantung tanpa pengait, maka dilihat dari atas tampak langit di bawah, dilihat dari bawah tampak bumi di atas. Melihat yang barat terlihat timur dan sebaliknya. Itu pengelihatan yang terbalik.Maksudnya, bahwa ibadah haji yang hakiki adalah bukanlah pergi ke Mekah saja. Namun lebih mendalam dari penghayatan yang seperti itu. Ibadah yang sejati adalah pergi ke KIBLAT YANG ADA DI DALAM DIRI SEJATI. Yang tidak bisa terlaksana dengan bekal harta, benda, kedudukan, tahta apapun juga. Namun sebaliknya, harus meletakkan semua itu untuk kemudian meneng, diam, dan mematikan seluruh ego/aku dan berkeliling ke kiblat AKU SEJATI. Inilah Mekah yang metafisik dan batiniah. Memang pemahaman ini seperti terbalik, JAGAD WALIKAN. Sebab apa yang selama ini kita anggap sebagai KEBENARAN DAN KEBAIKAN MASIHLAH PEMAHAMAN YANG DANGKAL. APA YANG KITA ANGGAP TERBAIK, TERTINGGI SEPERTI LANGIT DAN PALING BERHARGA DI DUNIA TERNYATA TIDAK ADA APA-APANYA DAN SANGAT RENDAH bekal agar sukses menempuh ibadah haji makrifat untuk menziarahi diri sejati? Bekalnya adalah kesabaran dan keikhlasan. Sabar berjuang dan memiliki iman yang teguh dalam memilih jalan yang barangkali dianggap orang lain sebagai jalan yang sesat. Ibadah haji metafisik ini akan mengajarkan kepada kita bahwa episentrum atau pusat spiritual manusia adalah BERTAWAF. Berkeliling ke RUMAH TUHAN, berkeliling bahkan masuk ke AKU SEJATI dengan kondisi yang paling suci dan bersimpuh di KAKI-NYA YANG MULIA. Tujuan haji terakhir adalah untuk mencapai INSAN KAMIL, yaitu manusia sempurna yang merupakan kaca benggala Kalijaga adalah manusia yang telah mencapai tahap perjalanan spiritual tertinggi yang juga telah didaki oleh Syekh Siti Jenar. Berbeda dengan Syekh Siti Jenar yang berjuang di tengah rakyat jelata, Sunan Kalijaga karena dilahirkan dari kerabat bangsawan maka dia berjuang di dekat wilayah kekuasaan. Di bidang politik, jasanya terlihat saat akan mendirikan kerajaan Demak, Pajang dan Mataram. Sunan Kalijaga berperan menasehati Raden Patah penguasa Demak agar tidak menyerang Brawijaya V ayahnya karena beliau tidak pernah berlawanan dengan ajaran akidah. Sunan Kalijaga juga mendukung Jaka Tingkir menjadi Adipati Pajang dan menyarankan agar ibukota dipindah dari Demak ke Pajang karena Demak dianggap telah kehilangan kultur yang terletak di pedalaman cocok untuk memahami Islam secara lebih mendalam dengan jalur Tasawuf. Sementara kota pelabuhan jalurnya syariat. Jasa lain Sunan Kalijaga adalah mendorong Jaka Tingkir Pajang agar memenuhi janjinya memberikan tanah Mataram kepada Pemanahan serta menasehati anak Pemanahan, yaitu Panembahan Senopati agar tidak hanya mengandalkan kekuatan batin melalui tapa brata, tapi juga menggalang kekuatan fisik dengan membangun tembok istana dan menggalang dukungan dari wilayah sekeliling. Bahkan Sunan Kalijaga juga mewariskan pada Panembahan Senopati baju rompi Antakusuma atau Kyai Gondhil yang bila dipakai akan kebal senjata apapun. TOPIK LAINNYAciri ciri keturunan brawijaya v, jodoh satrio piningit, Ciri keturunan Aji Saka, Pangeran sangga buana, asal usul mahesa suro, Ciri-ciri fisik keturunan Banten, ciri-ciri keturunan jaka tingkir, Ciri-ciri KETURUNAN Tubagus, ciri keturunan batoro katong, silsilah keturunan dewi lanjar .
  • 4hsak18702.pages.dev/19
  • 4hsak18702.pages.dev/798
  • 4hsak18702.pages.dev/333
  • 4hsak18702.pages.dev/406
  • 4hsak18702.pages.dev/318
  • 4hsak18702.pages.dev/886
  • 4hsak18702.pages.dev/969
  • 4hsak18702.pages.dev/347
  • 4hsak18702.pages.dev/859
  • 4hsak18702.pages.dev/424
  • 4hsak18702.pages.dev/23
  • 4hsak18702.pages.dev/152
  • 4hsak18702.pages.dev/203
  • 4hsak18702.pages.dev/264
  • 4hsak18702.pages.dev/679
  • kisah perjalanan spiritual para wali allah