Ahlibedah di NYU Langone Health, AS, berhasil mentransplantasi ginjal babi ke manusia. Penerima cangkok ginjal babi ini adalah seorang pasien wanita dengan gejala disfungsi ginjal yang sudah meninggal. Begini proses transplantasi ginjal tersebut.Transplantasi ginjal atau pencangkokan ginjal adalah prosedur bedah untuk mengganti organ ginjal yang telah mengalami kerusakan akibat gagal ginjal kronis stadium akhir. Ginjal yang dicangkok dapat berasal dari donor yang masih hidup atau sudah meninggal dunia. Ginjal adalah organ yang sangat penting bagi tubuh. Sepasang organ ini memiliki fungsi untuk menyaring dan membuang zat sisa, cairan, mineral, dan racun yang ada di dalam tubuh melalui urine. Saat fungsi ginjal menurun, seperti pada gagal ginjal, zat yang seharusnya dibuang akan menumpuk di dalam tubuh, sehingga dapat menyebabkan gangguan kesehatan. Itulah mengapa seseorang yang ginjalnya sudah tidak bisa berfungsi dengan baik perlu mendapatkan terapi yang dapat menggantikan fungsi ginjal. Pada tahap awal gagal ginjal, fungsi ginjal mungkin masih bisa dibantu dengan cuci darah dan continuous ambulatory peritoneal dialysis CAPD atau cuci darah lewat perut. Namun, jika fungsi ginjal sudah sangat menurun, cuci darah maupun CAPD tidak dapat menanggung semua kerja ginjal. Jadi, untuk menangani ginjal yang fungsinya sudah sangat menurun akibat gagal ginjal kronis stadium akhir, transplantasi ginjal dipercaya lebih baik dalam memperpanjang hidup dan meningkatkan kualitas hidup penderita. Jenis Transplantasi Ginjal Berdasarkan kategori donor, transplantasi ginjal dibagi menjadi dua macam, yaitu Living-donor kidney transplant, yaitu transplantasi salah satu ginjal dari donor yang masih hidup Deceased-donor kidney transplant, yaitu transplantasi ginjal dari donor yang baru meninggal dunia, atas izin keluarga atau keinginan donor ketika masih hidup Di Indonesia, transplantasi ginjal baru dilakukan dari donor yang masih hidup. Indikasi Transplantasi Ginjal Seperti yang telah disebutkan di atas, transplantasi ginjal dilakukan pada pasien yang terdiagnosis menderita gagal ginjal kronis stadium akhir, yaitu kondisi ketika fungsi ginjal sudah sangat menurun dan sudah terjadi penumpukkan racun di dalam tubuh. Berikut ini adalah tanda-tanda fungsi ginjal sudah sangat menurun Penumpukan cairan di dalam tubuh, seperti di lengan, tungkai, dan paru-paru, yang mengakibatkan pembengkakan pada bagian tubuh, sesak napas, dan produksi urine menurun Mual dan muntah Nafsu makan menurun Kulit pucat dan kering Gatal-gatal Mudah merasa lelah Mudah memar Nyeri otot, sendi, atau tulang Linglung hingga penurunan kesadaran Beberapa kondisi berikut ini dapat meningkatkan risiko seseorang mengalami gagal ginjal kronis Diabetes tipe 1 atau tipe 2 Tekanan darah tinggi atau hipertensi Glomerulonefritis Lupus Sindrom hemolitik uremik Anemia sel sabit Penyakit asam urat Rheumatoid arthritis Beberapa jenis kanker, seperti limfoma, multiple myeloma, dan renal cell carcinoma Infeksi HIV Gangguan pada aliran urine, misalnya akibat batu saluran kemih Penyakit ginjal polikistik Peringatan Transplantasi Ginjal Untuk menjalani transplantasi ginjal, pasien harus berada dalam kondisi yang cukup sehat, sehingga kemungkinan untuk sembuhnya tinggi. Oleh karena itu, pasien gagal ginjal kronis stadium akhir dengan kondisi di bawah ini umumnya tidak diperbolehkan untuk menjalani transplantasi ginjal Infeksi bakteri atau virus yang tidak tertangani dengan baik, seperti tuberkulosis TBC yang menyebar Penyakit kardiovaskular yang parah, seperti gagal jantung Kanker yang telah menyebar Hepatitis kronis dan sirosis hati Gangguan mental berat atau psikosis Selain itu, kondisi-kondisi yang dapat melemahkan tubuh, seperti kebiasaan merokok, mengonsumsi alkohol secara berlebihan, atau menyalahgunakan NAPZA, akan meningkatkan risiko kegagalan transplantasi ginjal. Jadi, pasien dengan kondisi ini mungkin tidak didahulukan untuk mendapatkan organ donor. Usia pendonor dan penerima juga menjadi salah satu aspek yang diperhatikan, karena dengan bertambahnya usia, risiko komplikasi dan kegagalan transplantasi semakin meningkat. Selain itu, kecocokan ginjal, golongan darah, dan jaringan tubuh dari penerima dan pendonor juga harus dipastikan. Sebelum Transplantasi Ginjal Sebelum menjalani transplantasi ginjal, dokter akan melakukan evaluasi dengan mengajukan beberapa pertanyaan kepada pasien mengenai riwayat penyakit yang pernah diderita, obat-obatan yang digunakan, serta riwayat alergi terhadap obat bius dan obat imunosupresan. Dokter juga akan melakukan pemeriksaan umum, mulai dari pemeriksaan fisik, tes darah, pemindaian, seperti Rontgen, CT scan, atau MRI, hingga pemeriksaan psikologi untuk memastikan kesiapan fisik dan mental pasien. Proses ini memerlukan waktu beberapa hari. Pasien juga harus melakukan beberapa tes untuk memastikan kecocokan dengan ginjal donor. Hal ini bertujuan untuk menekan potensi penolakan tubuh terhadap organ ginjal yang baru. Beberapa tes tersebut adalah Cek golongan darah Tahap pertama adalah mengecek golongan darah pasien. Tujuannya adalah untuk mengetahui apakah golongan darah pasien dan pendonor cocok. Cek jaringan Jika golongan darah cocok, dilakukan cek jaringan untuk mengetahui kecocokan jaringan pendonor dan pasien. Tes ini dilakukan dengan pemeriksaan human leukocyte antigen HLA, di mana gen pendonor akan dibandingkan dengan gen pasien atau resipien. Tes kecocokan darah crossmatch Pada tes terakhir ini, sampel darah donor dan sampel darah pasien akan diambil lalu dicampurkan di laboratorium untuk diperiksa ada atau tidaknya reaksi. Jika tidak terdapat reaksi, darah pendonor dan pasien dianggap cocok dan risiko penolakan organ oleh tubuh rendah. Pada pasien yang belum mendapat donor ginjal, dokter akan menganjurkan pasien untuk melakukan beberapa hal berikut ini hingga mendapatkan calon donor ginjal Menjalani diet yang telah disesuaikan dengan kondisi kesehatan Tidak merokok Tidak minum alkohol Berolahraga secara rutin Mengonsumsi obat yang telah diresepkan oleh dokter Berkonsultasi dengan dokter secara rutin Jika donor dan resipien telah siap dan telah ditentukan tanggal untuk operasi transplantasi ginjal, baik pendonor atau resipien akan diminta untuk berpuasa selama 8 jam sebelum prosedur transplantasi ginjal dilakukan. Prosedur Transplantasi Ginjal Prosedur transplantasi ginjal dilakukan bersamaan dengan operasi pengambilan ginjal dari donor. Berikut ini adalah tahap-tahap yang dilakukan dokter dalam prosedur transplantasi ginjal Pasien akan diminta untuk mengganti pakaiannya dengan pakaian rumah sakit. Setelah berganti pakaian, pasien akan diminta berbaring di atas tempat tidur dengan posisi telentang. Dokter akan memberikan suntikan anestesi umum bius total, sehingga pasien tidak akan merasakan apa-apa selama prosedur berlangsung. Dokter akan membuat sayatan di bagian bawah perut. Usai ginjal dari donor diambil, dokter akan memasang ginjal tersebut ke tubuh pasien tanpa mengangkat ginjal pasien yang lama, kecuali jika terdapat infeksi atau keluhan nyeri sebelumnya. Dokter akan menyambung pembuluh darah yang ada pada ginjal baru ke pembuluh darah di perut, agar ginjal baru mendapatkan pasokan darah dan dapat berfungsi dengan normal. Dokter akan menyambungkan saluran kemih ureter dari ginjal baru ke kandung kemih. Dokter juga dapat memasang stent tabung kecil khusus di ureter baru untuk melancarkan aliran urine selama 6–12 minggu usai transplantasi. Saat ginjal sudah terpasang dengan sempurna, dokter akan menutup sayatan di perut dengan jahitan. Secara keseluruhan, prosedur transplantasi ginjal umumnya memakan waktu lebih kurang 3 jam. Selama operasi, tekanan darah, denyut jantung, dan kadar oksigen dalam darah pasien akan terus dimonitor. Setelah Transplantasi Ginjal Setelah efek anestesi bius total mulai menurun, pasien akan merasakan nyeri pada bagian sayatan. Dokter akan memberikan obat pereda nyeri untuk meringankannya. Usai menjalani transplantasi ginjal, pasien perlu dirawat setidaknya 1 minggu di rumah sakit agar dokter dapat mengobservasi dan memastikan tidak ada efek atau komplikasi yang terjadi. Setelah diperbolehkan pulang, pasien akan diminta beristirahat di rumah selama setidaknya 6 minggu dan menghindari aktivitas fisik berat atau mengangkat benda berat sebelum dokter mengizinkan. Umumnya, organ ginjal yang baru akan langsung bekerja sesuai fungsinya. Namun, terkadang ada juga yang memerlukan waktu hingga beberapa hari atau beberapa minggu, sehingga pasien masih perlu menjalani cuci darah sampai ginjal baru bekerja secara normal. Untuk menekan potensi penolakan organ ginjal donor, pasien akan diberikan obat imunosupresan, seperti ciclosporin, tacrolimus, kortikosteroid, atau mycophenolate mofetil. Imunosupresan merupakan obat yang dapat menekan sistem kekebalan tubuh, sehingga sistem kekebalan tubuh tidak menyerang organ ginjal donor yang dapat dianggapnya sebagai benda asing. Selain pemberian imunosupresan, dokter juga dapat memberikan obat antibiotik, seperti ertapenem; antivirus, seperti valganciclovir; atau antijamur, seperti nystatin, untuk mencegah timbulnya infeksi akibat sistem kekebalan tubuh yang ditekan. Untuk melancarkan proses pemulihan, pasien diharuskan melakukan kontrol rutin dan mengonsumsi obat-obatan yang diresepkan oleh dokter. Komplikasi Transplantasi Ginjal Berikut ini adalah komplikasi yang dapat terjadi akibat menjalani transplantasi ginjal Penolakan tubuh terhadap ginjal yang baru, sehingga ginjal gagal berfungsi Infeksi Penggumpalan darah Perdarahan Saluran urine dari ginjal baru ke kandung kemih bocor atau terhambat Stroke Serangan jantung Selain komplikasi dari tindakan, pasien transplantasi ginjal juga dapat merasakan efek samping dari obat imunosupresan, seperti Jerawat Kenaikan berat badan Pengeroposan tulang osteoporosis Diabetes Hipertensi Kadar kolesterol darah tinggi Tremor Mudah terkena penyakit infeksi Transplantasiginjal di Indonesia sedang berkembang pesat pada beberapa tahun terakhir, namun pencarian donor ini seringkali sulit mendapatkannya. Keterbatasan tersedianya donor hidup dengan hubungan keluarga mengakibatkan tingginya angka donor hidup tanpa hubungan keluarga. Dari 323 resipien transplantasi ginjal di dapatkan kesintasan
› Layanan transplantasi ginjal di Indonesia masih belum optimal. Padahal, transplantasi ginjal merupakan terapi pengganti fungsi ginjal paling ideal bagi pasien gagal ginjal kronis. Kualitas hidup pasien bisa lebih baik. KOMPAS/RADITYA HELABUMIAktivis dari Indonesia Kidney Care Club menggelar aksi memperingati Hari Ginjal Sedunia dengan membagikan stiker dan buku saku mengenai kesehatan ginjal kepada masyarakat yang melintas di kawasan Bundaran Hotel Indonesia, Jakarta, Kamis 8/3. Hingga saat ini terapi penanganan penyakit gagal ginjal dapat dilakukan dengan cuci darah hemodialisis, cuci darah lewat perut dialisis peritoneal, dan cangkok ginjal yang semuanya memerlukan biaya yang Januari 2020, Rinaldi Alamsyah 38 didiagnosis gagal ginjal kronis. Saat itu, dokter menyatakan fungsi ginjalnya hanya 5 persen. Terapi harus dilakukan untuk menggantikan fungsi Rinaldi mendapatkan terapi pengganti fungsi ginjal dengan hemodialisis atau cuci darah. Namun, setelah satu tahun menjalani terapi hemodialisis, ia akhirnya memutuskan untuk melakukan transplantasi ginjal. Keputusan tersebut dilakukan setelah ia melihat rekannya yang juga mengalami gagal ginjal kronis menjadi jauh lebih produktif setelah mendapatkan transplantasi ginjal. ”Setelah mendapatkan transplantasi ginjal, ternyata memang kualitas hidup saya lebih baik dibanding ketika harus mendapatkan cuci darah rutin. Bahkan, kondisi saya hampir sama seperti sebelum sakit,” juga Transplantasi Ginjal, Terapi Paling Ideal untuk Gagal GinjalDonor ginjal didapatkan dari istrinya. Sejumlah proses dilakukannya sehingga akhirnya dinyatakan layak untuk mendapatkan transplantasi ginjal. Akhirnya, pada 2021, ia pun melakukan transplantasi ginjal di RS Siloam Hospital Asri, mendapatkan transplantasi ginjal, ternyata memang kualitas hidup saya lebih baik dibanding ketika harus mendapatkan cuci darah rutin. Bahkan, kondisi saya hampir sama seperti sebelum Besar Ilmu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Endang Susalit, yang juga Ketua Tim Transplantasi Ginjal RS Siloam Asri, menuturkan, seseorang yang sudah mengalami gangguan fungsi ginjal, terutama jika fungsi ginjalnya kurang dari 15 persen, gejala gagal ginjal akan muncul. Pada kondisi tersebut, terapi pengganti ginjal pun harus BESAR PERHIMPUNAN NEFROLOGI INDONESIATangkapan layar dari presentasi gejala penyakit ginjal kronik yang disampaikan Ketua Bidang Organisasi Pengurus Besar Perhimpunan Nefrologi Indonesia Pernefri Zulkhair Ali dalam peringatan Hari Ginjal Sedunia di Jakarta, Kamis 17/3/2022.Umumnya ada tiga terapi yang bisa diberikan, yakni hemodialisis atau yang dikenal dengan cuci darah, peritoneal dialisis, dan transplantasi ginjal atau cangkok ginjal. Akan tetapi, sebagian besar pasien gagal ginjal kronis mendapatkan terapi hemodialisis sebagai terapi pengganti menurut Endang, transplantasi ginjal merupakan terapi yang paling ideal bagi pasien gagal ginjal kronis. Sebab, dengan transplantasi ginjal pasien bisa memiliki kualitas dan harapan hidup yang lebih baik dibandingkan terapi lainnya. Selain itu, pola makan pun tidak seketat ketika harus menjalani hemodialisis yang disebabkan oleh diabetes melitus dinyatakan memiliki harapan hidup sekitar delapan tahun. Namun, jika pasien tersebut melakukan transplantasi ginjal, harapan hidupnya bisa meningkat menjadi 25 juga Transplantasi Ginjal Tingkatkan Harapan dan Kualitas HidupPenyakit ginjal kronis merupakan kondisi gangguan fungsi dan struktur ginjal menahun yang terjadi lebih dari tiga bulan dengan berbagai implikasi kesehatan. Gejala yang biasa muncul, yakni pembengkakan pada kaki, hipertensi, sesak napas, anemia, serta mual dan Indonesian Renal Registry 2019 menunjukkan, insiden atau kasus baru pasien hemodialisis di Indonesia sebanyak 250 kasus per satu juta penduduk. Sementara prevalensi pasien hemodialisis mencapai 500 kasus per satu juta penduduk.”Sebagian besar pasien gagal ginjal di Indonesia melakukan hemodialisis sebagai terapi pengganti ginjal. Sementara dengan transplantasi ginjal sebenarnya lebih baik. Selain kualitas dan harapan hidup, transplantasi juga lebih efisien dari sisi biaya. Meski awalnya biayanya besar, itu hanya butuh sekali dan setelah itu cukup mengonsumsi obat,” tutur dia, praktik transplantasi ginjal di Indonesia masih belum optimal. Tantangan yang dihadapi, antara lain, ketersediaan pusat transplantasi yang terbatas serta masyarakat yang masih apatis dengan donasi organ. Saat ini, pusat transplantasi ginjal di Indonesia baru tersedia di delapan layanan. Dua layanan tersedia di Sumatera, lima layanan di Jawa, dan satu layanan di itu, tantangan lainnya ialah peran Komite Transplantasi Nasional KTN yang masih kurang. Apabila peran komite ini bisa dioptimalkan sebagai perantara antara donor dan penerima transplantasi, terapi transplantasi ginjal bisa lebih banyak dimanfaatkan oleh terutama untuk mencegah adanya donor ginjal yang ilegal. Masyarakat pun tidak perlu melakukan transplantasi di luar negeri. Kualitas sumber daya di Indonesia sudah amat baik dalam melakukan transplantasi Departemen Medik Urologi RS Cipto Mangunkusumo/Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Nur Rasyid menambahkan, perkembangan terbaru dari terapi transplantasi ginjal sudah bisa dilakukan di Indonesia. Metode pemeriksaan untuk persiapan operasi dan obat imunosupresan terbaru sudah diterapkan. Obat ini diberikan untuk mengurangi risiko rejeksi atau penolakan dari transplantasi yang juga Tranplantasi Ginjal Perlu Perhatikan Karakteristik DonorTatalaksanaNur yang juga Ketua Siloam Hospital ASRI Urology Center menyampaikan, transplantasi ginjal dilakukan secara komprehensif yang didukung oleh tim dokter spesialis multidimensi. Tatalaksananya harus dilakukan secara baik, mulai dari persiapan, operasi, hingga monitoring pascaoperasi. Hal tersebut berlaku baik bagi resipien atau penerima transplantasi maupun SUCIPTO KPasien yang menderita diabetes, dan gangguan ginjal di Rumah Sakit Dr Soegiri Lamongan, sedang menjalani cuci yang dilakukan meliputi pemeriksaan golongan darah, pemeriksaan fungsi ginjal dan penyakit diabetes melitus bagi donor, serta tidak membutuhkan transfusi darah bagi penerima dinyatakan layak, transplantasi pun bisa dilakukan. Saat ini, teknik baru yang dilakukan untuk transplantasi melalui retroperitoneal atau laparoskopi langsung di lokasi ginjal. Pada teknik ini, komplikasi bagi donor lebih prosesnya, pelaksanaan transplantasi pada donor dengan pembuluh darah arteri ginjal lebih dari satu MRA menghadapi kendala. Namun, dengan kemampuan operasi yang sudah berkembang, kondisi tersebut bisa diatasi dan memberikan keberhasilan yang sama baiknya dengan donor dengan pembuluh darah arteri tunggal.”Transplantasi ginjal masih harus dikembangkan di Indonesia. Fasilitas pun harus terus ditingkatkan. Di RSCM saja, saat ini masa tunggu untuk transplantasi ginjal hingga satu tahun. Jika fungsi KTN bisa dioptimalkan, pelaksanaan transplantasi ginjal bisa meningkat 10-15 kali lipat,” tutur Nur.
Iamengatakan RSCM sendiri memiliki komitmen yang jelas terhadap layanan transplantasi ginjal di antaranya menyiapkan sarana dan prasarana untuk pelaksanaan transplantasi ginjal dengan aman. Kemudian, memastikan dokter dan tenaga medis bebas COVID-19. Selanjutnya, melakukan pemeriksaan COVID-19 pada pasien yang akan melakukanTransplantasi Ginjal Terapi Ideal bagi Penderita Gagal GinjalDipublikasikan Pada Rabu, 04 Oktober 2017 000000, Dibaca KaliJakarta, 4 Oktober 2017Transplantasi ginjal atau cangkok ginjal adalah terapi ideal bagi penderita gagal ginjal. Hal ini karena transplantasi ginjal dapat mempersingkat waktu penyembuhan, sehingga pasien tidak perlu lagi melakukan cuci darah berulang kali dan menghabiskan biaya hingga ratusan juta pernyataan Dokter Spesialis Penyakit Dalam Divisi Nefrologi dan Hipertensi RSUP Adam Malik Medan, Prof. dr. Harun Rasyid Lubis, kepada media pada konferensi pers di Ruang Rapat Lantai 2 RSUP Adam Malik, Selasa 3/10.''Dengan cangkok ginjal ini, penyembuhan pasien akan lebih cepat dan tidak perlu cuci darah. Kita tahu bahwa untuk sekali cuci darah bisa mencapai angka hingga 1 juta rupiah per sekali cuci darah. Mereka melakukan itu selama satu kali dalam seminggu, diperkirakan selama satu tahun bisa mencapai 100 juta biaya dikeluarkan oleh pasien,'' Harun menambahkan, saat ini ada 11 pasien yang telah menunggu di RS Adam Malik untuk dilakukan transplantasi. Pada operasi keempat tim bedah transplantasi Adam Malik akan mampu melakukan sendiri proses operasi. Adapun utntuk operasi sebelumnya, RS Adam Malik disupervisi oleh RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo.''Ketiga dan keempat pasien sudah siap. Sampai saat ini yang daftar sudah ada 11 orang semenjak 3 bulan lalu. Banyak sebenarnya. Untuk itu saya yakin tim bedah RSUP Adam Malik telah siap mengerjakan sendiri, tapi masih berhubungan dengan supervisi dari RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo,'' Ginjal Jadi Layanan UnggulanSaat ini, transplantasi ginjal ditanggung oleh BPJS Kesehatan. Di awal implementasi jaminan kesehatan nasional JKN pada tahun 2014 silam, BPJS Kesehatan juga pernah menanggung transplantasi ginjal yang dilakukan salah satu RS Vertikal Kemenkes, yakni RS Hasan Sadikin tahun 2017, Kemenkes mencatat RS Sanglah Denpasar di Bali dan RS Adam Malik Medan telah berhasil melakukan transplantasi ginjal. Keberhasilan metode pengobatan, perkembangan ilmu kedokteran serta upaya penguatan jaminan kesehatan masyarakat mendorong agar RS Vertikal Kemenkes menjadikan cangkok ginjal sebagai layanan ke depan, pilihan utama para pasien gagal ginjal bukanlah cuci darah melainkan transplantasi cangkok ginjal. Pasien yang menjalani cuci darah maka para pasien diharuskan melakukannya rutin dua kali seminggu. Sedangkan jika melakukan transplantasi ginjal akan lebih cost effectiveness dibandingkan cuci darah, pasien hanya perlu minum obat dan tidak tergantung dengan mesin cuci ini disiarkan oleh Biro Komunikasi dan Pelayanan Masyarakat,Kementerian Kesehatan RI. Untuk informasi lebih lanjut dapat menghubungi Halo Kemkes melalui nomor hotline 1500-567, SMS 081281562620, faksimili 021 5223002, 52921669, dan alamat email kontak[at]kemkes[dot]go[dot]id.
- Жазваζ еፍ ог
- Էн оվефէрι
- Аኄጎсасрጹփо τ հ
- Иφուρա гладр ገ
- Եδጄнի йጼмու իտοму
- Опс յεрቦле զιቨиη
- Е баቁе ե
- ጩыηጪчጥнтኧ ι
Kemudian biaya transplantasi ginjal jauh lebih mahal dibandingkan cuci darah. "Di Indonesia biaya HD lebih murah, maka biayanya sama dengan tiga tahun (cuci darah)," ucap dr. Rasyid. Mengenai operasi ginjal disebut-sebut sebagai tindakan yang berbahaya, menurut dr. Rasyid, tidaklah benar dan ini hanya mitos. Sebab, di RSCM sendiri angka
.